Masalah 1

19 3 0
                                    

Narendra masih berlari mengejar Jenita yang menuju jalan raya. Perempuan itu berlari tanpa melihat sekelilingnya dan ia tidak menghiraukan panggilan sang kekasih ah ralat mantan kekasih lebih tepatnya.

Dengan sekuat tenaga Narendra mengejar Jenita, dan tepat sebelum sebuah mobil menghantamnya, Narendra lebih dulu menarik Jenita ke dekapannya.

Napas Narendra dan Jenita masih memburu saat dengan perlahan Narendra menjauhi jalan raya dengan menuntun Jenita seperti sedang menuntun anak perempuannya.

"Jen, kamu ga boleh ngelakuin hal kaya tadi itu bahaya" Narendra berucap masih dengan menenangkan Jenita yang terlihat shock.

"A..aku ga mau kehilangan kamu yang, aaku ga bisa" setelah mengatakan itu Jenita menangis tersedu-sedu. Dan Narendra mau tak mau harus menenangkan Jenita dengan memeluk wanita itu.

........

Siang harinya Rania berencana menemui calon suaminya untuk membahas masalah undangan pernikahan mereka. Karena kurang dari sebulan lagi mereka akan resmi menjadi sepasang suami istri. Jika saja tidak ada halangan yang melintang.

Setelah bergelut dengan padatnya jalanan, akhirnya Rania sampai di depan lobi kantor Narendra. Namun ketika ia akan menuju meja resepsionis ia tak sengaja melihat wanita yang ia ketahui sebagai model dan juga kekasih dari calon suaminya.

Tak hanya itu selang beberapa menit, Narendra dengan  cepatnya berlari mengejar wanita itu tanpa mengetahui jika calon istrinya sedang memperhatikan mereka.

Semua kejadian yang terjadi terpampang nyata di hadapan Rania, ketika Narendra yang menyelamatkan ah mungkin lebih tepatnya menolong kekasihnya yang terlihat frustasi, dan pelukan yang di berikan Narendra dengan penuh kasih sayang.

Kejadian itu tidak hanya di saksikan oleh Rania namun juga beberapa karyawan kantor, karena bertepatan dengan jam istirahat.

"Mbak Rania, mau ketemu bapak ya?" Tanya seorang resepsionis bernama Widya.

"Eh, ga jadi mbak. Saya pulang saja" dan setelahnya Rania melangkah meninggalkan tempat itu dengan hati yang entah bagaimana harus menjelaskannya.

"Mungkin ini salah satu resiko yang harus kamu hadapi Rania, mencintai seseorang yang belum tentu mencintaimu" bisikan hati Rania seolah menyadarkannya. Bukan ia lupa jika calon suaminya mempunyai seorang kekasih namun egonya yang terlalu tinggi untuk mengakui itu.

Tapi apa salah jika kita ingin mempertahankan seseorang yang kita cintai? Tolong beritahu aku.

Setelah beberapa saat berkendara, Rania sampai di sebuah kafe yang sudah menjadi langganannya. Ia akan mendinginkan hati dan juga otaknya agar dapat kembali perpikir jernih.

..........

Setelah berhasil menenangkan Jenita dan membujuknya untuk pulang akhirnya Narendra dapat bernafas dengan lega. Ia tidak mengira jika Jenita akan senekat ini dan akan membahayakan dirinya. Terlebih psikiater yang menangani Jenita dulu telah mengatakan jika wanita itu sudah sembuh.

Sejenak Narendra merilekskan tubuh dengan bersandar pada kursi kebesarannya dan memejamkan mata. Namun tak lama kemudian ketukan di pintu ruang kerjanya sudah berbunyi.

"Maaf pak, jika saya mengganggu, saya ingin memberitahu jika tadi bu Rania sempat datang ke kantor saat jam makan siang, namun ketika saya bertanya Bu Rania hanya menjawab tidak jadi dan langsung pergi" ucap salah seorang resepsionis bernama Widya.

Narendra yang mendapatkan informasi itu terdiam sejenak, berharap jika apa yang di dengarnya adalah salah. Namun sekali lagi ia bertanya untuk menyakinkan hatinya.

"Kamu bertemu Bu Rania dimana?"

"Di depan lobi pak, Bu Rania lihat bapak sama mbak Jen" setelah mendengar jawaban dari karyawannya seketika perasaan Narendra menjadi tidak enak.

"Baik terimakasih kamu boleh pergi"

Dan setelahnya Narendra sibuk mencari handphone nya dan mencoba menghubungi Rania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA DALAM SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang