13. Di balik senyuman

148 15 6
                                    


"Jadi namamu siapa?" Sarada membuka suara. Ia melihat Boruto yang melamun sepanjang makan.

Tubuhnya berada tepat di hadapan sarada, duduk termenung di salah satu cafe terkenal bersama perempuan pertama yang ia ajak kencan. Tetapi pikirannya berada di tempat lain, tempat dimana Sumire dan Mitsuki sedang menikmati kencan mereka.

"Kau dengar aku tidak sih?" Protes Sarada kesal. Lantas Boruto menjawab lirih.

"Iya. Namaku Boruto" jawab Boruto singkat.

"Kau ini bagaimana sih...!! Kau mengajakku kencan, tetapi kau malah melamun terus. Huh!"

Boruto menatap Sarada, ia cengingiran saat Sarada mengembungkan pipinya kesal.

"Maaf... Aku terus memikirkan hal lain, sampai-sampai aku lupa kalo kita sedabg kencan" Boruto terkekeh.

"Sejujurnya, mendengar kata kencan. Rasanya, aku mau muntah. Setelah di campakkan lelaki brengsek itu, aku jadi anti dengan kata-kata alay begitu" pikir Sarada, ia menyantap es creamnya.

"Hahahaha... Kau belum bisa move on dengan dia yah?"

"Aku akan segera melupakannya!!!" Sorak Sarada gregetan. Ia mulai bertekat untuk segera melupakan Mitsuki, meski mungkin akan sulit. Lantas, Boruto tertawa melihat Sarada tengah berapi-api.

Beberapa menit kemudian, suasana di landa keheningan. Sarada menikmati es creamnya dengan nyaman. Lantas Boruto bertopang dagu sembari memandang keluar jendela cafe. Di luar, orang-orang konoha berlalu lalang.

Raut wajahnya langsung berubah saat ia mendapati Sumire dan Mitsuki tengah melintas di cafe tempat mereka berada. Bak pasangan romantis, mereka tampak menikmati kencan pertamanya. Tampak senyuman yang terukir di raut wajah keduanya, jari jemaei mereka bahkan saling bertautan.

'Tanpa sengaja, mereka memamerkan kemesraan di hadapanku. Seakan mereka menyadari, kalo aku memerhatikan mereka...'

"Rasanya sakit yah..." suara Boruto terdengar gemetar. Ia mengalihkan pandangannya dari luar jendela, lantas menunduk senduh.

"Apa?" Kening Sarada terangkat. Ia sedikit kesulitan untuk mendengar suara Boruto yang lirih.

"Aku menyukai temanku" Boruto tersenyum, mencoba untuk tegar.

"Tapi hari ini dia sedang kencan dengan orang yang dia suka. Aku tidak pernah menyangka, rasanya akan sesakit ini" kata Boruto, senyumnya semakin lebar dengan mata menyipit.

Sarada melihat raut wajah Boruto yang ceria, tetapi di baliknya terdapat kepedihan yang di sembunyikan. Sarada tersenyum kecut.

"Bagaimana bisa..." kening Boruto terangkat saat Sarada menatapnya sendu.

"Babgaimana bisa kau menunjukan senyuman, saat kau berda di situasi yang menyakitkan. Aku iri padamu."

"Hahahaha... Kau kan perempuan! Emosional perempuan dengan laki-laki itu sangat bedah jauh. Laki-laki jauh lebih ahli menyembunyikan rasa sakitnya. Perempuan kan cengeng..." kata Boruto, masih sempat-sempatnya tertawa.

"Hei... Kau sedang mengejek anak perempuan yah!!! Aku sebagai perempuan tidak terima!!" Bentak Sumire geram.

•••

"Eh?" Mitsuki terdiam, saat di hadapannya berdiri Himawari dan Namida.

"Hai...." senyum Mitsuki melebar, kepalanya sedikit miring dengan mata tertutup saat kedua gadis itu menatapnya.

"Oh, hai Himawari-can...." kali ini, Sumire yang berdiri di samping Mitsuki menyapa.

"Kalian?_"

"Kami sedang kencan" Mitsuki memotong ucapan Namida. Lantas merai tangan Sumire dengan terang-terangan.

"Ah, a.. Ano..." Sumire menarik tangannya untuk terlepas dari cengkraman Mitsuki.

"I.. Itu... Ja-jangan salah paham" kata Sumire gugup. Himawari mulai gelisa saat mata berair milik Namida menatap Mitsuki dengan penuh kekecewaan.

"Hebat yah... Baru-baru ini kau mencampakkanku, dan tidak lama kau sudah dapat sasaran baru. Mitsuki-kun, origato...!!" Kata Namida lirih, lantas berlari berbalik arah. Himawari kebingungan. Ia menatap Sumire dan Mitsuki secara bergantian.

"Itu... Itu tidak seperti, yang kalian bayangkan" Sumire panik, ia sampai gigit jari.

"Kak Sumire-can dan mitsuki-kun. Himawari pamit dulu yah" kata Himawari pamir pergi, ia bergegas menyusul Namida.

Setelah mereka menghilang. Mitsuki lantas menghadap Sumire yang mendadak diam membatu.

"Aku akan mengantarmu pulang" Mitsuki tersenyum manis, ia memengang tangan Sumire dengan lembut. Hendak menariknya untuk pulang bersama. Tetapi, Sumire malah melepas cengkraman Mitsuki.

"Kita sudahi saja, kencan ini!"




•••

Author Vita kembali...🙋‍♀️🙋‍♀️🙋‍♀️

Rasanya seperti berabad-abad aku menggantungkan cerita ini. Di jamin pembacanya juga mulai berkurang. Entah sekarang masih ada yang baca atau tidak.

Tetapi saat aku melihat kembali cerita ini. Aku jadi kepikiran,  sayang jika ceritanya di biarkan berlumut begitu saja. Jadi aku mulai coba-coba kembali aktif menulis lanjutan cerita ini sampai ending.

Aku juga pengen tau, apakah masih ada pembaca setia yang menunggu cerita ini di up? Kalau ada tolong komen di kolom komentar😅😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playboy Mitsuki-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang