The End

323 36 19
                                    

"Yoongi-ah, aku tidak akan bisa menari lagi. Bagaimana ini?" tanya nya.

Pria itu menyentil jidat Jennie pelan dan membuat gadis itu mengaduh.

"Kaki mu hanya sedang beristirahat. Nanti akan kembali seperti semula. Dan kau masih bisa bernyanyi."

Bibir Jennie mengerucut. Yoongi dapat mendengar apa yang gadis itu katakan walau gadis itu hanya berbisik kecil.

"Tapi suaraku sebentar lagi juga akan hilang.."

Penyakit Jennie memang memiliki gejala awal yang sederhana menyerupai flu. Namun seiring penyakit itu terus berkembang gejala serius, seperti kelemahan otot, linglung, gangguan indera penglihatan, pendengaran, dan berbicara bisa saja terjadi. Kelumpuhan pada wajah maupun bagian tubuh tertentu seperti kaki nya sekarang.

Dan Yoongi tahu semua itu. Semenjak ia mengetahui penyakit Jennie ia mempelajari semua tentang peradangan otak yang bisa ia cari. Namun pria itu sama sekali tak ingin mempercayai apa yang ia baca.

"Maaf membuat mu khawatir lagi. Belakangan ini aku mengganti hobi ku menjadi suka menangis." Gadis periang itu mencoba menghibur diri.

"Berhenti merancau tak jelas, Jennie."

"Bagaimana dengan kehidupan trainee mu? Apa menyenangkan? Apa kau bertemu produser-produser terkenal?" tanya Jennie beruntun.

Tertawa kecil, Yoongi menjawab," Membosankan, melelahkan, dan tidak."

Sepasang bola mata Jennie memicing tajam karena pengakuan singkat pria di samping nya itu.

Benar, audisi Yoongi berjalan lancar. Dan sekarang ia telah menjadi salah satu trainee pada suatu agensi kecil. Ia berhenti mengunjungi klub malam dan mulai tinggal di dorm agensi tersebut bersama ratusan trainee lain nya.

"Jangan berlebihan. Ada ratusan yang berhasil masuk. Lagipula aku mendaftarkan diri sebagai produser, bukan idol. Aku akan terlihat seperti boneka kaktus yang bergoyang di atas panggung." ujar Yoongi sambil mengupas sebuah apel di tangan nya.

Jennie tertawa dengan pernyataan sarkas pria itu," Hey, kau tidak buruk dalam menari! Kau hanya malas, oppa! Aku bisa merasakan jika kau bisa debut sebagai idol. Wajah dumpling rebus mu akan sangat menggemaskan di depan kamera!" 

"YAH!" 

Gadis itu memeletkan lidah nya. Menurutnya, Yoongi mampu-mampu saja untuk melakukan semua itu. Candaan nya sama sekali bukan candaan.

Walau dengan raut masam tangan Yoongi masih menyelesaikan potongan apelnya. Lalu mendorong sepiring apel segar ke pangkuan Jennie. Hingga gadis itu dengan senang hati mengambil potongan buah itu ke mulut nya.

"Min-PDnim."  Jennie kembali menambah nama panggilan nya ke Yoongi.

"Aku yakin suatu saat kau dapat memproduseri lagu-lagu artis lain. Dan pada setiap judul lagu yang kau produseri akan tertera nama panggung mu dengan huruf besar. 

Di saat itu juga aku sudah tiada, percayalah. Aku akan tersenyum bangga padamu dari atas sana-"

"Berhenti berbicara, Jennie. Aku sudah katakan jika aku tidak suka candaan mu itu." potong Yoongi dengan nada serius.

Jennie hanya kembali tersenyum memamerkan gigi gusi nya.

"Kau hanya perlu percaya, Yoongi-ah. Mimpi itu indah."

D. R. E. A. M

Juni 12, 2013

"Yoongi-ah, jangan khawatir! Aku akan menonton penampilan pertama mu di rumah sakit."

DREAM [YOONNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang