Ya Allah, jika dia benar untukku, dekatkanlah hatinya dengan hatiku. Dan jika dia bukan milikku, damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu.
-ismiiwdy-
Buat, readers yth 😊
Jangan lupa Vote dan Comment ya 🙏
Tolong, jangan jadi Silent Readers
Hargai karya penulis.
Typo bertebaran💮💮💮
Tak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya memiliki waktunya sendiri- sendiri. Ada yang datang kemudian pergi. Masa depan yang akan datang pun akan berlalu menjadi masa lalu.
Sebagai manusia kita hanya bisa menerima segala hal yang terjadi pada hidup kita. Sebagai makhluk yang perasa, membuat kita bahagia atas sebuah pertemuan dan sedih atas suatu perpisahan.
Tak jarang kita mengungkapkan hal tersebut lewat kata-kata agar perasaan menjadi lebih lega. Baik kegembiraan ataupun kesedihan semuanya butuh tempat masing-masing untuk diluapkan. Karena menahan perasaan itu sangatlah menyakitkan.
Pagi ini, di rumah keluarga Abigail sedang di sibukkan dengan persiapan putra sulung mereka yang akan wisuda. Sedangkan sang putra sulung justru hanya pasrah dalam perintah adik, sepupu, serta umi nya yang mengatur segala persiapan ini.
"Abang tuh mukanya jangan datar gitu dong, kan jadi gak tampan. Masa bajunya bagus gini mukanya datar gitu. Gak kompak banget muka sama baju."
"Abang tuh senyum dikit dong. Biar kelihatan auranya. Gimana mau cepet dapat jodoh kalau mukanya tampan tapi kaku gitu. Senyum dong."
"Abang, ini kok rambutnya berantakan sih. Harusnya tuh potong rambut dan minta di rapikan sekalian sama cukur rambutnya. Kan jadi gak cocok sama bajunya, kalau rambutnya berantakan seperti ini."
Huh, andai Fadsyah punya keahlian untuk menghilangkan diri dari ketiga makhluk perempuan di depannya ini pasti akan Fadsyah lakukan sekarang juga.
Bagaimana tidak?! Sejak subuh tadi mereka hanya sibuk untuk membantu Fadsyah menyiapkan wisudanya. Sudah seperti pengantin pria saja dia sekarang.
"Stop." Singkat dan jelas, kata itu terucap setelah sekian lama ia berdiam diri dan pasrah akan ocehan ketiga wanita itu.
"Loh kok, stop sih?! Ini belum selesai tau!" Alya yang mendengar pun langsung melayangkan protesnya.
"Kalian ini, mau membantu Fadsyah wisuda atau membantu Fadsyah persiapan untuk menjadi pengantin sih?!"
"Sejak subuh loh! Sekarang kalian keluar dari kamar Abang dan tunggu saja Abang di bawah."
"Dan untuk umi ku tersayang. Umi ke bawah saja ya, Abi kan juga butuh Umi un---" ucap Fadsyah lembut sambil memegang bahu Umi nya.
"Astaghfirullah, umi lupa Nak." Umi pun langsung berjalan terburu untuk turun dan menghampiri Abi.
Fadsyah pun beralih ingin ke kamar mandi dan netranya menatap kedua adik perempuannya yang masih berdiam diri di kamarnya.
"Kalian! Kenapa masih disini? Kan Abang suruh keluar tadi." Ucapnya datar namun terdengar sedikit lembut.
"Tapi bang, ini kan---"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI BERCADAR KU [Hiatus]
Teen Fiction💮Happy Reading 💮 Rank #3 wanitaberhijab Rank #4 wanitabercadar Rank #30 cadar ________________________________ Diam yang paling tenang adalah mendo'a kan. Karena tak ada yang lebih tulus dari hati yang mencintai dalam perih, dan mendo'akan dalam...