Narendra Sakit

66 1 0
                                    

Assalamu'alaikum...

Warning untuk para readers Qu

"JANGAN MAU JADI SILENT READER, KARENA AKU SEWAKTU-WAKTU BISA NGADAIN GIVEAWAY UNTUK READER QU YANG AKTIF DI SETIAP POSTINGAN CERITA QU"

VOTE DAN KOMEN DARI KALIAN SANGAT MEMBANTU AKU DALAM LEBIH GIAT UNTUK POSTING CERITA INI....

HAPPY READING ALL...

______________🌻🌻🌻_______________
______________R  &  N ________________
______________🌻🌻🌻_______________



Sudah seminggu sejak pertemuan Rania dan Narendra, dan sampai sekarang mereka belum bertemu kembali. Dan Rania tidak perduli sama-sekali. Walau jujur dalam hatinya ia ingin melihat lelaki itu.

Setelah pulang dari kampus untuk konsultasi terakhir, dan besok adalah hari sidangnya. Hari dimana yang selalu ia nantikan. Rasanya bercampur antara takut dan juga senang karena sebentar lagi ia akan menjadi seorang sarjana.

Setelah sampai di rumah. Rania langsung membersihkan tubuhnya yang sudah lengket dengan keringat. Karena seharian ia berada di kampus. Dan untungnya hari ini ia tidak ada jadwal siaran. Selesai membersihkan diri Rania beranjak menuju dapur untuk mencari makanan ringan. Namun ketika sedang memilih makanan tiba-tiba handphonnya berdering. Setelah dilihatnya siapa yang menelfon, namun ia tidak mengenali nomor yang tertera di ponselnya. Dengan ragu Rania menganggangkatnya.

"assalamu’alaikum nak" seru suara di sebrang sana

"wa’alaikum salam"

"nak ini tante kinan"

"ya Allah tante kinan, aku kirain siapa tadi" sahut Rania merasa lega

"ia, maaf tante nelfon kamu sore-sore begini. Tante mau minta tolong sama kamu"

"tente mau minta tolong apa tan?"

"tolong kamu lihat keadaan Narendra, firasat tante ga enak, tante telfon dari tadi juga ga di angkat-angkat, tante takut dia kenapa-napa"

"emmm, bukan Rania nolak tante. Tapii..."

"ia tante tahu kamu khawatir. Tapi tante akan tanggung jawab kalau terjadi apa-apa nanti. Tolong tante nak. narendra bukan tipe lelaki yang dengan bebas memberikan password apartemennya. Setahu tante cuman tante dan om yang tahu kodenya"

"emm, baik lah tante. Rania akan melihat keadaannya"

"terimakasih nak. nanti tante akan kirimkan alamatnya sekalian password apartemennya"

Setelah mengakhiri panggilan telepon. Rania bersiap untuk menuju apartemen Narendra.

"ya Allah, lindungi hambamu ini" doa Rania ketika akan menjalankan mobilnya.

Setelah kira-kira 20 menit karina telah sampai di gedung apartemen Narendra. Gedung dengan tinggi 20 lantai menjadi pemandangan yang sangat menakjubkan di sore hari menjelang magrib. Dengan mantap Rania menuju lantai di mana apartemen Narendra.
Setelah berkali-kali menekan bel namun tidak ada sahutan. Rania memasukan kode apartemen yang telah dikirimkan oleh tante Kirana.

"gelap" itulah yang karina lihat pertama kalinya ketika memasuki apartemen lelaki itu. Setelah mencari sakelar lampu dan menghidupkannya. Barulah terlihat apartemen yang sangat rapi dengan warna putih yang mendominasi.
Rania mulai menyusuri apartemen itu. Dan kemudian tatapannya menuju ke salah satu pintu yang ada di sana. Dengan ragu Rania membuka pintu itu. Dan lagi-lagi gelap. Rania menyalakan lampu kamar dan bar terlihatkan seorang lelaki yang sedang bergelung selimut. Rania mendekat dan memanggil nama Narendra. Namun hanya di jawab dengan gumaman.
Rania mengulurkan tangannya menuju ke dahi lelaki itu. Dan panas yang ia rasakan. "dia demam" gumam Rania.

CINTA DALAM SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang