Kitten.. Twenty Six

1.7K 276 128
                                    

Ponsel itu berdering nyaring dari atas meja Tv, membuat si kecil yang tidur di sudut ruangan menjadi terusik karena suaranya. Ia menggeliat kecil sambil meluruskan kaki dan tangannya ke depan. Tatkala saat itu juga manik birunya tak sengaja menangkap sosok si tuan yang segera menyambar benda pipih berisik itu.

Achel bangun dari tidurnya yang hanya sesaat, kucing kecil itu kemudian sibuk menggaruk belakang kupingnya menggunakan kaki sebelum menjilati beberapa bagian tubuh lain; ekor dan tangannya sendiri.

Dan sepertinya ia merasa lapar, jadi kaki mungil itupun berjalan menuju dapur mencari mangkuk makanannya. Tapi tatkala ia lewat, mendadak perhatiannya tertuju pada sisi lain belakang rumah; mesin cuci yang berada di depan pintu wc. Dan melihat ada banyak sekali pakaian berserakan di sana. Sesaat hidung bundar itu sibuk mengendus beberapa baju, menghirup aroma dari sisa keringat tuannya, tapi kemudian ia mendekat ke arah pintu mesin cuci yang terbuka dan iseng masuk ke dalamnya. Mungkin ia mencari tahu ada apa di dalam sana.

Tanpa tahu jika ada si kecil di dalam benda itu, mendadak Brian muncul dan memasukan pakaian kotornya beserta satu cup sabun bubuk ke dalam tabungnya, lalu memutarkan timer dan tombol si mesin tatkala sudah dikiranya beres.

Namun belum sampai kaki itu melangkah pergi, rungunya sudah lebih dulu menangkap suara sesuatu dari dalam sana.

Lonceng kecil di kalung si kecil itu terus berbunyi nyaring seiring dengan tubuhnya yang ikut berputar-putar karena mesin yang menyala. Tentu saja melihat anak kucingnya ikut tercuci dengan pakaian membuat pria muda berkulit pucat itu kaget bukan main seketika.

"ASTAGA, ACHEL!!!"

"ASTAGA, ACHEL!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plak!

Pukulan kencang mendarat tepat di kepala Brian. Sudah tak salah lagi siapa orang yang melakukannya, tentu saja Weynie. Pria berparas beruang dengan tubuh tinggi besar itu memandangnya nyalang dan setengah menggeram.

"Bodoh!" hujatnya seketika. Pun Brian hanya bisa pasrah menerimanya.

"Serius, aku gak sengaja. Gak tau kalo Achel bakalan masuk ke dalam mesin cuci juga," kelakar Brian.

Weynie masih memandangnya tajam, tapi kemudian ia berpaling pada si kecil yang kini sibuk menjilati bulunya sambil duduk di atas brangkar klinik hewan itu. Tangan besarnya terulur, mengusap kepala si kucing dengan perlahan sebelum mengangkatnya ke gendongan.

"Untung dia gak kenapa-napa. Coba kalo sampe mati!? Kamu bakalan jadi orang pertama yang bakalan aku gantung di atas menara sutet nanti!" geramnya.

Brian tak menjawab, ia hanya mengusap tengkuknya dan menghela napas berat. Menyadari bahwa memang ini adalah kesalahan dirinya sendiri. Namun juga bersyukur jika kalau saja bukan karena kalung lonceng pemberian Jack yang ia kenakan ke leher si kecil, mungkin ia akan menemukan kucing itu sudah mati mengenaskan di dalam mesin cuci.

Ah, Brian.. kamu melakukannya lagi. Bisiknya sendiri tatkala ingat dengan nasib malang hewan-hewan peliharaannya yang lain. Dan nyaris saja Achel masuk ke dalam daftar hitam itu.

My Little Kitten ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang