Kitten.. Two

3.9K 489 139
                                    

Ilustrasi rumah Brian yang di mulmed.



















Rumah itu terlihat sederhana. Berdiri di antara jejeran bangunan dengan gaya serupa pada sebuah komplek perumahan kecil yang letaknya hampir berada di pinggiran kota. Karena hanya dalam jarak kurang dari satu kiloan saja sudah dapat melihat pagar berduri dengan batasan hutan di tepiannya.

Brian bisa saja mendapatkan yang lebih baik dari bangunan itu tentunya. Tapi semua kenangan indah dari tumbuh kembangnya sejak kecil ada di sana. Semua kenangan tentangnya juga tentang kedua orang tuanya yang sudah tiada disaksikan dalam bisu oleh rumah tersebut.

Dan Brian tentu takan pernah mau menghapusnya hanya karena ingin mendapatkan hunian yang lebih baik. Lagipula, ia hanya tinggal sendirian, jadi tak membutuhkan tempat yang luas hanya untuknya saja.

Ya.. begitulah sekilas tentang fakta si pria berkulit pucat pemilik cafe yang kebetulan saat ini sudah memarkirkan mobilnya ke dalam garasi.

Ahhh.. rasanya lelah sekali. Bahkan saat baru keluar dari mobil saja, Brian nampak memutar-mutarkan pinggangnya, membuat bunyi gemeretak dari persendian yang kaku kian terdengar memecah kesunyian malam.

Mana yang katanya mau melakukan one night stand tadi!? Baru pulang sehabis mengoperasikan satu cafe kecil saja sudah kelelahan seperti kakek renta tujuh puluh tahunan. Bagaimana bisa ia bertahan di ranjang saat melakukan ronde nanti!? Mungkin baru satu kali main sudah pingsan.

Oke, skip bagian yang itu dan mari lihat apa yang dilakukannya saat ini di dalam rumah dengan handuk dan sandal bulunya yang berwarna pink.

Oh, wait!? Brian memakai sandal bulu!? Aestetic sekali bukan!?

Baik, abaikan soal aestetic atau apalah itu. Brian memang suka memakai sendal bulu di dalam rumahnya karena itu membuat kakinya hangat dan nyaman. Lagi pun takan ada yang peduli sama sekali bukan!?

Ya, tidak ada. Kecuali seorang pria dengan kemeja kusutnya yang terlihat duduk di sebelah penghangat ruangan sambil menonton Tv.

"Astaga! Beruang siapa yang lepas dari kandangnya dan nyasar ke dalam rumah warga jam segini!?" Brian berpura-pura kaget dengan amat dramatis.

"Diam kau vampir gadungan!" celetuk sosok yang tak lain adalah Weynie, temannya itu.

Si empunya rumah bersidekap, memandang muram pada lawan bicaranya itu sebelum mendenguskan napas kasar dan ucapan yang pedas khas mulutnya.

"Biar kutebak! Kau masuk tanpa permisi ke dalam rumahku seperti maling karena kau bertengkar dengan ibumu lagi 'kan!?" selidiknya.

"Bukan salahku, Chiko sendiri yang memasukkan petasan ke dalam microwave dan membuat dapur hampir kebakaran, kenapa juga Mama harus memarahiku!?" urai Weynie tanpa diminta.

Brian memutar matanya sedikit malas. Drama tentang betapa nakal adik dari kawannya itu bukanlah kali pertama yang ia dengar. Sebelumnya bocah berusia tujuh belasan yang tengah menjadi topik bahasan saat ini juga pernah melakukan hal serupa di rumah Brian dengan memasukan kepalanya ke dalam mesin cuci yang sedang berputar. Akibatnya benda itu rusak. Dan membuat si bocah nyaris kehilangan kepalanya sendiri jika saja kakaknya tidak segera menolongnya.

Oh, jangan ditanya dengan perilaku diluar nalar lainnya yang sudah seperti makanan sehari-hari Weynie. Ya, sebab adiknya itu memang memiliki sedikit gangguan pada fungsi otaknya sejak lahir. Atau katakan saja ia mengidap autisme.

Namun meski demikian, Weynie sangat menyayangi adiknya. Sebab Chiko terkadang kerap lucu dan menggemaskan juga pada suatu waktu. Contoh, jika sudah bermain gelembung sabun.

My Little Kitten ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang