03:00 - 04:00 (Last)

8.5K 805 210
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

🐶

"Renjun menghancurkan kameranya!" Jeno berteriak mengganggu penutupan Relay Cam Renjun, lalu memasuki kamarnya.  Setibanya di dalam kamar, ia terkekeh pelan lalu menghembuskan napasnya pelan. "Jaemin bodoh, bagaimana bisa dia melewatkan kesempatan bergabung di Relay Cam kekasihnya sendiri? Ku harap dia bisa mengatasi kemarahan Renjun."

Jeno melangkahkan kakinya ke meja dan duduk di kursi. Ia mengeluarkan gadget di sakunya dan terlihat ada notifikasi panggilan tak terjawab. "Siapa yang menghubungiku?" Gumamnya sembari menekan notifikasi itu sehingga nama Haechan terlihat di sana, ternyata panggilan tak terjawab itu dari kekasihnya. Kapan dia meneleponnya? Apakah saat ia berjalan ke kamarnya? Tapi Jeno tidak merasakan adanya getaran gadgetnya.

Akhirnya Jeno pun memutuskan untuk kembali menghubungi Haechan, namun sayangnya yang menjawab panggilannya adalah operator yang mengatakan bahwa nomor yang sedang ia hubungi tengah sibuk. Jeno tertegun setelah ia memutuskan panggilan itu, siapa yang sedang Haechan hubungi?

Lalu ia memeriksa jam di layar gadgetnya, jam sudah menunjukkan pukul dua lewat 10 menit. Sepertinya Haechan sedang melakukan rekaman Relay Camnya. Tapi siapa yang Haechan hubungi di tengah rekamannya? Lagi-lagi pertanyaan itu terlintas dipikirannya, membuat ia mendengus kesal karena merasa diabaikan.

Jeno mengalihkan pandangannya ke sekitar, ia bingung harus berbuat apa sambil menunggu gilirannya. Ia ingin keluar, tapi pasti ada Jaemin dan Renjun di sana. Ia tidak ingin mengganggu mereka. Setelah berdebat dengan diri sendiri, akhirnya ia memutuskan bermain game sebentar di gadgetnya.

Tiga puluh menit berlalu, ia pun merasa haus dan memutuskan untuk keluar dari singgasananya. Biarlah jika sepasang kekasih itu masih di sana, ia lebih memilih mencegah dehidrasi daripada merasa enggan mengganggu mereka.

Di luar, Jeno tidak melihat siapapun. Apakah mereka sudah kembali ke kamar masing-masing? Secepat itu?

Jeno memilih tidak ambil pusing dan segera menjalani niatnya keluar kamar. Saat hendak kembali, ia melihat kamera untuk merekam Relay Cam tergeletak di atas meja makan. Ia menggeleng kepalanya pelan sambil merutuki kecerobohan Renjun yang meletakkan barang sembarangan, entah apa yang dipikiran pria mungil itu sampai-sampai meninggalkan kamera di sini.

Jeno pun memutuskan untuk mengambil kamera itu dan membawanya ke kamar. Lagipula sebentar lagi gilirannya, jadi ia memang harus mengambil kameranya.

Relay Cam NCT || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang