Kitten.. Thirty One

1.6K 259 35
                                    

Hup!

Brian menaikan tubuh Achel lebih tinggi lagi dalam gendongannya. Kucing besar itu tadi kedapatan tak sengaja tidur di atas remah-remah salju tatkala mereka tengah memandang bintang di atas langit.

Ah, bagaimana ya menjelaskan perasaan pria berkulit pucat itu kini? Yang pasti setelah kejadian tadi keduanya jadi sama-sama terdiam. Tak ada ucapan sama sekali setelahnya, hanya deru napas yang saling menghembus lelah dan rona di pipi yang nampak memerah.

Tapi yang jelas Brian akui dan ia sadari adalah satu hal, mutlak tak bisa dielak lagi karena..

Ia jatuh cinta.

Pada kucingnya sendiri.

Astaga. Ia tahu ini adalah sebuah rasa yang salah dan mungkin Tuhan akan menghukumnya, tapi mau dibantah bagaimanapun jua, kehadiran rasa itu tak bisa ditahannya.

Bukan salah Brian yang melabuhkan hati pada seekor hybrid kucing maha lucu ini. Bukan salah Achel pula yang mendadak muncul di hidup si pria, tatkala ia kesepian dan butuh perhatian.

Bukan. Bukan salah mereka, dan memang tak ada yang bersalah satu pun kenyataannya. Yang salah hanyalah takdir Tuhan sendiri kenapa mempersatukan dua mahluk yang jelas sungguh jauh perbedaannya.

Brian itu manusia, murni adanya. Sementara Achel? Entah apa. Ia sendiri bahkan tak yakin mengatakan jika si manis berekor panjang itu adalah memang seorang hybrid, Karena memang tak bisa dibenarkan selagi tak ada bukti akan kebenarannya.

"Yuk, pulang," ucapnya sembari menggendong si manis seperti seekor bayi koala yang lucu. Pipinya yang bulat itu nampak penuh karena posisinya berbaring miring menghadap ke arahnya. Hembusan napas hangatnya bahkan terasa amat nyata menyapu di leher Brian saat ini. Suara dengkuran lembut pun samar-samar terdengar ke rungu, sepertinya ia memang merasa begitu kelelahan saat ini.

Pluk!

Brian tak sadar jika topi kelinci yang dikenakan si manis jatuh di jalan, sementara ia terus melangkah ke depan mengarah di mana mobilnya berada.

Namun andai saja ia berbalik untuk sesaat, ia akan menemukan ada sesosok orang asing dengan pakaian serba gelap yang berjalan di belakangnya. Orang itu berhenti, dan diam tepat kala kakinya hampir menginjak sesuatu yang terjatuh di atas tumpukan salju.

"Hm?" suara gumaman itu menyertai tangan yang meraih benda berbulu lembut tersebut, sebelum kemudian ia dekatkan pada hidungnya yang tertutup masker dan mengendusnya sesaat.

"Blackberry" suaranya yang berat terdengar memecah kesunyian. Lantas tangannya mengambil sesuatu dari dalam saku dan melakukan panggilan dari benda itu. "Objek 0-3-2-5 sudah ditemukan, Tuan. Haruskah saya membuntutinya?"

Ada suara lain yang tak kalah berat menyahuti dari ujung belah bumi lainnya. "Tapi bukankah ini waktu yang bagus untuk hal itu?" tanyanya lagi. Dan jawaban selanjutnya yang ia dapat membuat sosoknya seketika menganggukkan kepala singkat sebelum menjawab, "Baik, Tuan," dan ia pun mengakhiri panggilan tersebut setelahnya.

"Kucing manis, sudah waktunya kau untuk kembali pulang," senyuman menyeringai itu mungkin tak tampak dari balik masker yang ia kenakan, tapi nada serta intonasi suara yang dikeluarkannya sudah mampu menjelaskan seberapa berbahaya dari kalimatnya barusan.

"Kucing manis, sudah waktunya kau untuk kembali pulang," senyuman menyeringai itu mungkin tak tampak dari balik masker yang ia kenakan, tapi nada serta intonasi suara yang dikeluarkannya sudah mampu menjelaskan seberapa berbahaya dari kalimatnya b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Little Kitten ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang