25. Never Lost Her Again

178 61 6
                                    

Sepanjang hari setelah bangun dari tidur panjangnya, Shin hye memilih mogok bicara dengan Yong hwa. Pria itu pun tak tau harus bagaimana. Ia menyesal karena sudah ceroboh. Harusnya ia mengunci pintu kamar agar Shin hye tidak keluar untuk menyaksikan kejadian itu. Tapi apa boleh buat, semua sudah terlanjur terjadi. Yong hwa hanya dapat berdiam diri tanpa ingin membela dirinya. Jadi keduanya sama-sama diam diranjang yang sama.

Berkali-kali Shin hye menepis tangan Yong hwa yang ingin memeluknya namun pria itu semakin mengeratkan dekapannya sehingga Shin hye memilih untuk pasrah.

Biasanya mereka akan berperang jika sudah seperti ini. Shin hye heran pada pria itu yang memilih diam tidak mau menjelaskan apapun. Namun disisi lain dia juga bersyukur karna ia tidak harus mengeluarkan tenaganya hari ini. Tenaganya sudah cukup terkuras habis sejak pria ini membawanya kabur, dan tadi ia menyaksikan seseorang dibunuh dengan cara tragis.

Oh god!

"Apa kau sangat marah?"

"Aku hanya sedang tak ingin bicara denganmu."

"Jangan lama-lama marahnya sayang. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

Shin hye menatap jengkel. "Sudah berapa orang yang kau bunuh seperti itu?" Tanyanya dengan nada takut. "Dan kenapa kau membunuhnya, bagaimana jika keluarganya mencarinya nanti."

"Dia mati karena ulahnya, aku tidak pernah menghukum orang yang tidak bersalah."

"Bukankah ada polisi? Kau bisa menyerahkannya pada polisi bukan malah membunuhnya seperti itu." Tidak sadar suaranya sudah meninggi. Entah apa kesalahan wanita itu hingga hanya kematian yang cocok menjadi hukumannya."Bisakah aku melihatnya?"

"Tidak perlu."

"Kau sudah ingkar janji dan membuatku malas mempercayaimu, apa jangan-jangan semua yang kau katakan tadi adalah kebohongan juga."

Yong hwa menatap Shin hye dengan dingin hal yang tidak pernah ia lakukan selama ini.

"Aku sudah mengatakan kalau sesuatu yang kau lihat dan dengar bukan selamanya itu adalah kebenarannya, wanita sialan itu sudah berani datang kerumah ini dan membuat segalanya hancur, dialah penyebab dirimu tidak bisa mengingatku lagi. Apa aku harus menyerahkan orang itu kepolisi?"

Shin hye tidak menjawab. Yah, tidak bisa dipungkiri kalau tidak akan ada asap jika tidak api. Mungkin benar kesalahan wanita itu sudah terlalu besar, dan apa? penyebab hilang ingatannya. Tidak tau harus mengatakan apa, semuanya menjadi lebih rumit sekarang.

Tapi yasudahlah.

Shin hye memilih untuk tidak melanjutkan percakapan itu hingga pagi pun datang dan ia terbangun sendirian. Setelah membasuh muka, ia turun kebawah namun bukan Yong hwa yang ia dapat temukan melainkan Federic yang berdiri tegap bagaikan patung.

"Selamat pagi Nyonya." Sapa Federic yang masih setia dengan wajah datarnya.

Shin hye menatap sekeliling, mencari pria psikopat itu namun tampaknya ia tak ada dirumah. Atau mungkin pria itu sudah berada dikantor. Sambil menarik kursi meja makan, ia memandangi Federic yang bagaikan patung itu.

Pria itu terlihat santai, ia juga melihat Federic kemarin hanya bersikap biasa saja seolah sudah biasa melihat hal itu.

"Tuan tidak ada disini nyonya." Federic memberitahu seolah menjawab pertanyaan yang ada dikepala Shin hye, beberapa saat kemudian para pelayan menghidangkan makanan dan pergi lagi kedapur.

"Lalu kenapa kau masih ada disini?"

"Saya ditugaskan untuk menjaga anda."

"Oh." Shin hye menyuapkan makanan kemulutnya dengan jengkel. Entah bagaimana bisa ia dikelilingi oleh para pria psikopat gila seperti mereka.

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang