Hal yang tak terduga 2

82 4 0
                                    

Assalamu'alaikum semua???

Pertama tadi males banget mau update, tapi harus update biar cepet tamat ceritanya 😄

Biar bisa update cerita baru yang akan lebih seru insyaallah 😁
..
..
..
..
Happy reading all....

                           🐰🐰🐰

                          🐰🐰🐰

Naredra seolah di kejutkan dengan omongan Reno, papa Narendra. Dia tidak habis pikir kenapa orang tuanya tidak pernah membicarakan apapun padanya jika mereka akan menjodohkannya dengan gadis berjilbab itu.

Gadis itu memang cantik, tapi tidak temasuk dalam kriterianya. Dan lagi, ia baru sadar jika perempuan yang berada di samping mamanya itu adalah gadis yang pernah ia selamatkan dulu. Namun ia bersikap seolah tidak menganalnya.

“jadi bagaimana nak, apa kah kamu menerima lamaran anak tente?”

Narendra memperhatikan Rania, dia tampak gugup dan masih tidak mengerti situasi apa yang ia hadapi. Narendra berharap jika ia akan menolaknya. Dengan begitu dia bisa menikahi Jenita. Namun lain dengan hatinya yang menginginkan gadis itu menerima lamaran kedua orang tuanya.

“eumm, maaf sebelumnya tante, om, Rania sepertinya perlu waktu untuk menjawabnya. Apakah bisa terlebih dahulu Rania berbicara dengan.....”

kalimat Rania mengantung kala Kinan langsung mengangguk dan memberi kode pada Narendra untuk mengikuti Rania.

                              ❤️❤️❤️

Dan disinilah mereka berdua.  di gazebo taman belakang rumah Rania. Cukup lama mereka terdiam dan akhirnya Rania memberanikan diri membuka suara.

“maaf sebelumnya, kalau boleh saya tahu kenapa, kenapa tante dan om melamar saya untuk kamu?” dengan gugup Rania mencoba bertannya.

“bukan saya yang mau, tapi orang tua saya” jawab Narendra singkat.

Rania yang mendengarnya hanya tersenyum masam. (memang kamu berharap apa Rania?) tanya batin Rania. Jelas sudah, laki-laki yang berada satu tempat duduk dengannya tidak memiliki perasaan kepadanya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Rania bangkit hendak masuk ke dalam rumah sebelum sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya. Karena terkejut, Rania langsung menepis tangan Narendra.

“saya belum selsai bicara” ucap Narendra. Setelah melihat Rania yang kembali duduk ia melanjutkan perkataannya.

“  saya hanya tidak ingin melihat orang yang paling saya sayangi bersedih dengan penolakanmu. Biar kita jalani dulu, untuk kedepannya bisa kita pikirkan lagi.”

Dalam hati Rania membenarkan apa yang di katakan oleh Narendra. Namun dia juga bukan gadis bodoh yang tidak tahu siapa lelaki yang berada di sebelahnya saat ini. Ia sering melihat beritanya di majalah bahkan di televisi, namun karena sikapnya yang tak acuh ia sampai tidak mengetahui namanya. Dan berita yang terakhir ia dengar adalah lelaki ini tangah menjalin hubungan dengan salah satu model terkenal di tanah air.

“bukan kah anda sudah mempunyai kekasih?” pertannyaan Rania kali ini membuat Narendra mengalihkan perhatiannya kepada Rania yang tengah memandang jauh ke depan.

“ banyak isu yang tersebar diluar sana tentang saya. Jadi jangan salah paham”

dalam hati Narendra merutuki kebodohannya karena telah berbohong. Kenapa juga ia harus berbohong? Memang siapa gadis ini? Mengapa dia harus menjaga perasaannya? Namun nasi sudah menjadi bubur. Tidak mungkinkan dia harus menarik lagi kata-katanya. Itu tidak mungkin.

“jadi bagaimana?” tanya Narendra lagi

“saya masih bingung”

“kita jalani saja dulu, jika cocok kita lanjutkan”

“bukan masalah cocok atau tidaknya, namun ada hati yang harus kita jaga. Mama papa, om tante, apa yang harus kita katakan jika pada akhirnya hubungan itu harus berakhir?”

“itu yang menjadi kekhawatiranmu? Itu masalah saya, biar saya yang akan mengurusnya, sekarang kita jalani dulu saja”

Setelah lama berbincang akhirnya Rania menerima tawaran Narendra. Dan  itu artinya ia harus menerima pertunangan ini. Dengan berjalan beriringan Narendra dan Rania kembali menuju ke ruang tamu dimana semua keluarga   setia menunggu.

“jadi bagaimana nak? kamu akan menerimanya kan?” tanya kinan yang sudah tidak sabar mendengar jawaban dari Rania.

Dengan harap-harap cemas kinan dan juga yang lainnya menunggu jawaban Rania. Dengan mengucapkan Bismilla Rania mengangguk.

“Alhamdulillah, terimakasih sayang. Tante sangat bahagia”

                            ❤️❤️❤️

4 Juni 2019

Akhirnya aku lanjut juga ini cerita. Walau hati rasanya lagi ga enak. Bukan karena apa-apa sih. Cuman kaya ada yang ganjel aja gitu. (Kalian pasti tau rasanya😉)

But, i Will keep smile for u all my readers 😄.  Sebenernya ini udah lama aku tulis di laptop. Tapi ya gitu. Kalau males udah melanda mau gimana lagi???😁🙏

Aku mau nanya nih, yang baca cerita ini dari daerah mana aja??

Bisa di komen ya😃

CINTA DALAM SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang