30. Quality Time

228 66 6
                                    

Sebuah tangan kekar terasa berat di atas perut Shin hye. Ia berusaha untuk keluar dari jepitan itu namun tidak bisa. Ia seperti baru saja melewati kematian rasanya sangat amat menyakitkan dia dapat merasakan kalau darah mulai keluar melewati wajahnya. Tidak ada udara yang masuk ke dalam paru-parunya hingga dadanya terasa bagai ditikam. Benar-benar tidak ada celah baginya.

Dadanya mulai sesak oleh air mata, ia tidak tau sedang berada dimana karena yang dia tidak bisa melihat apapun selain bau anyir yang begitu menyengat. Saat berteriak minta tolong, Shin hye hanya bisa mendengar nafasnya, suaranya tidak keluar sama sekali.

Tiba-tiba saja sebuah benda tajam seperti kembali menusuknya berkali-kali dan orang itu hanya tertawa melihat darah yang keluar dari sekujur tubuhnya.

"Sayang...?"

Shin hye tersentak hingga terduduk, tangan kekar itu ternyata tangan Yong hwa. Nafasnya masih tersenggal-senggal saat Yong hwa memberikan segelas air putih sambil menyeka keringat yang membasahi wajah Shin hye.

"Kau bermimpi buruk?" Tanya Yong hwa.

Shin hye berbalik agar ia bisa menatap wajah Yong hwa, dadanya masih tampak naik turun akibat ketakutan yang baru saja ia dapat dari mimpi. Matanya melirik jam dan masih pukul lima pagi. Kemudian kedua tangannya bergerak memeluk Yong hwa sambil meletakkan wajahnya di dada pria itu, sentuhan halus yang menenangkan dapat ia rasakan di pundaknya.

"Maaf sudah mengganggu tidurmu." Kata Shin hye pelan, suaranya masih tenggelam dalam mimpi mengerikan itu.

"Apa yang kau mimpikan?"

"Aku tidak ingat."

Yong hwa hanya diam sembari memberikan menenangkan di puncak kepala Shin hye yang basah oleh keringat. Matanya menerawang jauh. Ia tidak suka Shin hyenya seperti ini, bahkan walau itu hanya mimpi tetap saja membuatnya frustasi. Ia tau bahwa kedepannya mimpi-mimpi seperti itu akan sering menghampiri istrinya itu dikarenakan masih banyak hal yang belum diketahuinya.

"Shin hye..."

Shin hye mendongak pelan memandangi Yong hwa, tapi pria itu tetap diam dan hanya menatapnya juga.

"Ada apa?"

"Tidak, sayang. aku pikir kau sudah tidur."

"Kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Aku ingin mengajakmu mengelilingi mansion." Ujar Yong hwa."Aku ingin kau kembali mengetahui segala yang ada disini."

Shin hye mengerut bingung."Itu bisa juga, tapi aku masih ingin tidur." Shin hye memejamkan matanya kembali.

"Kita akan tidur setelah itu sayang, hari ini hanya waktu kita berdua."

"Kau tidak bekerja?"

"Tidak, aku ingin menghabiskan waktu denganmu saja."

"Kenapa?"

Yong hwa merangkak ke atas tubuh Shin hye lalu tersenyum tipis."Ada sesuatu yang harus kulakukan di gwangju besok, jadi hari ini aku hanya ingin bersamamu saja."

Mata Shin hye mengerjap pelan. Kerongkongannya tercekata dan dadanya mulai bergemuruh."Kau ingin kembali kerumah sakit itu?"

Yong hwa hanya dapat menatap wajah Shin hye dengan bola mata sayu yang dipaksa untuk terlihat tenang, ia sangat tidak suka melihat ekspresi Shin hye yang membuat hatinya sakit.

"Lalu aku__"

"Semalam aku sudah menelpon Minyoung untuk datang kesini. dia belum tau kalau kau sudah kembali, aku hanya mengatakan untuk menjaga Aera selama aku pergi. Ini akan menjadi kejutan untuknya."

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang