Menutup pintu kelas, Sumire tersentak. Kaget akan keberadaan Boruto yang entah sejak kapan berdiri sambil bersandar di tembok luar kelas."Bo.. Boruto?"
"Kenapa?" tanya Boruto, sok jual mahal.
"Ka.. Kau belum pulang?"
Boruto tidak menjawab. Sosok berrambut kuning terang itu terus membuang muka sambil berlipat tangan.
"Kau menungguku pulang yah..??" goda Sumire, bercanda gurau. Lantas Boruto gelagapan.
"Ti.. Tidak tau!! Aku tunggu Shikadai, tapi anak itu belum muncul juga" tangkis Boruto.
"Heeh... Shikadai kan sudah pulang" kata Sumire.
"Hah..."
"Hmm.. Aku jadi curiga, kau benar-benar menungguku kan, Boruto?" goda Sumire, bercanda gurau. Namun, sepertinya candaannya tepat sasaran.
"Bu.. Bukan!!" tangkis Boruto, dengan pipi yang perlahan semakin merona terang. Lantas Sumire terkekeh lembut.
"Hai'... Hai'... Aku hanya bercanda" katanya kemudian.
"Yasudah.. Karena Shikadai sudah pulang, apa boleh buat. Terpaksa kita pulang bareng" kata Boruto, bersikap jual mahal. Lantas, Sumire menatapnya curiga.
"Boruto... Kau_"
°°°
"Aku telah jatuh cinta sama kakak" Namida menunduk malu, usai menyatakan perasaannya pada sosok tampan bernama Mitsuki.
"Lalu kau mau apa?" tanya Mitsuki tegas. Menyadari itu, Namida segera mendongak menatap mata gold milik Mitsuki.
Mitsuki yang perhatian, lembut, ramah, baik, dan romantis. Kini berubah drastis menjadi orang asing. Aurah Mitsuki yang selalu terasa hangat kini tergantikan oleh aurah dingin yang menyelimutinya. Namida sadar akan itu.
"A.. Aku, aku pikir kakak juga suka sama aku" kata Namida lirih, lantas kembali menunduk.
"Kau tidak dengar kabarnya yah? Atau kau lupa siapa aku?" tanya Mitsuki dingin.
"K.. Kau, Mitsuki. A.. Aku tidak lupa dengan kakak."
Lantas, Mitsuki tersenyum miring.
"Kau lupa kalau aku di sebut sebagai playboy?"
"A.. Aku yakin, kakak tidak seperti yang mereka katakan. Iyakan?" tanya Namida, mendongak menatap Mitsuki. Lantas, Mitsuki maju beberapa langkah mendekati Namida.
"Kau benar... Aku bukan playboy, tapi aku hanya tidak suka dengan perempuan yang menyatakan cintanya deluan. Tidak bisa kah kalian bersabar?" tanya Mitsuki, yang semakin lama semakin menjadi lebih dingin.
"Hiks.. A.. Aku_"
"Sudalah, kita akhiri saja pertemuan kita sampai di sini" sela Mitsuki, sambil menatap iris mata Namida yang berkaca-kaca. Lantas Mitsuki segera beranjak pergi, sebelum Namida menangis di hadapannya.
'Merepotkan'
°°°
"A.. Apa? Kau jangan berfikir macam-macam tau" protes Boruto. Lantas Sumire terkekeh.
"Aku pikir, kau menungguku" katanya kemudian.
"Me.. Memangnya kenapa?" tanya Boruto, penasaran, sekaligus gengsi. Lantas, Sumire memandang Boruto lekat.
"Eh, kalian lagi kencan yah?"
"Mitsuki..." kata Boruto, ketika mendapati Mitsuki yang tengah berjalan mendekati mereka.
Usai sampai, Mitsuki hanya menatap ke arah Sumire yang entah sejak kapan terlihat gugup.
"Hai.. Nonna_"
"Sumire" kata Sumire, sebelum Mitsuki memanggilnya dengan sebutan 'nonna kebo'.
"Hai'... Sumire... Ngomong-ngomong memilih kencan di sekolah itu tidak buruk juga yah" kata Mitsuki, sambil tersenyum lembut. Lantas pipi Sumire memerah.
"Ti.. Tidak.. Kau salah paham" tangkis Sumire gelagapan.
"Benarkah..?" pikir Mitsuki.
"Hai'.."
"Yasudah, kenapa kalian tinggal saja? Tidak pulang?"
"Baru mau pulang" kata Boruto judes. Terlihat sekali ia merasa terganggu dengan kehadiran Mitsuki. Walau pun begitu, Mitsuki tetap menunjukkan senyumannya.
"Kalau kalian tidak sedang kencan, berarti aku boleh kan pulang bareng kalian?" tanya Mitsuki.
"Ha'..." jawab Sumire, sedikit berseru riang. Lantas Mitsuki menatap Sumire lekat, sebelum akhirnya tersenyum lebar.
.
.
.Jeng.. Jeng.. Jeng...
Karena capter kemarin votenya udah tembus 10 Vote. Maka hari ini aku update.
Sorry banget kalau ceritanya gaje, atau typo bertaburan.
Silahkan komen, kritik, dan sarannya yah.. Itu pun jika kalian berkenan.
Seee you😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Mitsuki-kun
Short StoryMitsuki dikenal sebagai lelaki brengsek, yang handal memainkan hati perempuan. Ia hanya bermain-main sebentar, lalu membuangnya. Layaknya boneka, yang di mainkan. Lama-lama menjadi bosan, lantas mencari yang baru. Akankah, Mitsuki menemukan cinta s...