1.Not Fine

449 92 18
                                    

"SHIN HYE!!" Teriak Yong hwa sedetik kemudian dia terbangun dengan keringat yang bercucuran. Seakan baru saja dia menjumpai kematian satu tetes cairan bening lolos dari keluar mata Hitam pekatnya.

Dia menatap sekeliling namun yang dia temukan hanya Box bayi dengan putri kecilnya yang masih terlelap. Istrinya_Shin hyenya masih belum bersamanya, Ini sudah sebulan dia kehilangan istrinya itu. Namun dia belum mendapat kabar apapun.

Dia hampir putus asa, menyerah. Namun keyakinannya selalu mengatakan kalau semuanya pasti akan baik-baik saja.

Dia menoleh kearah nakas, Ternyata masih jam Empat pagi. Sebulan ini mimpi itu selalu menghantuinya setiap malam, dia melihat Shin hye terbujur kaku dengan darah yang mengotori seluruh tubuhnya. Saat dia hendak mendekati Shin hye. Kakinya tidak dapat digerakkan. Ada yang menahan kakinya, penyesalan selalu datang padanya.

Seandainya, Seandainya dia tidak melepaskan tangan Shin hye, seandainya dia bisa menjaga Kedua orang yang berharga dihidupnya, seandainya dia tidak usah pergi kerumah orang tuanya, seandainya dan seandainya.

Semua itu membuatnya dilanda rasa penyesalan, Tuhan bahkan tau betapa dia sangat merindukan Istrinya saat ini. Bagaimana ini, Bagaimana dia menjalani hidup setelah ini.

Tidak! Dia tidak sekuat itu.

Tangisan bayinya seketika membuyarkan semua lamunan Yong hwa, dengan cepat dia mengusap air matanya yang keluar lalu turun dari ranjang dan mengangkat bayi mungil itu dari sana.

"Ada Apa Hm? Kau haus? Atau kau buang air kecil Hm?" Dia mengambil botol kecil berisi minuman yang berada disamping Box bayi. Lalu memberikannya pada Putri mungilnya itu yang segera disedot rakus oleh si Mungil.

Yong hwa tersenyum kecil melihatnya. Tangannya menepuk-nepuk kecil bokong lembut itu, hingga Si mungil kecil itu tertidur pulas setelahnya.

"Sstt." Gumannya pelan sambil meletakkan kembali Putrinya kedalam Box bayi itu. Jika bukan karna putrinya dia bahkan memilih mati saat ini.

Yong hwa yang sebulan ini benar-benar berubah drastis, dia bukan lagi orang yang suka mengumbar tawanya, dia bukan lagi orang yang penyabar, dia bahkan dingin terhadap semua orang yang dijumpainya selain bayinya.

Bayinya. Seakan itu adalah tujuan hidupnya saat ini. Tapi bukan berarti dia melupakan Shin hye, Dia pasti akan menemukan kembali istrinya.

Dia masih ingat bagaimana Shin hye mengajarinya cara merawat bayinya.

"Yongie, Lihat Aera kenapa dia menangis!" Teriak Shin hye saat dia berada dikamar mandi. Yong hwa berjalan kesisi ranjang lalu melihat bayinya yang memang menangis, namun dia tidak menemukan apapun penyebab bayinya menangis.

"Ada Apa Sayang, Apa ada yang memukulmu? Ayo bilang pada Daddy-Daddy akan menghajarnya." Bukannya diam Bayi gembul itu mengeraskan suaranya hingga melengking membuat Shin hye segera keluar dari kamar mandi.

"Ada dengannya kenapa bisa menangis, Apa kau memukulnya?!" Tanya Shin hye garang. Menatap tajam Yong hwa penuh permusuhan. Sedang yang ditatap malah menampilkan wajah polosnya.

"No!" Sanggahnya cepat. "Aku hanya bertanya pada Aera apa ada yang memukulnya hingga dia menangis, supaya aku menghajarnya sayang..Tapi Baby Aera malah menangis semakin keras." Shin hye benar-benar menganga mendengarnya, berkali-kali dia mengerjap mencerna ucapan Suaminya itu namun yang datang malah kejengkelan.

"Dasar Suami Sialan!"

"Yya, Jung Shin hye. Kau mengumpat? Siapa yang mengajarimu Hm?!" Shin hye tidak menjawab tapi mendelik balik Pada Yong hwa.

"Kau pikir siapa yang akan memukul putrimu Saat kau sendiri yang ada disampingnya?"

Benar juga. Nelangsa Yong hwa. "Lalu kenapa dia menangis sayang? Lihat dia menangis lagi."

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang