Beberapa pelayan dan pengurus mansion besar kediaman Kim terlihat sangat sibuk mencari nona paling muda di keluarga Kim.
Kejadian seperti ini memang sudah tak jarang terjadi di kediaman keluarga kaya itu.
"Apa kalian melihat nona muda?"
"Tadi saya melihat nona di dapur."
"Tapi saya baru saja dari dapur!" ujar kepala pengurus itu gemas.
Anak bungsu dari keluarga Kim memang sering mempermainkan para pengurus dan pelayan nya.
Anak termuda dari tiga bersaudara itu sangat berbeda dengan kedua kakak kembar nya yang memilih membaca buku-buku rumit di perpustakaan pribadi mereka.
Gadis lincah itu sering kabur dari rumah. Entah bagaimana caranya perempuan itu mampu melewati berbagai keamanan ketat yang ada.
Diam-diam gadis itu mendengar percakapan para pelayan yang kesulitan mencari keberadaannya. Padahal ia sedang terkikik geli di balik dinding.
Disertai senyum menggemaskan. Kedua pipi chubby nya ikut naik.
"Ahjumma Kang, unnie, oppa, Nini hanya akan jalan-jalan mencari angin sebentar. Aku akan pulang tepat waktu kali ini, hehe." batin gadis itu.
Mengingat peta rumah nya sendiri tidaklah sulit. Dengan keahliannya bersembunyi dan memanjat dinding, si bungsu Kim dengan mudahnya bebas dari rumahnya sendiri.
Jennie Kim adalah nama dari si bungsu kesayangan keluarga Kim. Yang membuat gadis ini suka memberontak pun dikarenakan sifat keluarganya yang terlalu protektif.
Malam sibuk di kota Seoul selalu memikat perhatian gadis bersurai hitam ini. Warna-warni lampu serta sibuknya kendaraan berlalu-lalang selalu berhasil mengisi kekosongan yang ada di rumah nya.
"Ah, sayang sekali hari ini aku tidak menemukan uang di meja." Ya, Jennie kerap mengambil uang kertas para pelayan yang tercecer di rumah.
Tenang saja, gadis itu selalu mengembalikannya setelah mengambil.
Alasan terbesar Jennie karena ia tidak memilki uang kertas. Dompet nya hanya berisikan kartu-kartu pemberian orangtuanya yang sama sekali tidak bisa ia gunakan untuk jajan jajanan kaki lima.
"Tidak akan ada tteokpokki malam ini." kerucut bibir nya.
Tak jauh dari tempat Jennie berdiri orang-orang mengerumuni tengah jalan. Nampak nya terjadi sebuah kecelakaan di sana.
Manik mata Jennie dapat melihat sosok pemuda seusia nya tergeletak di depan mobil sambil memegang bahu kanan nya. Kepala pria itu bahkan berdarah.
Jennie meringis melihat kerumunan orang-orang di sana hanya berdiri kaku mengelilingi si pemuda malang tanpa menelepon atau pun menolong nya.
"Permisi! Jika kalian tidak bisa menolong maka menyingkirlah!"
Tanpa pikir panjang Jennie menerobos kumpulan orang itu dan menelepon ambulan. Orang-orang sedikit terkejut dengan ketidaksopanan Jennie.
Ia berlari memangku kepala pemuda itu yang dipenuhi darah.
"Hey, bertahanlah. Ambulan sebentar lagi akan datang." bisik Jennie berusaha untuk tidak panik melihat pemuda itu hampir menutup mata nya.
D. R. E. A. M
Setelah kejadian yang terjadi hampir dua bulan yang lalu, Jennie selalu diam-diam mencari waktu memperhatikan pemuda yang ia tolong.
Saat itu Jennie sangat terpaksa harus menggunakan kartu kredit yang sangat jarang ia gunakan.
Ternyata pemuda yang tertabrak mobil itu mengalami luka yang cukup parah di bahu nya yang mengharuskan ia harus segera di operasi.
Pria itu tampak hidup sendirian di kota besar Seoul. Walaupun operasi bahu pria itu berhasil Jennie sama sekali tidak pernah bertatap muka dengan pria itu.
Lagipula pemuda itu tampak sedikit dingin dan pendiam. Membuat nyali gadis bermarga Kim itu menciut padahal ia yang membayar semua biaya rumah sakit.
Atas dasar kekhawatiran Jennie, lama-lama gadis itu menjadi sering mengikuti kegiatan pemuda yang ia tak tahu namanya itu.
Yang Jennie sadari, pemuda itu selalu memiliki jam kuliah siang dan memiliki berbagai macam pekerjaan paruh waktu di malam hari dan hari libur nya.
Awalnya Jennie cukup kaget melihat kegigihan pria itu mencari uang. Sesekali pemuda itu memegang bahu nya yang ngilu tapi masih terus melanjutkan pekerjaan nya tanpa peduli.
Jennie sangat kagum. Ia berpikir jika kehidupan pemuda itu sangat menakjubkan. Jennie dapat bertaruh, ke depan nya pria ini akan bisa melakukan apa saja dan memiliki pengetahuan yang sangat luas.
Dan untuk sekian lama nya Jennie dikurung di rumahnya karena lagi-lagi ketahuan mencuri uang dan kabur, malam ini Jennie kembali mengikuti pemuda itu.
Melihat pemuda itu dengan pakaian serba hitamnya dan topi sudah biasa bagi Jennie. Gadis itu bahkan ikut terbiasa menggunakan pakaian gelap karena pria itu.
Jennie mengikuti pria itu memasuki sebuah tempat di mana cukup jauh dengan kerumanan kota. Untuk pertama kali nya Jennie menginjakan kaki di tempat ini.
"Apa ini yang orang-orang sebut club? Bukankah club malam tempat orang menghamburkan uang-uangnya? Rasanya tidak mungkin ia datang untuk sekedar bersenang-senang."
Dengan penuh keberanian gadis itu tetap mengikuti pemuda itu dari belakang. Hingga tiba-tiba pandangannya harus ditutupi oleh seorang pria jangkung.
"Ah..hm, permisi. Bolehkan aku lewat?" tanya Jennie ragu.
"Hey, tempat ini tidak cocok untuk anak manis seperti mu! Sebaiknya ku antarkan kau keluar dari sini." ujar pria itu.
Pria itu mengenakan kacamata hitam dengan rambut yang dicat pirang. Tubuh tinggi besar nya membuat Jennie terlihat sangat munyil di depan nya.
"Tapi aku harus masuk ke sana!" Jennie memberanikan diri walau tetap dibalas dengan gelengan kepala.
"Tidak, baby. Hanya rapper yang boleh masuk ke sana. Apa kau seorang rapper?" Pria itu membuka kacamata nya. Menilai Jennie dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"A-aku bisa rap!"
Melihat gadis imut lucu seperti Jennie membuat pria itu sama sekali tidak mempercayai ucapannya lalu melipat kedua tangannya di depan dada,"Then show me what you got, baby."
D. R. E. A. M
Hai, guys!
Kembali lagi bersama gua si MiauAu-
Oops! Salah chanel 😂A boring start, huh?
Kangen banget sama Yoonnie!
I will do this real quick!So dont forget to voment pelayar Yoonnie! 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM [YOONNIE]
Romance[COMPLETE] Ketika seorang gadis bernama Kim Jennie yang selalu dipenuhi mimpi-mimpinya datang mewarnai kehidupan Yoongi. Min Yoongi yang harus bekerja keras sebagai rapper amatir demi memenuhi kebutuhan keluarga dan pendidikannya. Terlalu sibuk un...