☁️Fake

258 39 5
                                    

Jennie meletakan dagunya di bahu Yoongi nyaman. Mengabaikan pandangan orang-orang yang menilai nya seperti anak bayi di punggung pria itu.


Universitas mereka memang tak jauh dari apartemen Yoongi. Hanya membutuhkan beberapa menit untuk mencapai apartemen sederhana nya. 

"Yoongi oppa." gumam Jennie.

"Hm."

"Yoongi oppa." panggil nya.

"Wae?"  balas Yoongi halus.

"Oppa" panggil Jennie lagi.

Kali ini Yoongi mendiamkan Jennie. Pria itu tahu gadis itu hanya usil padanya.

Namun secara bersamaan ia juga tak keberatan jika gadis yang ada di punggungnya itu terus memanggil namanya.

"Eh, kenapa tidak menyaut?" tanya Jennie.

"YOONGI OPPA!!" teriak Jennie tepat di telinga pria itu.

"Aish! KAU INI-!" 

Langkah pria itu berhenti dan menatap Jennie tajam. Yoongi hampir saja menjatuhkan Jennie.

Rasanya ia ingin menarik kata-katanya tadi dan melempar Jennie ke laut karena sudah membuat telinga nya sakit. 

Sedangkan sang pelaku hanya tertawa dan mengencangkan pelukannya pada leher Yoongi. Tak sengaja nafas gadis itu menggelitiki leher Yoongi. Membuat pria itu meremang.

"Oppa, aku pikir aku melakukan pratikum tadi dengan buruk." hentinya tertawa.

"Tidak. Kau hanya kelelahan. Dengan melihat gerakan mu tadi sudah membuatku sadar aku sangat buruk dalam menari." 

"Kau memang paling benci menggerakan tubuhmu, Yoongi oppa." Jennie memutar bola matanya.

"Tarian mu indah. Kau sudah bisa memenuhi standar menjadi idol dengan suara dan gerakan seperti itu." ujar Yoongi.

Kata-kata Yoongi membuat Jennie tersentuh. Gadis itu kembali memeluk Yoongi erat. Diam-diam tersenyum dibalik bahu lebar pria Min itu.

D. R. E. A. M

"Kau duduk di sana dan jangan banyak bergerak."

Perintah Yoongi setelah mendudukan Jennie pada kursi berisikan busa yang empuk.

Gadis itu mengangguk patuh. Bagaimana Jennie tidak senang? Ia diperbolehkan duduk di dekat Yoongi bekerja untuk pertama kali.

Duduk manis di samping Yoongi yang mulai menyalakan laptop nya. Benda itu bahkan terlihat sangat agung di mata Jennie karena benda canggih itu berisikan semua lagu ciptaan Yoongi.

"Oh, untuk apa aplikasi itu? Aku pernah melihat yang satu nya lagi tapi aku tak pernah melihat yang itu. Apa itu ilegal? Tentu saja itu ilegal bukan, oppa? Sesuatu yang ilegal selalu lebih praktis dan gratis. "

Sebagaimananya seorang Jennie Kim yang cerewet jika di dekat Yoongi, perempuan itu bertanya lalu menjawab dirinya sendiri tanpa Yoongi capek-capek membalasnya.

"Ku rasa membawa mu kemari adalah kesalahan besar. " gurau Yoongi.

Jennie tersenyum lebar. Diam-diam gadis itu mencuri-curi memotret pria yang sedang membenarkan posisi gitar di pangkuan nya.

"Dia tampan."

Puas dengan hasil jepretan nya. Tubuh nya lalu bersandar ke Yoongi. Seperti sudah menjadi kebiasaan nya. Bahu lebar Yoongi terlalu mengundang kenyamanan bagi Jennie.

Samar-samar Jennie dapat mendengar musik yang Yoongi mainkan dari luar headphone nya.

Melodi indah itu dengan mudah menempel diingatan Jennie. Gadis itu menutup matanya sambil bersenandung kecil.

Yoongi menoleh. Tangan nya tanpa sadar membenarkan surai hitam legam Jennie.

Gadis itu sedikit terkejut dan membuka mata nya lalu memandang manik Yoongi.

"Ingin mendengarnya?" tawar Yoongi yang menyodorkan headphone hitam nya kepada Jennie.

Dengan cepat Jennie merebut benda tersebut.

"Jinjja?! Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini!"

Kekehan Yoongi keluar. Ia membenarkan headphone kebesaran itu di kepala Jennie.

Jennie terlalu terkesima dengan musik-musik yang Yoongi ciptakan sehingga ia kehilangan kesempatan melihat senyum langka Yoongi yang manis.

Yoongi kembali mengusap kepala Jennie sebelum kembali mengalihkan perhatian nya ke laptop nya.

"Ku rasa kau akan menyukai ini. Dua hari yang lalu aku berhasil merangkai instrumen nya- Hey, apa kau baik-baik saja?"

Yoongi berhenti berbicara setelah melihat bibir Jennie yang memucat. Warna wajah gadis itu berubah begitu cepat dari sebelumnya.

Bibir kering Jennie berusaha menarik senyum," Aku baik-baik saja."

Namun denyutan di kepala nya terus semakin cepat. Membuat gadis itu meringis memegangi kepalanya.

"Jennie! K-kau mendidih!"

Tangan Yoongi yang tak sengaja menyentuh lengan gadis itu membuatnya sadar jika Jennie memiliki demam yang sangat tinggi.

Jennie berusaha menyingkirkan tangan Yoongi dari tubuhnya. Kali ini sakit kepala nya tidak dapat ia sembunyikan dari pria itu.

Rasa mual yang ia rasakan sama sekali tidak membantu. Ia meringkuk memeluk tubuhnya. Berusaha mengatur nafasnya.

"Jennie! Lihat aku! Bernafas!"

Gadis itu dapat mendengar nada khawatir Yoongi.

Tidak lama Jennie kehilangan kesadaran nya. Tubuh kecil gadis itu terjatuh ke pelukan Yoongi.

"Jennie! Jennie!" Yoongi menepuk pelan pipi gadis itu.

Tiba-tiba ponsel Jennie berbunyi di waktu yang tepat. Layar yang menyala itu bertuliskan "Unnie <3"

Buru-buru Yoongi menggapai benda pipih itu ke genggaman nya tanpa melepas pelukan nya pada Jennie.

D. R. E. A. M


Minggu yang sibuk...

DREAM [YOONNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang