07. Izin

374 37 3
                                    

Cup...

"Ini yang kau mau bukan? Kecupan selamat tinggal" kata Mitsuki, usai menjauhkan bibirnya dari bibir Sarada.

"Aku tidak mau lagi bertemu denganmu" kata Mitsuki, lantas segera beranjak meninggalkan Sarada yang diam membatu.

"Hiks.. Hiks.." beberapa menit, usai Mitsuki menghilang. Sarada menunduk, dalam gang sempit itu ia menangis.


°°°


Sumire dan Chocho tengah asik menyantap mie ramennya, di tengah-tengah mahluk yang memenuhi sebagian kantin sekolahnya.

"Kalian tidak bersama Boruto?" tanya Mitsuki, yang baru tiba membawa nampannya di meja Chocho dan Sumire.

"Eh... Mitsuki-kun. Boruto yah? Dia di kelasnya" jawab Sumire salah tingkah. Dari raut wajahnya, sudah Mitsuki tebak. Sumire, perlahan mulai jatuh hati padanya. Lantas Mitsuki tersenyum.

"Baguslah" kata Mitsuki, sambil menduduki kursi yang berhadapan langsung dengan Sumire.

"Aku gabung sama kalian, apa tidak masalah?" tanya Mitsuki. Lantas, Sumire mengangguk mantap.

"Yaampun, si tampan kau muncul lagi. Kau tertarik denganku yah, hah, mau gimana lagi. Aku kan cantik" kata Chocho, sambil mengibas rambut panjangnya ke belakang.

"Terserah kau mau anggap apa" Mitsuki menunjukkan senyum menawannya. Lantas membuat Chocho dan Sumire tersipu.

Beberapa menit kemudian, situasinya menjadi hening. Sebelum Mitsuki kembali membuka pembicaraan.

"Sumire" panggil Mitsuki lembut. Lantas Sumire menghentikan aktifitasnya, lalu mendongak menatap Mitsuki dengan gugup.

"Aku mau minta izin."

"Untuk apa?" kening Sumire terangkat tinggi, walau debaran jantungnya mengalahkan rasa kepenasarannya.

"Aku mau... Minta izin untuk mendekatimu" kata Mitsuki. Lantas mata Sumire membelalak.

"A.. A.. Aku. Aku tidak pernah melarangmu untuk mendekatiku. Ta, tapi... Untuk lebih, sepertinya aku harus memikirkannya dua kali lipat. Karena ku dengar, kamu playboy" kata Sumire lirih.

"Hei... Kau bilang begitu, tapi kelihatan sekali kalau kau sangat menyukai si tampan ini" prortes Chocho, sambil fokus menyantap mie ramennya.

"Ka... Kau.. Kau ngomong apa sih?" Sumire gelagapan.

"Huh, dasar. Kau sungguh tidak tau caranya menutupi kebohongan."

Mendengar itu, Mitsuki tertawa.

"Kau benar.. Dan yang di bilang orang-orang mungkin benar, aku playboy. Tapi bisa jadi, kau bisa merubah sikapku" kata Mitsuki, sambil menepis sesuatu yang menempel di bibir Sumire. Lantas, Sumire salah tingkah.

"Hah... Ku kira kau menyukaiku" sela Chocho, menghela berat.

Aku mohon.. Jangan seperti ini!! Batin Sumire dengan jantung yang berdebar kencang layaknya sehabis lari marathon keliling kota konoha. Lamtas pandangan mereka saling berperang, mempertahankan agar semuanya tidak berakhir dengan cepat.



°°°



"APA!!?? Kau tidak bercanda kan Sumire?" tanya Boruto syhok. Sementara Sumire sibuk memandang taman dari atas gedung sekolahnya.

"Tidak Boruto... Aku sepertinya, menyukai Mitsuki" Sumire mengulang pernyataannya. Lantas Boruto tercengah.

"Kau tau kan, Mitsuki itu_"

"Aku tau. Makanya, aku akan jaga diri. Akan ku usahakan tidak sampai ingin memilikinya. Menyukainya seperti ini, itu sudah cukup bagiku" sela Sumire lirih.

"Begitu yah?" pikir Boruto. Terlihat jelas di raut wajahnya kekecewaan, namun sebisa mungkin ia sembunyikan.

"Lalu kenapa kau memberi tauku tentang hal ini?" tanya Boruto. Lantas Sumire mendongak.

"Ku pikir, kita sudah menjadi teman yang baik. Curhat bersamamu mungkin aku akan sedikit legah" jawab Sumire.

Padahal.. Aku tidak ingin menganggapmu sebagai teman. Tapi lebih dari itu. Batin Boruto senduh.






Playboy Mitsuki-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang