BC : 3

1.7K 165 0
                                    

Cerita sebelumnya

"Maaf. Aku minta maaf karena menabrak mu. Aku terburu-buru. Sekali lagi maafkan aku" kata laki-laki itu dengan melepaskan tangannya pada pinggang Taehyung, setelah ia membantu Taehyung agar berdiri. Sungguh Taehyung tidak ingin tangan yang hangat tadi, menghilang. Ia menginginkan tangan itu agar terus merengkuhnya, memeluknya.

"Maaf. Aku harus pergi" kata laki-laki itu lagi saat Taehyung hanya menatapnya sambil menangis.

"Tu-tunggu" ucap Taehyung dengan menghentikan langkah laki-laki itu.

"A-apa aku boleh tahu si-siapa nama mu?" tanyanya dengan terbata.

"Aku Jeon Jung----" Taehyung menautkan kedua alisnya saat tidak mendengar dengan jelas nama yang di sebutkan laki-laki itu. Laki-laki itu seperti tersenyum dengan sangat hangat padanya. Senyuman yang amat Taehyung rindukan.

"Jeon Ju----" ulang Taehyung yang merasa tahu kelanjutan nama itu.

"Aku Jeon Jungkook. Jeon Taehyung".

Enjoyed !!!

.

.

Dan semuanya tiba-tiba saja berputar di hadapan Taehyung. Ia seperti di hadapkan dengan ribuan layar televisi yang mengelilinginya.

Semua layar itu menampilkan dirinya. Kehidupannya dari ia di lahirkan, masuk tk, masuk sekolah dasar, Jungkook kecil yang menjadi murid baru di sekolah dasarnya, Jungkook kecil yang menciumnya saat ia akan pindah.

Kehidupan sekolahnya dimana ia bertemu Jungkook, kematian kedua orang tuanya, pengusiran pamannya. Pertemuannya dengan Eunha dan keluarga Jeon.

Kisah cintanya bersama Jungkook dan kehidupan ia saat bekeluarga dengan Jungkook, memiliki bayi kembar.

Semuanya terpampang dengan jelas pada layar-layar itu. Kedua mata Taehyung sudah sangat berair melihat semua kehidupan yang ia alami, termasuk kejahatan Oh Sehun padanya dan anak-anaknya.

"Taehyungie" suara itu, suara ibunya yang memanggilnya. Taehyung pun mencari keberadaan ibunya.

"Eo-eomma. Eomma dimana?" panggilnya dengan mencari sosok sang ibu.

"Eomma di sini sayang. Di belakang mu" ia pun dengan cepat membalikkan tubuhnya. Air mata turut serta saat ia mendapati keberadaan ibu dan ayahnya.

"Eomma. Appa" panggilnya dengan berlari menuju kedua orang tuanya.

"Eomma! Appa!" panggilnya dengan wajah yang mulai panik. Karena ia yang tak kunjung sampai dimana mereka berdiri. Padahal jarak mereka tidak terlihat jauh. Tapi Taehyung merasa ia hanya berlari ditempatnya.

"Eomma! Appa! Ada apa ini?! Kenapa kalian menghindar?!" serunya yang merasa orang tuanya selalu bergerak mundur saat ia ingin mendekat.

"Kami tidak menghindar sayang" itu suara ayahnya. Suara berat sang ayah yang sangat ingin ia dengar.

"Jadi kenapa Appa? Kenapa Tae tidak juga sampai ketempat kalian. Padahal Tae sudah berlari dengan kencang. Kenapa Appa?!" teriaknya frustasi.

"Karena ini belum saatnya sayang. Belum saatnya kita bersama" lanjut sang ayah dengan masih tersenyum hangat padanya.

"Be-belum saatnya? A-apa maksud Appa?" tanyanya dengan berhenti dari larinya.

"Ini belum saatnya Taehyungie ikut bersama kami. Masih ada tanggung jawab yang harus Taehyungie jalani. Masih ada bocah kecil yang selalu menunggu Taehyungie agar menyambutnya" kata sang ibu yang sama sekali tidak Taehyung mengerti.

The Reason 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang