Akrab

70 2 0
                                    

Assalamu'alaikum...
Happy reading all...

🐇🐇🐇

Akhirnya setelah hampir satu jam di ruang sidang dengan 2 orang teman lainnya, Rania berhasil menjawab semua pertannyaan yang di tujukan padanya. Dan ia juga mendapatkan pujian dari setiap dosen yang mengujinya pada saat itu. Terlebih oleh dosen pembimbingnya yang sudah membantu dalam penyelsaian tugas akhirnya.

Dan ketika serangkaian acaranya selesai barulah, Rania pulang ke rumahnya dan bersiap untuk membuatkan makan siang untuk Narendra. Setelah semuanya siap, Rania bergegas untuk menuju ke Apartemen Narendra.

Karena jalanan yang cukup padat. Akhirnya Rania baru sampai ketika azan zuhur berkumandang. Dan Karena ia tidak ingn menunda-nunda waktu akhirnya Rania langsung menaiki lift dan menuju letak apartemen Narendra. Sesampainya di depan pintu terlebih dahulu Rania membunyikan bell dan barulah ketika mendapat sahutan ia langsung memasukan sandi tampa menunggu pintu dibuka.

"assalamu’alaikum, maaf saya terlambat. Jalanan macet banget tadi" seru Rania, yang melihat Narendra sedang duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.

"saya taruh makan siangnya di meja makan. Tapi saya mau salat dulu." Seru Rania ketika telah menata bawaannya di meja makan.

"ya Allah, kenapa sampek lupa sih bawa mukenanya padahal udah aku siapin tadi" gerutu Rania yang ternyata lupa membawa mukenanya.

Karena tidak ingin menunda-nunda waktu salatnya Rania dengan terburu-buru menuju pintu untuk kembali ke basement.

"kamu mau kemana?"

Narendra yang sedari tadi memerhatikan gerak-gerik Rania seketika langsung menghentika nya ketika dilihatnya Rania yang terburu-buru menuju pintu.

"mukena saya tertinggal di mobil, jadi saya mau ngambil"

"kenapa ga bilang aja, tunggu sebentar saya ambilkan"

Rania hanya menuruti apa yang di katakan lelaki yang telah beranjak dari duduknya itu. Dan tak lama kemudian Narendra dateng dengan membawa mukena.

"ini mukena mama, kamu pakai aja"

dan tampa menunggu lebih lama lagi, Rania langsung mengambilnya dan segera menuju salah satu kamar yang bisa untuk salat.
Dan begitu juga dengan Narendra ia melaksanan kan salat di kamarnya. Setelah selesai ia kembali ke ruang tamu untuk mengerjaka pekerjaannya yang sudah terbengkalai beberapa hari. Karena sibuk dengan leptopnya ia sampai tidak sadar jika Rania sedang memperhatikannya.

Karena merasa sebal dengan laki-laki yang sedang asyik berkutat dengan leptop di hadapannya. Dengan kesal Rania mendekati Narendra dan lansung saja ia menutup leptop yang ada di hadapan pria itu.

"baru juga sembuh udah mau kerja aja, kalau bukan karena tante kinan ga bakal aku ke sini" gerutu Rania yang masih dapat terdengar oleh Naredra. Namun Narendra hanya diam saja.

"makan dulu, terus minum obat dan setelahnya istirahat. Jangan ngurusin kerjaan dulu saya ga suka"

"kenapa kamu ga suka?" entah mengapa Narendra jadi ingin tahu alasan Rania berkata seperti itu.

"ya jelas saya ga suka. Orang sakit itu nyebelin apalagi kalau yang sakitnya kaya kamu"

karena kesel, Rania sampai tidak  sadar jika baru saja  mengatai lelaki dihadapannya.

"emangnya saya kenapa?"

bukannya berhenti, Narendra malah semakin memancing emosi Rania. Menurutnya Rania lucu ketika sedang kesal.

"ga tau, pikir aja sendiri"

dan setelah mengatakan itu Rania langsung menuju ke meja makan. Ia sudah kesal malah dibuat makin kesal. Pikir Rania.

Tanpa berkata apapun Rania lansung mengambilkan makan siang untuk Narendra. Dan tanpa Rania sadari Narendra sedari tadi memperhatikannya ia berpikir jika ia sedang di layani oleh istrinya. Namu ia kemudian tersadar dan mengenyahkan pikiran itu.
___________🌻🌻🌻____________

Setelah makan dan meminum obatnya Narendra memutuskan untuk kembali ke ruang tamu dan menyalakan kembali leptop yang tadi dimatikan oleh Rania. Dan Rania yang melihatnya hanya bisa menghela nafas.

"bagai mana sidang kamu tadi?" tanya Narendra.

"Alhamdulillah lancar" jawab Rania yang sudah duduk pada sofa single di sebelah kursi narendra.

"seharusnya saya juga hadir. Tapi karena sakit saya meminta izin."

"Alhamdulillah" tanpa sadar Rania berucap yang kemudian mendapat kernyitan binggung oleh Narendra.

"kenapa Alhamdulillah?" tanya narendra heran.

"ya Alhamdulillah, saya takut ga bisa jawab kalau lihat muka kamu"
dengan perkataan tanpa dosa Rania menjawab pertannyaan Narendra.

"memangnya muka saya kenapa? Apa saya terlalu tampan untuk kamu?"

"tampan? Sepertinya harus saya revisi kembali ucapan bapak."

"bapak? Barusan kamu panggil saya bapak? Saya bukan bapak kamu"

karena tidak terima di sebut bapak, Narendra langsung mengajukan protesnya.

"ia bapak Narendra yang terhormat. Menurut saya muka bapak itu tidak tampan. Tapi, saya binggung kenapa banyak perempuan di luar sana yang mengejar-ngejar bapak?"

"Maura Rania Ningrum, berhenti memanggil saya dengan sebutan bapak. Saya tidak suka." Karena mendengar nama lengkapnya di sebut, akhirnya Rania berhenti menjahili narendra.

"mulai sekarang cukup panggil dengan nama atau apalah sesukamu, dan jangan sebut saya bapak atau anda. Biasakan menggunakan aku kamu"

"emang kenapa harus aku kamu?" tanya Rania

"karena kita sudah bertunangan. Aku tidak ingin kalau suatu hari orang tua kita mendengar kalau kita masih menggunakan kata-kata bapak, anda atau apapun itu"

"ok fine"

Dan setelahnya mereka menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang, dan sekali-kali Rania mengomel karena sikap keras kepala Narendra yang tidak ingin istirahat. Dan juga hari itu menjadi awal baru untuk ke duanya menjadi lebih terbuka satu sama lain.

________________🌻🌻🌻______________

Ekhemmm,,,,,,
Tes tessss......
Akhirnya aku bisa up lagi😀

Happy reading semuanya and btw selamat hari raya idul Adha 1440 H. Mohon maaf lahir dan batin 😊🙏

Jangan lupa untuk vote dan komen cerita ini ya😊

Follow Ig aku di @ella_arrunii

CINTA DALAM SABARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang