🌸🌸🌸
Setelah sekian lama akhirnya Ni-ki diperbolehkan untuk pulang, Ni-ki begitu senang ia bisa bebas. Bahkan senyumnya tak luntur, ia terus tersenyum memperhatikan beberapa staff yang membereskan barang-barangnya.
Kemana hyung-deul Enha nya? Mereka memiliki jadwal sehingga tak bisa menjemput Ni-ki, manager pun sedang sibuk jadilah ia pulang diantar staff tapi itu tak apa yng penting ia bisa pulang.
"Pai pai Euisa. Jangan kangen Ni-ki ya," ucap Ni-ki kepada Dokter Lee.
Dokter Lee berlutut dihadapan Ni-ki yang mengenakan kursi roda. Tangannya terangkat mengusak surai bloden itu gemas.
"Aigoo, jangan kembali lagi dengan keadaan naas. Tetap sehat selalu Ni-ki-chan. Dan ingat munggu depan kembali kesini untuk membuka jaitannya."
"Ni-ki-ssi mari pulang." Noona Staff berjalan kebelakang Ni-ki.
"Baiklah, sampai jumpa Ni-ki."
"Pai pai ..."
Staff itu mulai mendorong kursi Ni-ki.
Skip
Kini mereka sampai di dorm, Ni-ki dan staff itu keluar dari lif namun langkah mereka terhenti kala ponsel staff itu berbunyi.
"Noona angkat saja teleponnya, Ni-ki bisa sendiri kok, tinggal dikit lagi." Ni-ki mengambil tas yang digendong staff itu lalu meletakannya diatas pahanya.
"Yakin?"
"Ne, noona. Ni-ki duluan ya." Tangan nya mulai bergerak mendorong roda agar ia bisa menggelinding dengan pelan.
Sampai didepan pintu dorm Ni-ki memasukan beberapa angka lalu pintu itu terbuka, keadaan masih gelap mungkin hyung-deulnya sudah pergi.
Ni-ki memasuki dorm tak lupa menutup pintunya terlebih dahulu.
"Hiks ..."
Ni-ki menghentikan rodanya saat mendengar suara isak tangis yang saling menyahut dari arah kamar. Pintunya terbuka jadi Ni-ki bisa mendengar jelas.
(Posisi Ni-ki tu samping pintu jadi ga ada yang tahu kedatangan Ni-ki)
"Hiks ... hiks ... hyung ottoke? Hiks ..."
"Ssttt ujilma Sunoo ya, jangan dengarkan mereka."
"Jungwon juga, jangan menangis. Hyung tahu kau tak sejahat itu."
"Kenapa banyak sekali berita bohong itu hiks."
"Yak kalian jangan menangis eoh."
"Kenapa tiba-tiba banyak tuduhan seperti ini?"
"Sudahlah, agensi pasti akan menangani hal ini. Dan membersihkan nama kita."
"Cah cuci muka setelah itu kita berangkat kita msih memiliki jadwal."
Ni-ki dengan cepat memundurkan kursi rodanya, ia masuk kedalam dapur dan bersembunyi saat mendengar langkah kaki hyung-deulnya.
Pikiran Ni-ki bercabang, banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya. Apa yang ia lewat kan? Kenapa hyung-deulnya menangis? Ada masalah apa?
Setelah semua hyung-deulnya pergi Ni-ki keluar dari dapur dan menuju kamar. Ni-ki mengamati setiap sudut kamarnya, meski disini sudah sunyi namun Ni-ki masih mendengar suara tangis hyungnya. Dan itu membuat hatinya sakit.
"Hyung, ujilma. Kenapa kalian menangis?" Cicit Ni-ki.
Sungguh ia benci melihat hyungnya menangis. Lebih baik melihat tingkah aneh mereka daripada mendengar tangisan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Higanbana || Ni-Ki
Teen FictionEnhypen, berisi tujuh namja tampan dan berbakat. Tujuh namja kesayangan engene. Tujuh namja cinta engene. Tujuh namja yang saling terikat penuh kasih sayang dan kehangatan. Tapi Bagaimana jika jumlah tujuh itu berkurang satu menjadi enam? Enhypen de...