Usai makan malam, Ayna bergegas ke kamar guna bersiap-siap karena akan pergi menonton. Setelah itu, ia kembali turun. Namun, tampak Arkan malah bersantai-santai di ruang tengah sambil menatap layar TV.
Ayna yang heran segera menghampiri. Ia kemudian mendudukkan bokongnya di samping sang suami.
"Om?"
"Hmm."
Gadis itu memutar mata malas, ia berkali-kali mendengkus karena kesal. Ayna bersedekap dan mendelik tajam. Arkan yang ikut bingung hanya menatap istrinya dengan alis terangkat.
"Kenapa?"
Lelaki itu bertanya.
"Gimana, sih? Katanya mau nonton. Kok, malah leha-leha di sini." Dengan kesal Ayna menjawab pertanyaan suaminya.
Arkan terkekeh, ia menarik lembut kepala sang gadis ke sisinya kemudian mendekapnya. Beberapa kali terlihat ia mengecup dan mengusap kepala sang istri yang tengah mengenakan kerudung berwarna dongker tersebut.
"Ini udah nonton, Sayang."
Ayna memdongak, menatap lekat netra elang lelaki itu. Lalu berkata, "Hah?! Jadi, maksud Om nonton itu cuma nonton TV, toh?"
Arkan mengangguk diselingi kekehan kecil di akhir.
Bugh!
"Suka banget usilin Ayna."
"Hahaha!"
• • •
"Aku berangkat ya? Kamu baik-baik di rumah."
Usai sarapan, Arkan berpamitan pada istrinya untuk ke kantor. Ayna hanya berdeham dengan wajah tampak datar dan kesal dengan kejadian semalam, bahkan ia tidak bereaksi apa-apa saat lelaki itu mengecup kening juga kedua pipinya.
"Jangan marah, entar pulang aku beliin ice cream. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
• • •
Siangnya, tampak Arkan kini tengah sibuk berbincang dengan beberapa orang penting. Sesekali memijat pelipisnya, lalu menatap sang sekretaris.
Sementara itu, tampak seorang gadis mendorong pintu masuk. Lantas menuju meja resepsionis.
"Permisi, Mbak. Ruangan Om Arkan di mana, ya?"
Om Arkan, maka gadis itu tak lain adalah Ayna. Orang yang ditanya mengernyit kebingungan. Bagaimana tidak, selama ini tidak ada perempuan yang pernah mencari sang bos dengan menyebutnya 'Om'.
'Sejak kapan Pak Arkan memiliki keponakan?' batin wanita itu sambil menatap Ayna dari atas hingga bawah. Cantik.
"Mbak?"
Wanita itu tersentak mendengar panggil Ayna.
"Eh, maaf. Mari saya tunjukkan."
Ayna mengangguk dan mulai melangkah mengikuti orang itu.
.___.Maaf pendek, sengaja emang karena beberapa hari ke depan aku gak bakalan Up dulu di Wp.
Paket sekarat, dah stadium akhir dia. Eh, tapi kalo di fb masih lanjut ya. Soalnya part di fb ama di Wp kan beda tuh. Di fb baru part 4, dan di Wp udah part 6.
Jangan bosen 🙈
Aku akan kembali, kok. Gak akan hilang kayak dia yang suka Ghosting 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Gadis Polos [Completed]
Художественная проза[HATI-HATI, BANYAK TYPO! BELUM DIREVISI] Anak SD mungkin polos, atau bahkan anak TK-lah yang sangat polos. Namun, apa jadinya jika gadis berusia sembilan belas tahun malah mengalahkan kepoloson anak-anak itu. Itulah ujian utama Arkan sebagai suami A...