06. Si Brengsek

411 39 11
                                    


"Kalian udah pacaran lama?" tanya Mitsuki pada Sumire yang tengah berjalan beriringan. Di samping Sumire, terlihat Boruto yang selalu menunjukkan muka asamnya selama perjalanan.

"Ti.. Tidak!! Kami tidak pacaran" bentah Sumire gelagapan.

"Benarkah? Kalau begitu, kalian lagi pendekatan yah?"

"Tidak juga!!" bentah Sumire. Lantas Mitsuki melirik sejenak pada Boruto yang sedari tadi diam membisu.

"Kalau begitu, pendekatan sama aku mau?" tanya Mitsuki, sambil mendekatkan wajahnya pada Sumire.

"Ah?... I.. I.. Itu_"

"Jangan Sumire...!!" teriak Boruto, mulai bereaksi. Sosok tampan berambut kuning terang itu segera berdiri di tengah-tengah, menjadi dinding pembatas antara Sumire dan Mitsuki.

"Kau taukan, Mitsuki itu tidak bisa di percaya? Jangan gampang tertipu" ngomel Boruto pada Sumire.

"Ah? Ano.."

"Pokoknya jangan Mitsuki!" kesal Boruto. Lantas Mitsuki tertawa anggun.

"Lalu? Kalau bukan aku siapa?" tanya Mitsuki kemudian.

"Ya.. Yah.. Yah orang lain kek, yang penting jangan kamu. Aku udah kenal kamu lama, aku tau udah banyak perempuan yang kamu buang dan tinggali. Makanya, jangan sampai Sumire juga jadi korbannya!"

"Hmm... Kalau begitu aku kasih pilihan" jeda Mitsuki, lalu tersenyum miring.
"Sumire atau Himawari. Siapa yang akan jadi korban selanjutnya? Pilih salah satunya yah!" bisik Mitsuki, tepat di telinga Boruto. Jangan sampai Sumire mendengarnya. Bisa gawat.

"Mitsuki!!"

"Hehehe... Bercanda Boruto, kau serius sekali menanggapinya" kekeh Mitsuki. Lantas menatap Sumire.

"Sayonara... Rumahku arah sana, aku deluan yah.." kata Mitsuki, sambil melambai lembut pada Sumire. Sebelum akhirnya beranjak pergi.

"Kau tidak akan mau sama dia kan?" tanya Boruto, menatap Sumire curinga. Lantas Sumire gelagapan, dengan pipi yang merona terang sedari tadi.

"Ah.. A.. A.. Ano.. Aku tidak bisa... Menjamin" kata Sumire, lantas pipinya semakin merona terang ketika melihat Mitsuki tersenyum padanya sebelum menghilang di balik tembok perumahan konoha.


°°°


Setia pulang kerumahnya. Mitsuki melewati gang sempit yang jarang sekali di lewari seseorang.

Di tengah perjalanan Mitsuku berhenti,  ketika melihat keberadaan sosok perempuan berambut indigo pendek sebahu itu tengah menghalang jalan.

"Kau mau apa? Aku tidak mau berurusan lagi denganmu" kata Mitsuki, kembali dalam mode sllow. Walau di depan sana, sosok itu sedang membara menatap Mitsuki.

"Begitu kah? Kau datang, memberi harapan, memberi kasih sayang, cinta, tapi ujung-ujungnya kau tinggalin. Lalu? Kau kira aku akan melepaskanmu begitu saja brengsek!!?"

"Sarada... Kau pikir di sini aku yang salah? Sudah ku bilang, aku tidak suka perempuan yang mengungkapkan perasaannya deluan, jika saja kalian mau sedikit bersabar" kata Mirsuki.

"Omong kosong!! BRENGSEK KAU!!" sosok yang bernama Sarada itu berteriak, sambil berlari menuju Mitsuki dan hendak menurunkan satu pukulan. Sayang, dengan mode santai, Mitsuki menghindar.

"Mitsuki kau...!!!" Sarada kembali, hendak memukul Mitsuki. Dan lagi-lagi Mitsuki dapat menghindar.

"Sudalah Sarada... Lupakan semuanya, kau sudah tidak penting lagi buatku_"

"Brengsek!!"

Kali ini, bukannya menghindar. Mitsuki malah mencengkram gumpalan tangan Sarada yang hendak mengenai wajahnya. Lantas Mitsuki menarik tangan Sarada agar gadis itu lebih mendekat padanya.

Cup...

Dalam sekali tarikan, bibir mereka bersentuhan.


°°°


Maaf.. Kalau makin ke sini, makin gaje😅

See you😘






Playboy Mitsuki-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang