#4 Jungkook

908 127 3
                                    

Kami, Bangtan, baru saja mendapat kabar baik dari Sejin Hyung. Sejin Hyung, atau Manager Kim, adalah Manager Bangtan. Ia yang telah mengurus kami sejak awal debut hingga sekarang. Barusan Sejin Hyung memberi kabar bahwa kami akan segera mendapatkan stylist baru.

"Akhirnya!" kata V Hyung. Ia menari-nari asal menunjukkan kebahagiaannya, membuatku refleks ikut menari-nari. Entah mengapa, aku mudah sekali mengikuti kelakuan bodoh V Hyung.

Ah, akhirnya dua bulan kami yang menyusahkan karena stylist lama kami berhenti bekerja, akan segera berakhir.



***



Saat ini Bangtan sedang sibuk berlatih koreo lagu baru di ruang latihan. Kami akan segera melakukan comeback dengan judul lagu Fire. Seperti judul lagu baru kami, kami berlatih dengan semangat berapi-api. Tetapi di saat kami sedang berapi-api melakukan gerakan koreo, tiba-tiba saja musik kami berhenti, membuat kami semua mendadak ikut berhenti. Kami semua menoleh ke arah tape recorder, ingin tau siapa yang telah mengganggu latihan dengan menghentikan musik kami. Oh, itu Sejin Hyung. Ada apa?

"Oh, Hyung. Ada apa?" tanya Namjoon Hyung mewakili kami semua.

"Aku ingin memperkenalkan stylist baru untuk kalian." Sejin Hyung bergeser sedikit, lalu terlihatlah sosok stylist baru kami yang ternyata sudah berada di belakangnya.

Tunggu... Nayeon? Itu Nayeon, kan? Nayeonku?

Entah mengapa, tubuhku tiba-tiba saja terasa beku. Aku tidak bisa bergerak, apalagi berkata-kata. Aku juga tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutku, wajahku beku pada ekspresi itu. Nayeon... sudah berapa lama sejak aku menghilang darimu?

Sepertinya setelah itu jiwaku mengambang sesaat karena aku tidak menyadari apapun sampai V Hyung tiba-tiba merangkulku dan berkata, "Dan kau, kau harus memanggilnya Nuna, mengerti?!"

Apa? Aku harus memanggil Nayeonku 'Nuna'? Tidak. Itu tidak keren. Tentu saja aku akan menolak, "Kau berisik sekali, Hyung."

"Hey, jawab aku." V Hyung memaksa.

Tetapi sepertinya aku memang harus menurut, karena sekarang keadaanku dengan Nayeon sudah berbeda. Akhirnya aku mengalah, "Ya, aku mengerti."



***



Hari ini Bangtan akan melakukan syuting dan kami sudah mengenakan pakaian yang dipilihkan oleh Nayeon. Aku melihat ke arah Nayeon, ingin memandangi wajahnya. Ia masih secantik dulu, tetapi sekarang terlihat lebih dewasa. Tidak, sebenarnya ia semakin cantik.

Tiba-tiba V Hyung mendatangi Nayeon, sepertinya ia meminta tukar ikat pinggang karena tidak lama kemudian Nayeon mengganti ikat pinggangnya. V Hyung mengenakan ikat pinggang dibantu oleh Nayeon, membuatku entah mengapa, refleks melepaskan ikat pinggang yang telah kukenakan lalu memanggil V Hyung, "Hyung!"

"Ada apa?" tanya V Hyung melihat ke arahku.

"Aku ingin ikat pinggangmu." Itu adalah kalimat spontan. Saat ini aku hanya ingin Nayeon berhenti membantu V Hyung, dan aku berhasil.

"Memang apa bedanya? Ikat pinggang kita sama-sama berwarna hitam." V Hyung terlihat heran.

"Beda. Punyaku kain, aku ingin yang kulit." Aku harus mengatakan itu walau sebenarnya aku tidak menyukai ikat pinggang kulit. Yang kulit keras.

"Kalau begitu pakai yang itu saja." V Hyung malah menyuruhku mengenakan ikat pinggang kulit yang lain. Tidak, Hyung. Mengertilah.

"Tidak. Aku ingin yang berwarna hitam. Aku ingin punyamu." Aku tidak suka melihat Nayeonku membantumu mengenakan ikat pinggang, Hyung.

Pada akhirnya, V Hyung mengalah kepadaku dan memberikan ikat pinggangnya. Aku tau, aku telah bersikap sangat kekanak-kanakan hanya karena masalah ikat pinggang. Tetapi di Bangtan, V Hyung adalah orang terdekatku, aku sangat mengenalnya. Aku bisa melihat bahwa ada yang aneh dengan V Hyung. Sepertinya, ia menyukai Nayeonku.

Aku mengenakan ikat pinggang dari V Hyung. Baiklah, aku sedikit kesusahan. Ada apa dengan ikat pinggang kulit yang keras ini? Sepertinya Nayeon menyadarinya karena ia menawarkan bantuan kepadaku, "Mau kubantu?"

Aku terlalu terkejut saat diajak bicara oleh Nayeon, sehingga mendadak aku membeku. Tetapi kemudian aku segera tersadar saat seorang crew berteriak mengajak Bangtan berkumpul untuk melakukan briefing. Aku terlalu bingung harus menjawab apa, sehingga kata-kata yang keluar adalah, "Tidak usah." Lalu aku pergi ke titik di mana Bangtan disuruh berkumpul.

Sungguh, aku sangat menyesal. Mengapa tadi aku bersikap seperti itu kepada Nayeon? Mengapa aku harus sekacau itu hanya karena diajak bicara olehnya?



***



Bangtan telah selesai melakukan syuting dan saat ini kami akan pulang ke dorm. Kulihat Nayeon sedang sibuk membereskan pakaian kami. Ah, aku sangat ingin membantunya.

Jin Hyung mewakili Bangtan telah berpamitan kepada Nayeon, tetapi V Hyung malah ingin tinggal, "Hyung, aku akan tinggal sebentar lagi. Nanti aku akan pulang sendiri."

Tidak sengaja aku memperhatikan ekspresi Jimin Hyung, ia menatap V Hyung dengan senyuman yang seolah berkata 'Semoga sukses, Tae.' Dan, V Hyung membalasnya dengan sebuah tonjokan kecil di bahu. Baiklah, sepertinya V Hyung sudah bercerita sesuatu ke Jimin Hyung soal perasaannya terhadap Nayeonku.

Aku memutar otak, mencari alasan agar V Hyung tidak tinggal bersama Nayeon. Ah, iya, dia memiliki janji denganku. "Hyung, kau sudah berjanji akan bermain video game denganku malam ini."

"Tenang saja, anak kecil. Aku tidak akan pulang terlalu malam. Kita akan tetap bermain." Sial.

Akhirnya, kami pergi meninggalkan Nayeon dan V Hyung karena Yoongi Hyung sudah tidak sabar ingin pulang. Yoongi Hyung akan sangat ganas jika sedang kelelahan, jadi kami segera menurutinya.

Aku berjalan lambat ke area parkir mobil, otakku terus berpikir. Tidak, aku tidak rela meninggalkan Nayeonku bersama V Hyung, entah mengapa. Dan saat telah sampai di area parkir, aku memutuskan untuk kembali ke dalam. "Hyung, pulanglah duluan. Aku ada urusan sebentar." Lalu aku berlari meninggalkan para Hyung yang kebingungan.

Saat sudah kembali ke dalam, aku mendadak tidak berani menampakkan diriku di hadapan Nayeon dan V Hyung. Apa yang akan kukatakan kepada mereka? Bahwa aku terlalu kekanak-kanakan untuk membiarkan mereka hanya berdua saja?

Aku memutuskan untuk bersembunyi di balik pintu yang terbuka, mengintip apa yang mereka lakukan di dalam ruangan. Mengapa sekarang aku terlihat seperti seorang penguntit? Tidak masalah, aku tetap akan menguping pembicaraan mereka.

Aku sedang fokus mendengarkan percakapan mereka, sampai Nayeon memanggil namaku, "Jungkook?" Oh sial. Aku ketahuan. Dasar bodoh.

Aku menghela napas dan menegakkan tubuhku, bersiap untuk keluar dari persembunyian. Saat telah siap, aku melangkah keluar dari balik pintu dan menyapa Nayeon, bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa, "Oh, Nuna."



*****





hueeheheheee akhirnya jadi juga #4-nya. maaf ya lama T_T

#4 ini agak lebih panjang dari yang sebelum sebelumnya wiii semoga kalian tidak bosen hoho

suka? vote. mau tanya tanya? komen sajaaa. oh iya jangan lupa add ke library yaa biar kalian tau kalo aku udah update!^^

♡vel♡

Love Is Not Over - Kooknay / NaykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang