Kitten.. Twelve

2.2K 356 81
                                    

"Huh, ampir aja lari ke tengah jalan lagi," gerutu Brian mengangkat Achel yang tadi dikejar-kejar olehnya.

Kini setelah pulang dari klinik hewan Weynie, lelaki berkulit pucat itu tak lekas membawa si manis kembali ke rumah mereka. Melainkan mampir terlebih dahulu ke tempat Jack, hendak membeli sesuatu di sana.

Ckling!

"Selamat datang di Jack Petshop, ada yang bisa saya bantu?" Jack menyambut pelanggannya yang datang itu dengan tubuh berjongkok di balik mesin kasir, tak tahu jika ternyata Brian yang datang.

"Hei, ini aku," ucapnya yang seketika membuat si pirang dengan tahi lalat di keningnya itu mengangkat wajahnya seketika.

"Oh, kukira siapa," sahutnya.

"Aku datang mencari mainan untuk Achel," kata Brian, lalu ia menurunkan si mungil yang digendongnya ke atas meja di sebelah mesin kasir.

"Achel?" Jack membeo, kemudian berdiri dan menepuk-nepuk tangannya yang dirasa berdebu. tapi saat melihat ada anak kucing yang ikut serta di tokonya, disaat itu juga ia membelalak kaget.

"Astaga. Kucing siapa ini?! Kenapa ada di sini!? Dia bisa mencuri makanan nanti," pekiknya dan hendak mengusir si manis dengan kemoceng. Tapi saat tangan Jack melayangkan alat pembersih tersebut, disaat itu juga Brian menarik Achel dan menggendongnya kembali.

"Hei! Ini kucingku!" teriaknya lantang.

Jack lagi-lagi terkejut, tapi itu hanya sebentar sebelum ia kembali bertanya pada Brian, "Kucingmu?"

"Ini Achel!" bentak si pengunjung.

"Ini Achel?" tapi Jack lagi-lagi membeo. "Jadi kucing ini namanya Achel? Dia kucingmu?"

"Ya!" Brian menjawab dengan bersungut-sungut.

"Oh, maaf kalo begitu," Jack malah mengedikkan pelan sebelah bahunya, santai sekali. "Aku gak tau."

"Huh! Kau ini, main pukul aja!"

"Ya abisnya dia gak pake kalung, kukira kucing liar yang masuk dan mau nyuri makanan lagi," cerca si empunya toko. "Jadi, ada apa? Apa kau mencari sesuatu?"

Ah, mengingat tentang itu, Brian pun segera mengangguk sebelum menyahuti, "Kau punya benda yang bisa dipakai cakaran kucing?" tanyanya.

"Ha?"

"Benda atau apa saja yang bisa dipakai kucing mencakar-cakar kukunya gitu. Soalnya sofa rumahku sudah koyak karena Achel terus mencakarinya," cerca Brian kemudian.

"Oooohh.." koor Jack panjang sebelum menjentikkan jemari tanda jika ia menemukan sesuatu dalam kepalanya, "Aku ada beberapa yang sepertinya bisa membantumu," katanya. Lalu beranjak ke arah rak-rak dalam toko tersebut yang diekori oleh Brian di belakangnya.

Toko Jack ini cukup besar dan luas, tak hanya itu tempatnyaa juga terbagi menjadi dua lantai. Jika di lantai bawah ada banyak dipenuhi dengan berbagai kebutuhan utama hewan seperti makanan dan lain sebagainya, di lantai atas maka akan menemukan banyak sekali jenis kandang hingga mainan besar seperti rumah-rumahan atau semacamnya.

Dan sekarang Brian terlihat sedang menggendong Achel di depan sebuah menara kucing penuh warna-warni pada pojok ruangan.

"Pilih saja," kata Jack padanya.

"Ehm.. Jack," sebut si kawan pelan, "Aku mencari benda yang bisa dipakai Achel untuk main cakar-cakaran, bukannya main rumah-rumahan," tambahnya.

"Hei, ini juga bisa tau! Coba kau turunkan si mungil dari gendonganmu itu dan membiarkannya mencoba lebih dulu," titah si empunya toko kemudian.

My Little Kitten ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang