BC : 7

1K 100 18
                                    

Maaf atas keterlambatan untuk update cerita ini. Disamping ide yang tidak dapat, aku juga lagi malas buat nulis..

Terima kasih yang selalu nanya kapan cerita ini di update..

Terima kasih untuk yang sudah sabar nunggu cerita ini..

Terima kasih juga yang masih setia sama work-work ku . .

Terima kasih All...

.
.

Selamat membaca

.

.

.

.

**

Taehyung menangis hebat berlutut didepan seorang laki-laki yang masih asik menyiksa Eunha. Gadis kecil itu pun meraung kesakitan setiap laki-laki itu menjewer telinganya hingga memukuli tubuhnya.

"Ku mohon. Jangan sakiti Eunha hikss. Ku mohon" Ucap Taehyung yang tidak bisa berbuat apa-apa, karena kedua tangannya yang diikat oleh laki-laki itu.

"Kau ingin aku berhenti menyakitinya? Maka cepatlah lakukan!" Teriak laki-laki itu yang sudah kehilangan kesabaran akibat Taehyung yang terus menolaknya.

"Eo-eomma~ hikss hikss" Panggil Eunha parau akibat menangis.

"A-aku. Ba-baiklah. Aku akan melakukannya. Tapi ku mohon lepaskan Eunha. Biarkan Eunha kembali kekamarnya. Ku mohon" Setujunya pada akhirnya, walau pun dia tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya.

"Bagus. Cha. Bocah kecil, sebaiknya kau segera kekamar mu. Karena paman akan bermain dengan eomma mu" Kata laki-laki itu dengan mendorong Eunha keluar dari kamarnya.

Setelah kepergian Eunha, laki-laki itu pun menarik tubuh Taehyung keatas kasurnya dengan melepaskan seluruh pakaian yang Taehyung kenakan.

Menjelajahi setiap inchi tubuh Taehyung yang membuatnya semakin tergila-gila. Taehyung hanya bisa menggigit kuat bibirnya, menolak mengeluarkan suaranya terhadap sentuhan laki-laki itu, dengan air mata yang terus berjatuhan.

Dan satu persatu kejadian-kejadian yang sangat tidak ingin Taehyung ingat kembali malah terputar kembali. Kejadian yang selalu menimpa dirinya dan keluarganya, bahkan kejadian dimana Jaehyun yang masuk rumah sakit akibat tabrakan. Semua kejadian itu hanya satu penyebabnya, yaitu Oh Sehun.

.
.

'Jungkook'

'Jungkook'

'Jungkook'

Panggilan Taehyung pada kegelapan yang sedang ia hadapi. Air matanya senantiasa berjatuhan tiada henti.

"Apa yang harus aku lakukan Jungkook hikss".

*

.

.

Tiin tiin

Jaehyun yang mendengar suara klakson mobil dari halaman depan rumah mereka, segera menghentikan kegiatan bermainnya. Senyumnya mengembang karena tahu siapa pemilik mobil tersebut. Ia pun berlari kearah pintu depan.

" Appa" Teriaknya saat melihat sosok Jungkook yang berjalan kearahnya.

"Oh. Jagoan appa" Ucap Jungkook dengan mengendong Jaehyun dan membawanya masuk kedalam rumah.

"Appa. Kenapa appa lama sekali pulangnya?" Tanya Jaehyun yang sudah melingkarkan lengannya memeluk leher Jungkook.

"Merindukan appa?" Bukannya menjawab. Jungkook malah balik bertanya dengan sedikit nada menggoda pada sang anak. Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Dimana yang lainnya?" Tanyanya pada sang anak dengan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah mereka.

"Mereka ada diruang tengah Appa" Jawab Jaehyun.

"Keberatan kalau Appa turunkan? Appa ingin ke kamar eomma".

"Tidak Appa. Turunkan saja Jae" Kata Jaehyun dan Jungkook pun menurunkan sang putra dari gendongannya.

Jaehyun yang telah turun, langsung berlari meninggalkan Jungkook dan kembali bermain diruang tengah.

Jungkook pun berjalan kearah tangga dan menuju kamarnya dengan sang istri yang masih senantiasa tertidur.

.

.

.

.

Tok tok tok

"Masuk" Teriak Jungkook dari dalam ruangannya.

Ckleak

"Sajangnim memanggil saya?" Kata Sana saat berdiri didepan meja kerja Jungkook.

"Bagaimana pertemuan mu dengan Mr. Nakamoto. Apa jawabannya?" Tanya Jungkook setelah menghentikan pekerjaannya.

"Mr. Nakamoto setuju bekerjasama dengan perusahaan kita. Dan mengundang Sajangnim ke acara Perusahaannya yang akan diadakan di Hotel Omelas pada hari Kamis" Terang Sana dengan menyerahkan kartu undangan pada Jungkook.

"Baiklah. Kita akan datang bersama keacara itu. Siapkan hadiah untuk Mr. Nakamato" Katanya dengan membuka surat undangan itu.

"Aku akan menjemput mu pukul delapan. Sekarang kau bisa kembali bekerja" Lanjutnya.

"Baik Sajangnim. Kalau begitu saya permisi".

.

.

.

"Appa. Appa mau pergi? Kenapa rapi sekali?" Tanya Raehyun saat Jungkook turun dari tangga.

"Appa harus menghadiri acara relasi Appa. Mungkin appa akan pulang larut, jadi jangan menunggu Appa untuk tidur. Kalian harus sudah tidur pukul 10. Appa akan meminta Min ahjumma untuk menemani kalian tidur"  Ucapnya dengan mengusap surai Raehyun.

"Appa~ Bisakah Appa tidak pergi?" Tanya Raehyun dengan suara yang hampir tidak bisa didengar Jungkook.

"Maaf sayang. Appa harus pergi. Ada apa hm?.. Kenapa Rae seperti ini? Tidak biasanya" Ia mensejajarkan tinggi badannya dengan Raehyun. Menatap lembut sang putra yang terlihat gelisah.

Hikss hikss hikss

Bukannya menjawab pertanyaan sang Appa, Raehyun malah menangis. Jungkook yang mengerti dengan Sang putra yang tiba-tiba menangis, hanya bisa menatap sendu Raehyun dan menarik Raehyun masuk dalam pelukannya.

Jungkook mengerti dengan anak-anaknya yang suka menangis dengan tiba-tiba. Mengerti bahwa mereka merindukan sosok sang eomma.

Ucapan-ucapan sang ayah terlintas dalam pikirannya. Bahkan pertanyaan-pertanyaan seperti

'Benarkah itu yang terbaik untuk keluarganya?'.

'Bagaimana jika Taehyung bangun saat ia sudah mengambil keputusan'.

'Apa ia masih bisa menunggu Taehyung? Tapi sampai kapan?'.

.

.

.

.

Tbc.

Segini dulu ya update nya . . 😁😁

Yang jelas aku masih akan update cerita ini, waktu dan kapan ny yang tidak tau..

Terima kasih ya atas support nya..

Boraheeeee . . 🙆‍♀️🙆‍♀️

The Reason 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang