☁️Mad

256 36 3
                                    

Jisoo dan Taehyung berlari di lorong rumah sakit yang sepi. Diikuti Yoongi yang menggendong Jennie yang pingsan di punggung nya.

Butiran keringat di pelipis pria Min itu luruh. Terengah-engah karena langkah terburu-buru nya.

"Tolong-"

"Kims! Baringkan Jennie di sini dan tunggulah di luar. Kami akan mengurus nya sekarang."

Ucapan Yoongi dipotong begitu saja. Bagai sudah sangat mengenal Kim bersaudara, perempuan berjubah putih itu dengan sigap mendorong Jennie ke dalam ruang perawatan beserta asisten nya.

Yoongi menatap pintu yang baru saja ditutup di depan wajahnya. Di samping itu, Taehyung mengusap punggung Jisoo untuk menenangkan gadis itu.

"Kalian sudah tahu ini akan terjadi." Yoongi berucap pelan tanpa menoleh pada si kembar.

"Yoongi-ssi, Jennie tidak bermaksud-"

"Aku juga tidak pernah bertanya apakah ia baik-baik saja. Belakangan ini ia sangat ceroboh oleh hal-hal kecil. Sekarang aku sama sekali tidak bisa membedakan apakah ia benar-benar ceroboh atau ia diam-diam sakit dan tak memberitahu ku sama sekali. "

Gadis Kim itu berusaha menjelaskan. Walau sebenarnya, adik bungsu nya melarang ia bercerita tentang kondisi kesehatan nya.

Dan Yoongi sadar. Ia sama sekali tidak memiliki hak untuk mengetahui kondisi Jennie yang sebenarnya.

"Jujurlah. Dia selalu berobat di sini, bukan?"

Asan Medical Center Seoul memang bukanlah rumah sakit biasa. Uang saku Yoongi setahun saja tidak akan cukup untuk membayar uang inap semalam nya.

Rumah sakit besar ini juga tidak menanggani penyakit kecil seperti yang Yoongi harapkan.

Jisoo terdiam. Senyum ramah yang biasa gadis itu terganti oleh raut sedihnya.

Di samping nya, Taehyung dapat merasakan hal yang serupa dengan kembaran nya.

"Walau Jennie akan sangat membenci ku nanti, tapi ku rasa otak pintar mu dapat menyimpulkan nya sendiri." Taehyung menatap Yoongi lekat.

Pemuda itu menyengir kecil, "Tak perlu berbasa-basi."

Kedua pria itu mungkin selalu saling melempar ucapan tajam pada satu sama lain jika bertemu.

Namun satu hal yang sama di antara kedua nya. Kalau Kim Taehyung dan Min Yoongi sama-sama mengkhawatirkan Jennie.

"Meningitis. Benda jahat itu yang selalu menggerogoti kepala Jennie selama ini."

D. R. E. A. M

Ruang pintu Jennie sama sekali belum terbuka sejak sejam yang lalu. Yoongi dan kedua kakak Jennie masih menunggu kabar dari dalam sana.

Tak lama suara langkah kaki yang semakin mendekat menarik perhatian ketiga nya.

"Ibu, ayah-"

Menjadi yang pertama mendekati kedua orang tua nya, Jisoo terkejut dengan dorongan kuat yang ayah kandungnya lakukan.

Aksi itu membuat tubuh gadis itu mundur dan hampir jatuh. Jika saja Taehyung tidak berdiri di belakangnya gadis itu bisa saja terluka.

"Tugas mu sangatlah mudah, Kim Jisoo! Untuk menjaga adikmu, bukan membantu nya memasuki universitas murahan itu! Aku sama sekali tidak mengerti apa yang ada di kepala mu!"

Taehyung mendesis melihat tangan ayahnya terus menerus mendorong bahu kecil Jisoo.

Sedangkan sang gadis tak berani menatap wajah murka ayahnya sendiri.

"Aku tak habis pikir dengan tingkah kalian. Seharusnya kau menjadi contoh kakak yang lebih baik dari ini, Kim Jisoo!"

"Ini sama sekali bukan salah Sooya! Kalian bisa melihat sendiri kalau Jennie sangat menyukai berteman dan memiliki mimpi yang besar! Tapi apa yang kalian lakukan?! Memberhentikan semua hal yang ia sukai sejak dua tahun yang lalu!!"  geram Taehyung sambil menarik Jisoo ke belakang punggung nya.

"Apa kalian bodoh atau apa?! Jennie sama sekali tidak akan bisa seperti orang lain!! Mimpi itu hanya akan menjadi sia-sia dan-"

"Bisakah anda diam?"

Yoongi yang sejak tadi hanya duduk diam sekarang mendongak menatap pria yang lebih tua itu tajam.

Sangat muak dengan drama keluarga kaya di depan nya. Ia bahkan tidak capek-capek berdiri dan berbicara dengan nada sopan pada Tuan Kim.

"Apa?" Mata Tuan Kim mendelik.

"Kau sangat berisik." ucap pemuda itu lagi.

Yoongi tak berniat untuk tidak sopan dengan orangtua Jennie. Namun tingkah laku ayah Jennie yang membicarakan mimpi anak nya sendiri seolah-olah hanyalah sebuah sampah membuat Yoongi marah.

Bagi seorang Yoongi tidak memiliki rasa takut akan kehilangan sesuatu. Drama ini terlihat lucu di mata nya.

Mereka sama sekali tidak melihat senyum lebar Jennie ketika mendengarkan lagu-lagu yang ia ciptakan.

Yoongi pun yakin, mereka tidak pernah tahu betapa bertalenta nya perempuan itu di bidang musik dan menari.

Mereka tidak tahu betapa besar keinginan seorang Jennie Kim terhadap mimpi nya. Seolah-olah gadis malang itu sama sekali tidak diperbolehkan untuk mencoba.

Apa bermimpi seburuk itu?

D. R. E. A. M

Uda berapa minggu gak update? Ngak ada nih yang nyariin duo meong ini??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uda berapa minggu gak update?
Ngak ada nih yang nyariin duo meong ini??

Author uda kayak Jennie aja ngilang tanpa jejak..
Masih mending Jenjen dicariin bang Agust, lah gue?!

DREAM [YOONNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang