03. secercik perhatian

513 39 8
                                    


Angin bertiup sepoi-sepoi. Menerbangkang dedaunan kering, hingga membawanya jatuh tepat di kepala Sumire.

"Hmm... Sudah musim gugur yah?" pikir Sumire, lantas ia mengambil daun kering yang ada di kepalanya.

"Kau rapuh sekali... Sama sepertiku" kata Sumire lirih, lalu menyelipkan daun kering itu ke dalam bukunya.

"Kau bicara dengan siapa nonna kebo?" tanya Sosok berkulit putih, yang tiba-tiba berdiri di belakang sumire.

Sumire tersentak, lantas ia mendongak ke belakang. Jarak wajahnya yang terbilang hampir terhapus dengan wajah sosok itu membuatnya gelagapan setengah mati.

"K... Kau...!!" kata Sumire salah tingkah, lalu menjauhkan wajahnya dari sosok itu.

"Hai.. Nonna kebo" sapa Sosok berkulit putih itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Mitsuki.

"Ah..??" Sumire gelagapan, lantas membuat Mitsuki terkekeh lembut.

"Kau masih mengingatnya?" tanya Sumire salah tingkah.

"Hai'.. Bagaimana bisa aku melupakan fenomenal itu. Nonna?"

"Sumire.."

"Hai' Nonna kebo" kata Mitsuki, sambil tertawa singkat.

"Namaku Sumire, jangan panggil aku Nonna kebo!!" tanpa sadar, Sumire mengeluh lancar. Padahal, biasanya ia selalu gugup kalau bicara.

"Oh, begitukah?" Mitsuki nampak berfikir sejenak.

"Hai'.. To.. Tlong. Aku mohon, jangan bilang siapa-siapa tentang a... Aibku" mohon Sumire gugup. Namun Mitsuki malah terkekeh lembut.

"Baiklah... Tapi ada syaratnya!!" katanya kemudian. Sumire mengangkat keningnya, dengan kepala yang miring beberapa senti.

"Apa? Aku pasti akan melakukannya, asal kamu tidak... Me.. Mengumbar aibku" kata sumire, lantas situasinya berubah menjadi antusiasi.

Mitsuki menimang-nimang. Sejujurnya, ia belum tau apa syarat yang harus ia terapkan

"Ano.. Biar aku pikirkan dulu.. Hehe, aku belum memikirkannya" kata Mitsuki tertawa kecil, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

°°°

"Kau tidak mengerjakan pr lagi Boruto?" Tanya Shikadai. Lantas Boruto menggleng.

"Aku tidak perduli, pr begitu membosankan. Seharian, aku terus bermain game.. Pokoknya seruh deh, kau juga harus coba gamenya Shikadai" seru Boruto antusiasi.

"Hmm... Dasar boruto, kau taukan kali ini hukumannya akan berat kalau tidak mengerjakan pr.." kata Shikadai, menghela berat. Rasanya capek harus setiap hari memperingati Boruto yang keras kepala.

"Yah.. Mau gimana lagi? Aku keasyikan main game, sampai lupa mengerjakan pr" kata Boruto tenang, bahkan ia sempat-sempatnya tersenyum simpul.

"Apa? Boruto, kau.. Kau tidak mengerjakan, pr lagi?" tanya Sumire khawatir, ketika tak sengaja mendengar obrolan dua lelaki itu.

Tidak susah untuk Sumire mendengar obrolan mereka, karena tempat duduknya berada tepat di depan Shikadai.

"Ka.. Kau harus mengerjakannya, ini salin punyaku saja" kata Sumire lagi. Boruto menaikan keningnya heran.

"Hei... Memangnya kenapa? Biar saja aku di hukum, toh kan sudah kebiasaanku.." sahut Boruto tenang.

"Kali ini tidak boleh!! Aku dengar hukumannya sangat berat. Kau sudah berulang kali membuatku khawatir boruto-kun, pokoknya kau tidak boleh di hukum!!" ngomel Sumire, menampakkan wajah cemasnya kepada Boruto. Lantas pipi Boruto memerah, dengan mata yang membelalak lebar.

"Dia perhatian sekali padamu.. Kupikir, dia tertarik padamu" bisik Shikadai di telinga Boruto, takit Sumire mendengarnya.

.
.
.

Playboy Mitsuki-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang