Prolog

783 91 18
                                    

Hai semua.
Saya kembali lagi dengan cerita baru yang berbeda. Kali ini memang ceritanya sedikit mengandung bawang yah. Hehe, awalnya Aku merasa ragu melanjutkannya.tapi setelah membaca beberapa kalimat kelanjutan ceritanya langsung terbayang dipikiranku. Cerita ini terinspirasi dari Kak Yssed13 

Kakak ini memberikan beberapa ide untuk meneruskan ceritanya.

Dan cerita ini sepenuhnya Milik Author Ya guys, dalam arti kalau alur cerita ini akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Nama dan tempat hanya sebagai pelengkap. So tetap baca ceritanya dari awal hingga akhir.
Dan untuk Kak Yssed13 saya ucapkan Terima kasih atas idenya😘 dan selamat membaca semuanya😍

              Selamat membaca
             
"Yong! Cepatlah. Kita sudah terlambat!" Teriak Shin hye. Menunggu Yong hwa yang masih belum siap juga.

"Aku datang! Aku datang Sayang_Ayo kita berangkat.." Yong hwa berjalan disamping Shin hye, menuntun istrinya itu menuruni satu-persatu anak tangga. Lalu memeluk possesive pinggang Shin hye saat mereka akan keluar.

Mereka masuk kedalam mobil. Saat supir membukakan pintu untuk Shin hye sedang Yong hwa duduk disamping Shin hye. Didepan ada supir dan satu Penjaga yang selalu bersama mereka setiap saat. Sedang Pasangan suami istri itu duduk dibelakang Dengan Shin hye yang menggendong Bayinya yang masih berusia 5 bulan.

"Seatbelt First Baby.." Ucap Yong hwa dengan senyum kecilnya. Menyuruh Shin hye memakai sabuk pengamannya. Shin hye membalas senyuman Yong hwa dengan cengiran Khasnya.

"Ready?" Tanya Yong hwa.

"Ready Daddy! Lets go!" Seru Shin hye menirukan suara anak kecil.

Yong hwa kembali tersenyum kecil mengusap pelan rambut istrinya itu. Setelah itu dia memerintahkan Supir untuk menjalankan mobilnya membelah jalanan yang selalu ramai.

"Apa tidak apa-apa kita datang mendadak begini. Bagaimana Kalau Eomma dan Appa sedang pergi. Bagaimana jika telpon So Jung lebih dulu Yong. Kita tanya apa Eomma dan Appa ada disana atau tidak." Yong hwa terkekeh geli mendengar ocehan istrinya itu. Padahal sebelumnya mereka sudah sepakat kalau ini akan menjadi kejutan untuk orang tua mereka. dan lucunya Shin hye sudah menanyakan pertanyaan itu berulang kali.

"Yong!" Rajuk Shin hye saat melihat respon Yong hwa hanya terkekeh. Dia mengerucutkan bibirnya kesal, seraya memalingkan wajahnya kejendela mobil.

Hal itu membuat senyum Yong hwa semakin mengembang. Istrinya itu tidak pernah berubah, mereka sudah memiliki bayi tapi Shin hyenya akan selalu merajuk karna hal-hal kecil.

Tapi itu lah yang disukai Yong hwa dari Shin hye, dimana Wanita itu akan selalu bergantung dan bersikap manja padanya.

"Apa istriku yang cantik sedang marah Hm?" Bujuknya. Tapi Shin hye masih kekeh, dia masih memalingkan wajahnya.

"Baiklah Kalau begitu, Aku akan bicara pada putriku saja." Dia mengambil alih bayinya dari gendongan Shin hye, bukannya menangis karna dijauhkan dari ibunya, Bayi kecil itu malah tersenyum melihat Yong hwa yang gemas menciumi seluruh wajah gembul bayinya.

"Putri Daddy yang cantik, Bisakah kau mengatakan pada Mommy agar tidak marah pada Daddy. Hm? Hati Daddy sakit." Yong hwa berpura-pura menyeka wajahnya seakan dia baru mengeluarkan air matanya.

"Daddy tau, Kau lebih Sayang pada Mommy kan? Dibanding Daddy. Itu sebabnya Kau sama cantiknya dengan Mommy" Ucapan Yong hwa sontak membuat Shin hye menoleh. Dia malu dengan ucapan Suaminya itu, sedangkan Supir dan penjaga didepan  menahan senyum mereka melihat Nyonya mereka tersenyum malu saat mendengar godaan maut tuannya itu.

Shin hye menyiku pinggang Yong hwa hingga pria itu mengaduh kesakitan dan berpura-pura menangis di dekat putri gembulnya. Dan seakan mengerti dengan keadaan Ayahnya Bayi gembul itu memukul-mukul wajah Yong hwa seolah dia mendukung Ibunya untuk menghukum Ayahnya.

Kali ini Yong hwa tertawa melihat Putrinya yang juga memperlihatkan senyumnya. Berulang kali dia menggelitiki putrinya hingga tertawa. Membuat mobil itu berjalan diiringi tawa keluarga itu. Shin hye juga tersenyum melihat suaminya yang begitu menyayangi putri mereka.

Senyum itu masih belum pudar hingga mereka melewati hutan dan tepat dihadapan mereka sebuah truk juga berjalan dengan body yang sudah oleng. Tampaknya Mobil pengangkut itu tengah kehilangan keseimbangannya.

Hingga detik berikutnya demi menghindari hantaman Truk pada mobil mereka Supir didepan membanting setir mereka kearah kiri. Rupanya cara itu adalah awal dari kejadian itu. Mobil mereka berguling-guling dijurang yang memang tidak terlalu curam. Mereka semua kalang kabut melihat hal itu. Yong hwa mendekap putrinya erat dengan kedua tangannya hingga dia tidak sadar kalau genggaman istrinya terlepas darinya.

"Tuan!! Nyonya!!" teriak Kedua pria itu didepan. Namun terlambat, karna detik kemudian keadaan sudah hancur, kegelapan sudah mulai mendatangi mereka. Shin hye terlempar keluar dari jendela mobil. Sedang mobil itu sudah terbalik. Yong hwa masih mempertahankan putrinya dipelukannya. Hingga kesadarannya juga perlahan hilang.

Namun sebelum itu terjadi, hal terakhir yang dia lihat adalah tubuh kaku istrinya yang terlempar jauh dari mereka dengan darah mengucur dari kepala wanita itu.

"S-Sh..in..h..y.e." Kata terakhir yang diucapkan Yong hwa sebelum kegelapan juga menjemputnya. Dan setelah itu semuanya Tenang.

Tbc
.
.
.

19 Februari 2021

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang