Namida memasuki kelas dengan wajah yang cerah ceria. Membawa setangkai bunga mawar merah, ia menghampiri bangkunya.
"Sepertinya, harimu sedang baik" tebak Himawari, usai Namida menduduki bangku di sampingnya.
"Hai'.. Sangat-sangat baik dan bahagia.." seru Namida girang.
"Benarkah? Ah? Kau membeli bunga?" tanya Himawari, ketika melihat bunga yang Namida bawa.
"Ano.. Bunga ini tidak aku beli, tapi aku di kasi" kata Namida, tersipu malu.
"Benarkah? Siapa yang memberimu bunga? Romantisnya..." kata Hinawari, nampak turut bahagia.
"Hn.. Dari Mitsuki-kun.." jawab Namida lirih, lalu menunduk malu.
"Da.. Dari Mitsuki-kun?" Himawari tersentak.
"Hai'... Dia romantis sekali, dia memberiku bunga dan senyuman menawannya. Aku bahagia sekali" seru Namida antusiasi, sangat-sangat antusiasi.
"Ano... Apa kau beneran, menyukai Mitsuki-kun?" tanya Himawari lirih, lantas suasana hatinya berubah drastis.
°°°
Usai pelajaran seni melukis, Sumire jadi lebih serius lagi. Pasalnya, di antara hasil karya teman kelasnya, hanya dialah yang mempunyai hasil karya buruk.
"Sudalah Sumire, jangan memaksakan diri. Mendingan, kau makan saja keripik kentang ini" usul Chocho, ketika melihat Sumire terus berlatih menggambar.
"Tidak, aku pasti bisa" teguh Sumire.
"Kau pintar menggambar yah?" tanya Mitsuki, yang entah sejak kapan berdiri di samping meja Sumire. Lantas, Sumire terlonjak kaget.
"Ah? Se.. Se.. Sejak kapan kau di situ?" tanya Sumire gelagapan. Lantas Mitsuki tertekeh lembut.
"Sejak tadi, kau pasti tidak menyadarinya" jawab Mitsuki kemudian. Sumire mengangguk kikuk.
Mitsuki membongkuk beberapa derajat, menyamai ketinggian Sumira ketika duduk. Lalu mendekatkan wajahnya kepada Sumire.
"Cantik..." katanya kemudian. Sumire lantas salah tingkah.
"A... Apa?"
"Apa? Tadi aku bilang gambarmu cantik" kata Mitsuki tenang, lalu berdiri tegap sambil mengulum senyum. Lantas Sumire tersipu malu.
"Benarkah? Aku lihat, gambaranmu sangat buruk, Sumire. Kau pasti bohong kan si tampan?" sambar Chocho, yang tadinya hanya diam menonton keromantisan mereka.
"Ah? Dimataku Sumire cantik" jawab Mitsuki.
"A.. Apa?" Sumire kembali gelagapan.
"Maksudku, di mataku gambaran Sumire tetap cantik" kata Mitsuki sambil tersenyum lembut.
"Mitsuki... Kau mencariku lagi?" tanya Boruto yang baru saja muncul dari ambang pintu bersama Shikadai.
"Hai'.." jawab Mitsuki, lalu menghampiri Boruto.
"Kau ini menyebalkan sekali Mitsuki..." protes Boruto, lalu mereka berbincang-bincang santai.
°°°
"Hai'... Aku mencintainya lebih dari siapapun, aku berjanji akan melakukan apapun yang membuat Mitsuki bahagia..."
Teringat jelas perkataan Namida yang teguh mencintai Mitsuki. Semuanya berputar di pikirannya, bagaikan kaset rusak.
Lantas. Himawari menunduk senduh, sembari duduk di kursi taman yang berada tepat di bawah pohon beringin.
"Rumornya, pohon beringin itu berhantuloh... Pohon keramat yang paling di takuti manusia. Kupikir kau bukan manusia" kata sosok tampan di depan sana. Sontak, Himawari mendongak menatapnya yang tengah tersenyum hambar.
"Kalau iya, kau mau apa?" tanya Himawari, tak bergairah. Sosok tampan itu menyeringai lebar, lantas mengampiri Himawari.
"Begitu yah.. Berarti, kau salah satu temannya ini bukan" katanya kemudian, sembari memberinya sekertas sketsa gambar hasil kerja kerasnya.
Sontak Himawari ketakutan, dengan badan yang perlahan bergetar. Melihat betapa mengerikan sosok hantu yang terlihat di sketsa gambar itu.
"Dia berdiri di belakangmu. Sepertinya, kau hantu yang paling cantik yang pernah aku temui" sosok tampan itu tersenyum.
"A... Aku bukan hantu" kata Himawari ketakutan, lantas segera beranjak dari taman.
"Hahaha... Baka! Gampang sekali tertipu.."
.
.
.Hallo...
Gimana? Gimana? Kabar kalian baik? Sehat-sehat aja? Udah stay di rumah belum?
Oke, langsung pada intinya..
Tembus 10 vote, baru aku update part selanjutnya.
Hanya 10 loh. Gak minta banyak😅
See you😘
Dari penggemar mitsuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Mitsuki-kun
Short StoryMitsuki dikenal sebagai lelaki brengsek, yang handal memainkan hati perempuan. Ia hanya bermain-main sebentar, lalu membuangnya. Layaknya boneka, yang di mainkan. Lama-lama menjadi bosan, lantas mencari yang baru. Akankah, Mitsuki menemukan cinta s...