Kitten.. Twenty Eight

1.6K 278 21
                                    

Ah, benar. Malam yang melelahkan dan entah bagaimana cerita kelanjutan dari kisah kelimanya. Dari teriakan Achel di tengah malam, dari kelanjutan susu Chiko yang tumpah, dari kamar kosong Brian yang berantakan atau juga kelakuan Jack serta Weynie yang berkelahi di dapur dengan serta merta wajah penggorengan sebagai ajang senjata mereka.

Entah bagaimana kelanjutannya, yang jelas pagi itu Weynie terbangun dalam posisi duduk di sofa dengan tubuh penuh kue berserakan di sekitarnya.

Entah bagaimana kelanjutannya, yang jelas pagi itu Weynie terbangun dalam posisi duduk di sofa dengan tubuh penuh kue berserakan di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ah, yang ini sih sudah pasti kerjaan Chiko. Sebab semalam hanya bocah itu yang terus merengek minta kue pada kakaknya.

"Mukamu ngenes banget, Win. Kayak gelandangan," celoteh Brian yang mendadak melintas di depannya dengan sapu serta lap pel di tangan.

"Ha?" Weynie belum sadar sepenuhnya. Tapi yang pertama kali ia lihat adalah sosok Jack yang tertidur di kolong meja dengan si kecil Achel yang sudah kembali menjadi kucing. Sementara Chiko..

"La la la.. aku sayang sekali, Winnie The Pooh..." sebuah nyanyian samar-samar terdengar dari balik pintu kamar mandi. Sudah tak asing lagi dengan lirik yang jelas salah itu, atau juga dengan suara cempreng dari sosok aslinya. Tentu saja, itu Chiko yang sedang mandi sambil bersenandung ria dari dalam bathtub.

"Chiko mandi?" tanyanya sambil bangun dan mengusak wajah yang masih bermuka bantal.

"Iya, katanya mau berenang di ember," jawab Brian kemudian disertai tangan yang sibuk mengayunkan sapu kesana-kemari.

"Duh, ada-ada aja tu anak," timpal si beruang.

Mendadak Brian berhenti di depannya, dan setengah berkacak pinggang sebelum menghela napas panjang, "Perkara ribut-ribut soal kita semalam itu," katanya membuka dialog, "Aku kena semprot tetangga seberang," tambahnya.

"Ha? Serius?" Weynie segera bangun, ia memungut banyaknya sisa kue yang berserakan di lantai dan juga bungkus makanan lainnya. "Tetangga yang mana? Bukannya sebelah kirimu itu sedang ke luar negeri ya? Dan yang kanan 'kan rumah kosong?" bingungnya.

"Seberang! Bukan sebelah."

Weynie terdiam, tangannya berhenti dengan raut wajah bingung menatap lawan bicaranya kini sebelum mengucapkan satu nama yang terlintas di dalam benaknya, "Barbara?" tanyanya.

Dan Brian menghela napas panjang sambil mengangguk mengiyakan. "Emang ada yang lain?"

"Tumben. Perasaan waktu kita karokean bareng Jack tempo hari itu, dia gak bicara apa-apa. Sampe ketemu denganku di jalan juga masih biasa-biasa aja," ucap Weynie. Dan tangannya kembali membantu membereskan bekas perkelahian si kucing dengan si mungil semalam.

Tapi kemudian ia terdiam dan menepuk keningnya dengan keras sebelum bergumam, "Fuck! Aku lupa semalam mau nanyain soal Achel," umpatnya.

"Astaga! Kamu kan nginep karena mau nanyain soal si kiciw yang masuk mesin cuci kemarin!" Brian menimpali.

My Little Kitten ✓ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang