Kitten.. Thirty Nine

1.1K 217 13
                                    

Jack terlihat berubah selama beberapa hari belakangan ini. Jikalau biasanya ia akan terdengar rusuh, bawel, dan tidak bisa diam, kali ini ia menunjukan kebalikan dari sifat aslinya itu.

Selalu diam-diam ia akan memerhatikan Brian serta Weynie dengan pikiran terus menimbang-nimbang; haruskah ia beritahu apa yang terjadi? Haruskah kedua temannya itu tahu dengan apa yang ia temukan beberapa lalu?

Jack merasa dilema, bimbang dengan dirinya sendiri. Satu sisi ia ingin mengatakan apa yang ia ketahui, tapi bila itu terjadi takkan menampik resiko lainnya juga; kedua sahabatnya itu akan terancam keselamatannya. Lantas ia harus bagaimana?

"Jack!" panggil Weynie mana kala menemukan pria itu tengah melamun, dengan sorot mata kosong mengarah pada piring makanan favoritnya; lasagna.

"Jack?" Brian ikut menyebutkan namanya. Tapi baik Weynie ataupun Brian sendiri, tak ada satupun yang berhasil menarik Jack kembali dari alam bawah sadarnya.

Hingga gebrakan meja yang si grizzly lakukan sukses membuat sosok panda gadungan itu tersentak kaget. Bonus dengan umpatan dari si beruang kutub lantaran segelas air mendadak tumpah ke atas pangkuannya.

"Jack!"

"Apa!" Jack menyahuti dengan suara lantang.

"Win, celanaku basah tau!" lain lagi dengan Brian yang seketika komplen akan perangai temannya. Tapi sayang, ia tak dipedulikan sama sekali.

"Kamu kenapa sih? Belakangan ini ngelamun terus, ada masalah?" Weynie setengah mengomel dengan kalimatnya.

Jack diam sesaat, ia melirik ke arah Brian yang juga tengah memandangnya dengan penuh tanda tanya. Pria itu sudah sejak dua hari lalu sembuh, dan karena itu juga Jack jadi semakin bimbang sendiri dengan keputusannya.

Hingga helaan napas panjang mengawali ucapannya, "Kalian habisin dulu aja makannya. Nanti aku kasih tau," titahnya kemudian, membuat Weynie serta Brian jadi saling bertatapan seolah melempar pertanyaan yang sama; ada apa memangnya?

-----

"Jack!" panggil Weynie -saat lelaki itu hendak melangkah pergi- disertai tangan yang meraih bahu si empunya nama hingga tubuhnya memutar. "Kamu punya hutang penjelasan sama kami, sebenarnya ada apa?" paparnya kemudian

Jack terdiam, melirik ke belakang Weynie di mana ada Brian yang ikut berdiri dengan raut bingung serta cemas, seolah memberitahukan lewat tatapannya bilamana Jack memang harus bicara. Dan membuatnya semakin bimbang saat ini, hingga akhirnya memutuskan untuk berterus terang.

Ia mengajak keduanya untuk duduk di ruang tengah lebih dulu, membuka laptopnya yang sejak tadi di charge dan mengetik sesuatu di sana, sebelum berkata, "Aku minta maaf karena menyembunyikan ini sejak beberapa hari yang lalu. Jujur saja, aku bimbang untuk mengatakannya."

Weynie melirik Brian, mengernyitkan alisnya yang selanjutnya disambut gelengan kepala dari sahabatnya tersebut; tanda tidak paham.

"Aku menemukan Achel," tukas Jack, dan spontan membuat Weynie serta Brian berteriak serempak.

"APA!?"

Jack memutarkan laptopnya, menunjukan sebuah foto yang ia simpan dalam galeri; foto seorang pria yang duduk di sebuah kursi mewah, memegang cerutu di salah satu tangannya. Sedang di atas pangkuan nampak seekor kucing kecil tengah meringkuk dengan tatapan kosong mengarah ke kamera.

"Achel!" hentak Brian.

"Dia siapa? Jack, bagaimana bisa kamu nemuin foto ini? Dia siapa, Jack?!" cerca Weynie yang tak kalah kaget melihatnya.

"Itulah masalahnya. Aku gak tahu apakah orang ini memang sengaja mengambil Achel karena dia bisa berubah bentuk, atau..." Jack menggantung kalimatnya, tatapannya terlihat serius menyorot pada sepasang jelaga serta amber milik dua kawannya tersebut.

My Little Kitten ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang