26. He's Princess

207 61 4
                                    

Mata Shin hye berkaca-kaca."Tolong jangan lakukan itu lagi." Pikirannya berkecambuk memikirkan hal buruk.

Pria ini masih beruntung karena masih berada dirumah sakit. Marah, sedih dan kecewa bercampur menjadi satu. Sungguh sangat muak rasanya dalam situasi dimana kau tidak mengerti apapun.

"Kau masih marah padaku?" Tanya Yong hwa, tatapannya masih sendu.

"Kau masih memikirkan kemarahanku bahkan disaat-saat seperti ini?" Shin hye jengkel mendengarkan pria itu."Jangan lakukan hal bodoh seperti ini lagi."

"Jika ini berhasil membuatmu memaafkan kesalahanku, aku akan melakukannya walaupun tidak enak rasanya berbaring disini karena itu membuatku kesusahan menyentuhmu."

Pria ini cara yang ekstrim dalam meminta maaf. Shin hye menghela napas. Barusan pria ini juga memanggilnya dengan nama Shin hye, ia ingin sekali bertanya tapi yasudahlah pria psikopat ini pasti akan mengatakan hal yang tidak masuk akal lagi.

"Tadi pagi aku sedikit mengantuk saat menyetir." Yong hwa mengusap bibir Shin hye menggunakan ibu jarinya.

"Apa kau tidak tidur semalam?"

Yong hwa memilih diam sebagai responnya. Bola matanya terus menikmati wajah cantik Shin hye.

"Kenapa tidak tidur?"

"Aku tidak bisa tidur karena terus memikirkanmu, sayang." Shin hye memutar bola matanya.

"Kalau begitu tidurlah sekarang." Ujarnya. Nadanya terdengar lembut dari biasanya.

Shin hye pum turun dari ranjang untuk duduk di sofa sebelum Yong hwa menarik tubuh wanita itu hingga terembab di dadanya kini. Shin hye terkesiap dengan mulut terkatup dan mata membelalak.

"Aku tidak ingin tidur sendiri." Dengan sebelah tangannya yang tidak diperban, Yong hwa mengangkat tubuh Shin hye  hingga kini mereka tidur berdampingan. Yong hwa bergeser sedikit lebih ke bawah agar ia bisa meletakkan kepalanya di dada Shin hye.

Shin hye membiarkan Yong hwa memeluknya meskipun ia sedikit tidak tega dengan kondisi tangan pri itu. ia takut jika pria itu salah gerak, kondisinya jadi bertambah parah.

Mata Shin hye menerawang ke langit-langit. Detak jantungnya bergemuruh di dalam rongga dadanya dengan kepala Yong hwa yang tidur disana. Ketakutannya semakin menjadi-jadi, ia bagai berada di dalam sebuah kubah lingkaran yang tak berujung. Setelah melihat kegilaan pria ini hari ini, Shin hye memahami sesuatu, kalau ia pasti memang memiliki hubungan spesial dengan pria ini sebelum ingatannya hilang.

Entah sebenarnya dialah suaminya yang sebenarnya atau tidak, masih belum bisa ia pastikan. Lalu bagaimana dengan Yeon seok, pria itu juga sudah menolongnya dari kematian, bahkan pria itu selalu sabar menghadapinya walau ia tidak pernah bersikap layaknya seorang padanya seperti yang dikatakannya tempo hari

Dan yang lebih membuat dia bingung adalah kenapa ia tidak merasa kalau ia melakukan kesalahan ketika bersama Yong hwa ini, dan sampai saat ini ia juga tidak mengerti jika memang ia adalah istri Yeon seok itu, bukankah pria itu akan mencarinya sampai ke ujung dunia sekali pun.

"Jangan marah lagi padaku." guman Yong hwa pelan."Maafkan aku jika sudah membuatmu takut dan kecewa. Aku sudah berjanji kalau aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku lagi, walaupun aku harus melawan dunia sekalipun."

"Tapi kau tidak perlu menyakiti dirimu sendiri hanya untuk mendapatkan maafku." Suara Shin hye terdengar pelan."Kau bilang akan melawan dunia. Tanganmu saja sudah patah masih mau melawan dunia." Lanjutnya dengan nada jengkel, membuat Yong hwa tersenyum geli.

Shin hyenya begitu menggemaskan."Ayo kita bercinta." Bisikan sensual Yong hwa mengantarkan sengatan listrik yang menggelitik di sekujur tubuh Shin hye."Aku ingin merasakan dirimu lagi, sayang."

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang