Part 12

5K 299 15
                                    

Arkan langsung mendelik tajam, Ayna pun tak mau kalah. Bola pupilnya membulat sekaligus melotot. Tak lupa pipi yang digembungkan menambahkan kesan horor gadis itu. Seketika tubuh Arkan melemas, dirinya tidak akan mampu melawan perempuan berstatus istrinya tersebut.

Kini, ia hanya bisa pasrah saat jari-jari mungil Ayna menjalar di kedua pipi. Sesekali ia meringis karena dicubit.

"Makanya, kalau istri lagi marah, tuh, dibujuk. Bukan malah dipelototin. Mau ulangi lagi, hem?"

"Ampun, Na. Ampun, aku nyerah, deh."

Rasanya oksigen di sekitar menipis. Arkan merasakan sesak di dada, detik berikutnya ia langsung tak sadarkan diri. Melihatnya seperti itu, Ayna sontak saja kaget setengah mati.

"Om? Om Arkan, bangun."

Tangannya beralih menepuk pelan pipi Arkan, tetapi tidak ada respons apa-apa dari sang lelaki. Ayna sekarang gelagapan, bingung harus berbuat apa.

Ia beranjak dari sofa, lantas memperbaiki posisi suaminya dan tak lupa meletakkan kepala orang itu pada bantal kecil. Selepas itu, ia bergegas ke dapur mengambil air.

Di saat sang istri sedang panik, Arkan perlahan membuka mata. Mengintip area sekitar ruang tamu, tidak ada Ayna. Ia terkikik karena berhasil mengerjai sang gadis.

Mendengar langkah mendekat ke arah dirinya, Arkan kembali menutup mata.

"Om, bangun. Om ...."

Ayna memercikkan air ke wajah Arkan, tetapi si empu tak kunjung bangun. Sebab merasa bersalah, gadis itu mulai terisak. Tubuhnya luruh ke lantai, bahunya terguncang seirama dengan suara tangis yang keluar.

Arkan yang tidak tega akhirnya membuka mata. Ia bangun dan pindah posisi ke dekat Ayna. Direngkuhnya sang istri, mengusap lembut bahunya agar segera tenang.

"Udah, aku gak papa, kok." Arkan berkata dengan suara lembut.

"M–maafin, Ayna. Ayna udah durhaka sama Om Arkan ...."

"Gak papa, lagian aku gak marah. Siapa coba yang kuat marahin istri kayak kamu. Kalau aku mah, emang gak akan sanggup."

Ayna mengusap wajahnya dengan ujung kerudung yang dipakai, ia mendongak menatap manik kehitaman nan tajam itu.

"Bener? Om Arkan gak marah sama Ayna?"

Arkan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setiap orang memiliki batas kesabaran masing-masing, begitu pula dengan Arkan. Lelaki itu memang terkadang kesal dengan sikap dan pola pikir istrinya. Namun, sebisa mungkin dirinya tetap sabar. Bukan tidak ingin marah atau apa, tetapi Arkan berusaha menjadi suami yang baik sebagaimana yang dicontohkan Nabi.

Saat seorang istri marah-marah, maka diamlah. Biarkan mereka mengeluarkan apa yang menjadi sumber kekesalannya. Lalu, lihat setelah itu. Mereka akan kembali baik-baik saja seperti tidak pernah terjadi sesuatu.

Sebaliknya, jika istri marah-marah dan suami ikut marah, yang ada masalah bukannya selesai malah bertambah banyak.

Selain alasan-alasan itu, Arkan juga memiliki prinsip lain dalam hidup. Jika kesabaran memiliki batas, maka batasnya adalah kematian. Selagi masih bernyawa, berarti masih bisa bersabar.

"Kamu mau makan apa, hem? Biar aku yang masakin," ucap Arkan setelah Ayna mulai tenang.

"Gak ada, Ayna mau tidur siang aja. Capek udah marah-marah, terus nangis juga," balasnya dengan suara pelan.

"Heum, ayo tidur."

Arkan melepas rengkuhannya, lalu memberi isyarat agar Ayna tidur dengan kepala di pangkuan sang lelaki. Tidak ada penolakan, gadis itu hanya diam dan melakukan perintah.

"Bobo yang nyenyak, jangan lupa baca doa."

"Iya."

• • •

"Na? Ayna? Hei, bangun. Kamu gak mau makan? Udah mau asar, lho, Sayang."

Ayna menggeliat, perlahan ia membuka mata. Kamar. Ya, Arkan yang memindahkannya.

"Udah jam berapa, Om?"

"14.35 ...."

"Astagfirullah, udah mau sore dan Ayna belum masak. Om kenapa gak bangun dari tadi, sih?"

Ayna menyibak selimut, lalu meraih kerudung instannya yang ada di nakas kemudian memakai kain tersebut.

Arkan yang duduk di tepi tempat tidur memggaruk kepala, dirinya salah lagi. 'Apa iya, laki-laki itu selalu salah di mata perempuan? Lha, salahnya di mana coba? Heran aku,' batinnya.

"Kamu marah lagi?" tanya Arkan.

Ayna hanya meliriknya dengan tatapan tajam, lebih tajam dari tusuk konde. Astagfirullah.

"Ya udah, aku pingsan lagi aja."

"Eh, jangan!"

_____

Dilarang ngakak, ktawa boleh 😂😂
Karena ada rasa gimana gitu, ya. Akhirnya malam ini diriku Up dua kali. Sampai tugas negara terbengkalai 😂😂
Padahal besok catatan mau diperiksa 🙈🙈

Bantu doanya gaes, moga aku gak dipecat dari kantor X MIPA 1
🤧🤧😅

Menikahi Gadis Polos [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang