18. tertangKap

1.7K 155 108
                                    

🌸🌸🌸 k

"Nichol hyung!"

Namja dengan wajah datar itu menoleh, menghentikan aktifitasnya yang sedang mengemasi barang-barang. Matanya menatap penuh kearah namja imut yang sedang berlari kearahnya dengan menggendong tas dipunggungnya.

"Nani?"

*apa.

"Wahh hyung mulai menggunakan bahasa Jepang." Seruan antusias itu membuat sudut bibir Nicholas terangkat.

"Hmm, aku harus membiasakan diri dengan bahasa Jepang."

Taki, dia ikut tersenyum. Lalu tatapannya melihat kearah tas besar Nicholas. "Hyung liburan ke Korea?"

Ya setelah selesai dengan jadwal mereka diberi libur selama satu minggu, tapi ada yang memutuskan berlibur di dorm ada juga yang pulang kerumah.

"Haì kau sendiri? Mau pulang?"

Taki menggeleng pelan. "Aku juga mau ke Korea, ingin bertemu dengan sahabat lama. Sudah lama aku tak bertemu dengannya."

"Kalau begitu kita berangkat bersama saja. Kek Korea juga aku ingin bertemu dengan paman, dan bermain disana."

"Pasti menyenangkan, aku juga ingin ikut bermain."

Keduanya tersenyum, namun dengan senyum yang berbeda makna.

🌸🌸🌸

Namja Jepang itu menunduk takut, seluruh mata menatapnya menuntut penjelasan dan itu sangat mengerikan.

"Katakan semua kebohonganmu, katakan apa yang tidak kami ketahui."

Suara Jungwon mengalun dengan tegas dan penuh penekanan, mata runcingnya menatap tajam satu-satunya dongsaeng yang ia miliki digrup. Dari semua yang ada Jungwon terlihat yang lebih marah pada Ni-ki.

"Mianhae," cicit Ni-ki semakin menundukan kepalanya.

BRAK

Enam namja itu tersentak kaget saat sang leader mereka menggebrak meja dan itu membuat Ni-ki semakin takut sampai tubuhnya bergetar dan air matanya yang terus keluar membuatnya terlihat payah.

"Jangan katakan maaf. Kami tak butuh itu. Kami hanya meminta penjelasan, itu saja! Kenapa susah sekali?!"

Heeseung merangkul Ni-ki mengusap punggung pelan, ia tahu bahwa maknaenya itu ketakutan dengan bentakan Jungwon. Demi apapun Jungwon yang marah adalah hal yang paling mengerikan.

"Tenangkan dirimu Won, dia ketakutan. Kalau kau bersikap seperti ini yang ada Ni-ki tak mau cerita," ucap Jay menenangkan Jungwon. Yang lain hanya bisa diam karna mereka tak tahu harus bagaimana.

"Tenang? Saat tahu adik ku mendapat kekerasan dan terror-terror mengerikan kau bilang harus tenang?! Ditambah dia yang tak mau memberi tahu, bagaimana aku bisa tenang?!"

"Tapi dengan cara kamu yang membentaknya sama saja kau seperti penerror itu Won!"

"Lalu aku harus bagaimana, Hah?! Disini aku sebagai leader merasa tak becus, aku tak bisa melindungi memberku sendiri. Aku tak bisa menjaga dongsaeng ku. Dan kalian malah menyuruh ku tenang?!"

"Tapi kalau dengan emosi gini ga akan selesai Yang Jungwon!" Sunghoon angkat bicara, ia tahu emosi Jungwon memang labil karna dia dalam masa pubertas.

Jungwon berdiri lalu tangannya menunjuk Ni-ki tepatnya kearah luka-luka itu berada. "Lihat. Lihat luka-luka itu hyung. Orang itu menggoreskan begitu banyak luka, bagaimana aku tak emosi? Kita menjaganya tapi orang itu dengan enaknya melukainya. Dan ingat saat acara jumpa fans? Penerror itu menyuruh orang untuk melukai Ni-ki, membuat Ni-ki tak bisa jalan selama beberapa bulan, membuatnya tak bisa dance dengan bebas sampai sekarang. Aku tak bisa tenang hyung! aku tak bisa tenang jika penerror itu belum tertangkap."

Higanbana || Ni-KiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang