Siang hari.. Mentari yang terik, tak lantas mematahkan semangat Sumire untuk molor di dalam kelas. Bermodalkan mejanya, Sumire menidurkan kepalanya di atas meja. Lantas, tak sadarkan diri.
Z
Z
Z"Nonna... Hai Nonna.."
Sumire menggeliat. Nampak menghiraukan suara lembut itu.
"Nonna.. Kau tidak seharusnya tidur seperti ini."
Suara itu kembali terdengar. Lantas, dengan separu raga yang masih tak sadarkan diri itu mencoba membuka matanya. Ia menemukan sosok berwajah putih bak hantu itu tersenyum simpul padanya.
"Ah? Apa aku mengenalmu?" tanya Sumure ling-lung, usai menjauhkan kepalanya dari meja, tanpa menepis iler yang masih menempel di bawah bibirnya.
"Hmm. Sepertinta tidak. Tapi, ilermu cukup membuatku terhibur" sahut sosok itu sembari menunjuk bawah bibirnya. Lantas, Sumire gelagapan sembari menepis ilernya. Sementara sosok berkulit putih itu malah terkekeh pelan.
"Maaf Nonna, sudah mengganggu tidurmu. Sebenarnya aku datang bukan untuk ini, tapi aku rasa sebelum banyak yang melihatmu yang tidur dengan iler keluar mendingan aku bangunin.... Lalu tujuan utamaku, aku datang untuk mencari Boruto. Sayangnya dia tidak ada" jelas sosok tampan itu, sembari tersenyum ramah.
Sumire yang sifatnya selalu gugup itu hanya bisa mematung malu. Bahkan pipinya sudah memerah bagaikan kepiting rebus.
"Sekapi lagi.. Maaf telah mengganggu tidurmu" katanya sebelum beranjak pergi meninggalkan Sumire yang masih salah tingkah dibuatnya.
"Aduh.. Bagaimana ini?"
°°°
Teman kelasnya yang bernama Boruto itu kini tengah berbincang-bincang santai dengan Shikadai. Sayangnya, Sumire harus melerai perbincangan mereka.
"Boruto-kun... Tadi ada yang mencarimu" sela Sumire yang merasa tak enak hati.
"Ah? Siapa?" tanya Boruto, usai memandang Sumire dengan alis terangkat tinggi.
"Entahlah... Tapi rambutnya berwarna biru muda, dan kulitnya putih. Kau pasti mengenalnya, kalau memang kalian berteman" jawab Sumire sekenannya.
Lantas, Boruto menggaruk kepalanya yang tidak gatang sambil menyengir lebar.
"Ah.. Pasti Mitsuki" tebak Boruto tepat sasaran.
"Dasar anak itu, selalu saja mengikutiku.""Mitsuki...?"
"Hmm, Boruto.. Bisahkah aku bertanya?" tanya Sumire ragu.
"Tentu saja, kamu mau tanya apa?"
°°°
"Hima, apa kamu pernah jatuh cinta?" tanya Namida antusiasi. Sementara yang di tanya hanya diam melongo.
"Jatuh cinta?" untuk sejenak, Himawari menimang-nimang.
"Iya, perasaan seperti kamu tiba-tiba ingin memilikinya. Apa kamu pernah merasakannya?" tanya Namida lagi.
"Hn.. Kurasa begitu" jawab Himawari ragu.
"Benarkah? Aku juga lagi jatuh cinta" seru Namida antusiasi. Bahkan saking antusiasinya, Namida lantas menaikan tangan kanannya ke atas. Bagaikan superhiro yang hendak terbang untuk memberantas kejahatan.
"Wah.. Benarkah? Siapa orang yang sudah buat Namidaku jatuh cinta? Hn?" goda Himawari, sambil terkekeh pelan.
"Hmmm.." Namida tersenyum malu, walau begitu ia tak mengurungkan niatnya untuk memberi tau yang sebenarnya.
"Mitsuki-kun.." kata Namida, lantas menunduk malu dengan pipi yang merona terang.
"Hah?" Himawari tersentak, ketika mendengar nama sahabat kakaknya Boruto di sebut.
°°°
Sumire terdiam kaku, ragu, dan malu-malu. Jika saja ia bertanya pada Boruto, apa lelaki bersurai kuning itu tidak akan salah paham?
"Ano.. Apa, apa Mitsuki-kun. Temanmu?" tanya Sumire, usai menimang-nimang pertanyaannya.
"Hn.. Dia teman yang paling tidak bisa lepas dariku" jawab Boruto enteng.
"Lalu, orangnya... Se-seperti apa?" tanya Sumire lagi, dengan gugup.
"Dia tidak banyak bicara, orangnya membosankan. Kau tau, dia itu orang yang paling misterius" jawab Boruto, lantas Boruto menyenggol Shikadai yang duduk di sampingnya.
"Benarkan Shikadai.." kata Boruto, meminta kesetujuan Shikadai.
"Hmm... Dia susah sekali untuk di mengerti, tapi dia itu punya kebiasaan buruk" jawab Shikadai.
"Yah.. Dia suka sekali mainin anak perempuan, kau harus berhati-hati dengannya.." timpal Boruto memperingati.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Mitsuki-kun
Kısa HikayeMitsuki dikenal sebagai lelaki brengsek, yang handal memainkan hati perempuan. Ia hanya bermain-main sebentar, lalu membuangnya. Layaknya boneka, yang di mainkan. Lama-lama menjadi bosan, lantas mencari yang baru. Akankah, Mitsuki menemukan cinta s...