☁️Worries

273 48 13
                                    

Semakin lama Yoongi mulai semakin terbiasa dengan kehadiran Jennie. Sekarang ia sudah tidak mengoceh jika gadis cerewet itu mendekatinya.

Tiap malam Jennie akan ikut bersama nya ke Club Boys Meet Devils milik Namjoon. Gadis itu akan sekedar menyaksikan penampilannya atau maju jika dipanggil Namjoon.

Siang ini, Yoongi kembali tak melihat sosok gadis kucing itu di kelas. Entah mengapa beberapa minggu ini gadis itu suka membolos.

Padahal Yoongi dapat melihat jelas binar mata Jennie saat pertama kali memasuki kelas. Gadis itu tampak seperti tidak pernah memasuki kelas ajar-mengajar.

Pria berkulit pucat itu membelokkan langkah kaki nya ke tangga menuju atap. Hembusan angin dan teriknya matahari setelah ia membuka satu-satunya pintu besi di sana membuat mata pria itu menyipit.

Dan benar tebakan Yoongi. Gadis yang ia cari-cari sekarang sedang duduk di lantai semen di balik tembok. Melindungi diri dari teriknya matahari siang.

Jennie terlalu sibuk menulis di buku berukuran kecil di tangan nya tanpa menyadari kehadiran pria itu. Ditambah earphone yang menyumbat pendengaran gadis itu.

Melihat posisi duduk kurang nyaman gadis itu saat menulis membuat Yoongi khawatir dengan punggung gadis Kim tersebut.

Jennie tenggelam ke dalam potongan kata yang sedang ia tulis. Hingga Yoongi melepas kemeja luarnya dan melempar nya asal ke kepala Jennie.

"Ah! Oppa, kau membuat ku kaget!"

"Punggung mu akan bengkok seperti nenek-nenek jika kau terus menulis dengan posisi seperti itu."

"Aku hampir selesai." gumam Jennie setelah menyingkirkan kemeja Yoongi dari kepalanya.

Pria itu berdecih kesal, "Tutup kaki mu dengan kemeja ku. Dan kemarilah."

Jennie menurut lalu bergeser duduk di samping Yoongi. Saking dekatnya bahu mereka saling bersentuhan.

Perlahan Jennie menaruh kepalanya di bahu Yoongi dengan nyaman. Melanjutkan kesibukan yang sejak awal ia lakukan pada buku berukuran segenggaman nya.

Sikap acuh Yoongi membiarkan kepala Jennie bersandar di bahunya. Kedekatan jarak mereka membuat Yoongi dapat mencium bau shampoo yang gadis itu miliki.

Manik mata Yoongi membaca coretan kata di buku Jennie.

"Stay? Kau bilang lagu yang ku ciptakan terlalu mellow. Dan sekarang lirik mu bahkan terdengar seakan-akan orang-orang akan pergi meninggalkan mu." cibir Yoongi.

Jennie hanya tersenyum lembut lalu balik mengejek pria itu, "Hati sedingin es Yoongi oppa tidak akan mengerti."

Kedua orang itu terdiam cukup lama. Ketenangan yang ada di antara dua orang itu sama sekali bukan kecanggungan. Melainkan rasa nyaman dan tenang akan kehadiran satu sama lain.

Yoongi tidak pernah merasakan ia senyaman ini dengan orang lain terutama Jennie Kim. Gadis ceria yang memiliki mimpi besar. Sangat bertolak belakang dengannya sendiri.

"Hey, kitten. Mungkin aku akan mempertimbangkan untuk menjadi produser. Aku akan mengikuti audisi di beberapa agensi." celutuk pria itu.

Entah mengapa Yoongi rasa ia harus memberitahu Jennie.

"Bukankah itu bagus? Aku senang mendengarnya." Jennie tidak bisa menahan kebahagiaan nya dan menatap Yoongi dengan kedua bola matanya yang hitam.

"Tapi aku tak yakin-"

"Min Yoongi! Itu mimpi! Semuanya bisa terjadi atau tidak. Setidaknya aku ikut bersyukur sekarang kau punya mimpi. Mimpi itu indah. Jika mimpi mu yang satu tidak tercapai, kau bisa membuat mimpi yang baru. " potong gadis itu.

DREAM [YOONNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang