Ada yang berbeda dari Nayeon dan V Hyung, aku merasakannya. Sepertinya aku memang sudah harus menyiapkan hatiku untuk merelakan bahwa Nayeon memang sudah bukan bagian dari hidupku. Tidak, aku lah yang sudah bukan bagian dari hidupnya, sudah sejak lama. Tadinya, kupikir masih ada secuil harapan bahwa perasaan dari bertahun-tahun lalu masih tertinggal di hati Nayeon, karena aku seperti itu. Tetapi ternyata aku salah, tidak ada satu pun sikap Nayeon yang menunjukkan bahwa ia masih mencintaiku seperti dulu. Aku lah yang selalu mengharapkan hal itu.
V Hyung sedang mengantar Nayeon pulang ke apartemennya. Katanya tidak akan lama, namun aku tidak yakin akan hal itu. Walaupun begitu, aku tetap saja menunggu dengan harapan V Hyung akan segera pulang. Jujur saja, saat ini aku merasa gundah. Sadar tak sadar, jari-jariku mulai mengetik sesuatu di layar pesan ponselku.
To: Nayeon
Sudah sampai rumah?
Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam dengan perasaan gelisah, aku masih belum mendapat balasan dari Nayeon. Sepertinya aku harus mencari kegiatan lain untuk mengalihkan fokusku. Pandanganku menyapu seluruh kamar, mencari kira-kira apa yang bisa kulakukan selain memikirkan Nayeon, dan V Hyung. Aku baru menyadari bahwa ternyata kamarku sudah sangat berantakan. Karena kesibukan Bangtan belakangan ini, aku terlalu lelah dan tidak punya waktu untuk merapikannya. Baiklah, lebih baik aku membereskan kamarku saja. Sekaligus membereskan pikiran dan perasaanku agar tidak terus merasa gundah, karena sungguh itu tidak ada gunanya untukku saat ini.
Kamarku sudah setengah rapi. Saatnya merapikan pakaian-pakaian yang ada di dalam lemari. Pakaian-pakaian yang seharusnya terlipat dan tertumpuk rapi dalam lemariku memang sudah acak-acakan karena sering diambil dengan terburu-buru. Kini keadaannya sudah tak berbentuk. Aku mengeluarkan semua pakaian yang ada di dalam lemari dan berencana akan melipat ulang semuanya. Tetapi tunggu... ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ah, itu adalah kaleng biskuit tua berbentuk persegi yang selalu aku sembunyikan di sudut dalam lemariku, sejak aku masih menjadi trainee. Aku sudah sempat melupakannya hingga hari ini kutemukan kembali secara tidak sengaja.
Aku membuka tutup kaleng itu, kaleng biskuit bekas yang diisi penuh dengan kenangan indahku bersama Nayeon dulu. Hal pertama yang kulihat pada tumpukan di dalam kaleng itu adalah foto-foto kami berdua, aku dan Nayeonku. Aku tersenyum, memoriku kembali memutar peristiwa ketika kami mengambil foto ini. Saat itu hubungan kami belum berubah menjadi sepasang kekasih. Saat itu Nayeon hanya menganggapku sebagai adiknya, sementara aku menginginkan lebih. Saat itu kami sedang bermain di tempat permainan arkade ketika Nayeon menemukan photobox dan menarikku masuk ke dalam. Nayeon juga yang memasang bando kelinci yang kupakai dalam foto ini. Aku kembali melihat isi kaleng tersebut, selain tumpukan foto-foto ada juga beberapa surat yang terkadang iseng Nayeon tuliskan untukku. Surat-surat ini ada setelah hubungan kami sudah berubah menjadi sepasang kekasih. Aku membuka salah satu amplop dan membaca surat di dalamnya.
Dear Kookies,
Halo!! Aku punya kertas lucu yang menganggur jadi aku tulis saja surat untukmu. Aku sekarang sedang makan kookies. Enak sekali!! Rasa kelinci.
Panggil aku Nuna!! Walaupun sekarang kita pacaran tapi aku tetap nunamu!! >:O
Sudah, aku mau lanjut makan kookies. Bye! ♥
ILoveYou
Nayeon~
Aku tersenyum. Surat-surat yang diberikan Nayeon memang kebanyakan berisi kalimat-kalimat acak seperti itu. Aku tertawa ketika melihat bekas minyak mengering pada ujung kertas surat itu, sepertinya itu berasal dari remahan cookies yang ia makan sambil menuliskan surat ini. Aku beralih ke amplop surat yang berada di dasar tumpukan itu. Aku ingat, ini adalah surat terakhir yang ditulis Nayeon untukku, yang ia berikan di stasiun kereta api saat aku akan meninggalkan Busan dan berangkat ke Seoul untuk menjalani masa trainee. Aku kembali membuka amplop surat yang sudah pernah kubaca bertahun-tahun yang lalu.
Untuk pacarku sayang Kookie,
Kook. Bagaimana ini?? Sebenarnya banyak hal yang aku khawatirkan saat kamu memberitahuku bahwa kamu akan menjadi trainee di sana. Tetapi aku bisa apa? Itu impianmu. Tetapi lagi... bagaimana kalau tiba-tiba aku merindukanmu? Apa kamu bisa langsung pulang ke Busan untuk aku peluk-peluk?
Kook. Bagaimana ini?? Aku ingin menangis... Tetapi kalau aku menangis itu artinya aku tidak mendukung impianmu, jadi aku tidak boleh menangis!! >:O
Kook. Baik-baik di sana, ya. Fokus dengan impianmu, kejar. Tetapi tentu saja sambil sering-sering mengingatku. Jangan pernah lupa denganku!!
Kook. Aku sayang kamu. Aku berdoa yang terbaik untuk hidupmu. Kita sama-sama berjuang, ya. Sampai nanti aku bisa bebas memelukmu lagi kapan pun aku mau tanpa harus dibatasi dengan jarak (dan peraturan agencymu).
Yang akan sangat merindukanmu,
Nayeon
Perasaan rinduku terhadap Nayeon semakin menjadi-jadi. Aku ingin mendapatkannya kembali. Aku ingin dia menjadi milikku lagi.
*****
terima kasih buat yang masih setia nungguin!!^^
♡vel♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Not Over - Kooknay / Naykook
FanfictionNayeon dan Jungkook berpisah dengan status yang tidak jelas. Setelah mengirimkan sebuah pesan, tiba-tiba saja Jungkook tidak pernah lagi menghubungi Nayeon. Setelah 4 tahun, akhirnya Nayeon bertemu kembali dengan Jungkook yang sudah terkenal dalam n...