"Aku butuh kamu." Kalau kupingku tidak salah, sepertinya Jungkook baru saja mengatakan bahwa ia membutuhkanku.
"Apa?" Aku bertanya untuk memastikan bahwa aku tidak salah dengar. Tetapi Jungkook tidak menjawabku, membuatku semakin yakin bahwa apa yang aku dengar memang tidak salah.
Aku kembali duduk, lalu menggenggam tangan Jungkook. "Kalau punya masalah, apapun itu, kau bisa bercerita kepadaku." Aku diam sesaat, tidak yakin akan melanjutkan kalimatku atau tidak, "Bagaimanapun, aku pernah menjadi orang yang paling dekat denganmu. Mungkin, mungkin saja aku bisa membantu." lanjutku akhirnya.
Jungkook menatap mataku, dan aku membalasnya. Beberapa detik kemudian, Jungkook mengeluarkan air matanya. Jujur saja, sebenarnya aku sangat terkejut. Jungkook yang aku kenal bukanlah seorang lelaki yang mudah menangis. Seberat itu kah masalah yang sedang ia hadapi?
Aku baru saja akan mengangkat jariku untuk menghapus air mata Jungkook sebelum ia cepat-cepat memalingkan wajahnya dan menyeka air matanya sendiri. "Kau tidak apa-apa?" tanyaku.
Taehyung sudah terlanjur datang dengan sup pereda pengarnya sebelum Jungkook menjawab pertanyaanku. "Makanlah." katanya kepada Jungkook setelah meletakkan sup tersebut di atas meja ruang tamu.
Jungkook melirikku sebentar, lalu akhirnya mengambil mangkuk sup di atas meja. "Terima kasih, Hyung." katanya. Kemudian ia mulai meminum sup buatan Taehyung itu.
Taehyung melihat ke arahku, "Nay, mau pulang?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Kuantar." lanjut Taehyung.
Aku perhatikan, sebenarnya wajah Taehyung tampak begitu lelah. Kalau dipikir-pikir bagaimana tidak, ia sudah bangun sejak pagi sekali untuk persiapan syuting. "Tidak usah, Tae. Aku akan pulang dengan taksi." kataku.
Taehyung mengernyitkan dahinya, "Kenapa?" tanyanya heran.
Aku tertawa kecil melihat ekspresi lucunya. "Kau terlihat sangat lelah. Tidurlah." jawabku dengan jujur. Wajah polos Taehyung selalu membuatku ingin bersikap terbuka kepadanya.
"Hmm..." Taehyung tampak berpikir. "Kalau begitu kau tidur di sini saja." lanjutnya.
Aku melotot. Sementara Jungkook refleks terbatuk-batuk, tersedak oleh sup hangatnya.
Melihat reaksi kami, Taehyung melanjutkan, "Yang lain tidak akan pulang ke dorm malam ini, mereka akan pulang ke rumah masing-masing, Nay. Kau lupa ini hari terakhir Bangtan melakukan kegiatan?" Taehyung lalu melihat ke arah Jungkook, "Kau tidak apa-apa, kan? Ia akan tidur di kamarku. Aku tidur di sofa."
Jungkook melihat ke arahku yang juga sedang melihat ke arahnya. Setelah beberapa saat, akhirnya ia mengangguk.
***
Aku terbangun dari tidurku karena merasa ingin ke kamar mandi. Sepertinya aku minum terlalu banyak sebelum tidur tadi. Jarum jam masih menunjuk ke angka dua, baru satu jam sejak aku tertidur. Aku bangkit dari kasur Taehyung dengan mata setengah terpejam. Aku keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar mandi dengan langkah sedikit terseok-seok.
Aku baru akan kembali ke kamar Taehyung setelah menuntaskan urusanku di kamar mandi, tetapi langkahku terhenti ketika melihat ke arah sofa di ruang tamu. Taehyung sedang tidur di sana, wajahnya terlihat sangat damai. Tanpa sadar, aku melangkahkan kakiku mendekat ke arahnya. Aku duduk di lantai depan sofa, menekuk lutut, lalu memandangi wajah polos Taehyung. Aku tidak dapat menahan tanganku untuk tidak terangkat, aku mengelus rambut Taehyung. Rambut ini begitu halus, membuatku enggan untuk berhenti mengelusnya.
Aku masih mengelus rambut Taehyung sampai ia terbangun sehingga membuatku berhenti sesaat. Taehyung memandangiku dengan mata setengah terpejam, ia tetap saja terlihat tampan dengan muka bantalnya. Aku tersenyum membalas tatapan Taehyung, kemudian lanjut mengelus rambutnya kembali. Taehyung mengangkat tangannya mendekati pipiku, ia lalu menyentuhnya. Aku memejamkan mata saat kurasakan belaian lembut tangan Taehyung di pipiku. Ketika aku membuka kembali mataku, kulihat wajah Taehyung mendekat. Aku tidak terlalu yakin dengan apa yang akan ia lakukan, namun aku memilih untuk kembali memejamkan kedua mataku. Detik berikutnya, aku merasakan bibir Taehyung telah menempel di bibirku.
Kedua bibir kami menempel cukup lama. Sejujurnya, aku juga enggan untuk melepaskan bibir itu. Taehyung lah yang akhirnya melepaskan ciumannya dariku lalu memundurkan wajahnya. Ia menatap mataku, kali ini dengan mata terbuka lebar, kulihat ia sudah sepenuhnya sadar dari kantuknya. Taehyung tampak sangat bersungguh-sungguh ketika ia berkata, "Aku suka kamu, Nay."
*****
♡vel♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over - Kooknay / Naykook
FanfictionNayeon dan Jungkook berpisah dengan status yang tidak jelas. Setelah mengirimkan sebuah pesan, tiba-tiba saja Jungkook tidak pernah lagi menghubungi Nayeon. Setelah 4 tahun, akhirnya Nayeon bertemu kembali dengan Jungkook yang sudah terkenal dalam n...