Disclaimer: NarutoⒸMasashi Kishimoto
Pairing: SasuSaku
Warning: Typo, OOC, dll.
Rated: T
Genre: Romance, Fantasy, Action, Mystery, Myth.
Sakura berhasil jatuh cinta pada Sasuke ― makhluk cacat tanpa sayap. Dunia baru yang diperlihatkan oleh Sasuke c...
Pairing: SasuSaku Warning: Bahasa Jepang (Romaji), typo, OOC, dll. Rated: T Genre: Romance, Fantasy, Action, Mystery, Myth.
Happy Reading! (^_^)
∞∞∞∞∞
Sakura sudah dua hari ini murung di kamarnya. Dia mendapat hukuman libur satu minggu dari atasannya karena berbuat tak sopan kepada pelanggan.
Hari itu, Sakura dengan cepat memeluk pelanggan yang datang ke toko. Ia yakin betul bahwa pelanggan itu adalah Sasuke.
Namun, pria itu seperti tak mengenali Sakura. Dia berusaha menjauh. Saat itu juga, atasannya melihat perilaku Sakura dan memutuskan mengistirahatkan Sakura untuk merenungkan sikapnya itu. Tentu saja, gajinya dipotong selama satu minggu.
"Sasuke, kenapa?" Air mata Sakura mulai menetes.
Tok! Tok!
Mebuki membuka pintu kamar Sakura yang tak terkunci. Ia membawa satu nampan berisi segelas air mineral dan makanan untuk Sakura. Sudah dua hari ini, Sakura tak napsu makan.
Mebuki meletakkan nampan di atas meja kamar. Wanita paruh baya itu memandangi putrinya. Wajahnya iba saat Sakura terus menerus bersedih dengan kejadian di toko. Sakura sempat menceritakan kejadian itu pada dirinya.
"Sayang, makan ya." bujuk Mebuki iba.
"Aku tak lapar, Bu." balas Sakura. Ia segera menenggelamkan wajahnya pada guling yang tengah ia peluk.
Mebuki tetap setia menunggu Sakura. Ia berpikir, mungkin putrinya telah salah mengenali Sasuke. Mungkin juga, pelanggan itu hanya mirip saja dengan kekasih putrinya.
Mereka sempat berdebat ringan, tapi Sakura tetap bersikeras bahwa itu benar-benar Sasuke. Gadis itu tak mungkin salah mengenali kekasihnya sendiri.
"Ibu, tolong tinggalkanku sendiri." pinta Sakura lirih.
Mebuki enggan untuk bangkit, namun ia harus. Jika memang itu yang Sakura inginkan, dia coba untuk mengabulkannya. Dengan langkah berat, ia beranjak dari kamar putrinya.
Lima belas menit berlalu, Sakura bangkit dari tidurnya. Ia duduk di kursi yang menghadap keluar jendela. Emosinya tak karuan.
"Aarrrgghhh!" pekik Sakura yang tak sengaja mengeluarkan angin yang cukup kencang dan membuat dedaunan pohon di luar beterbangan. Air matanya menetes, suara tangisnya pecah.
Bip!
Ponsel Sakura bergetar. Alarmnya menandakan bahwa hari ini adalah ulang tahun Mebuki. Karena terlalu terbawa emosi, Sakura melupakan hari penting itu.
Ia segera mencuci muka dan memakai riasan tipis untuk membeli kado di luar. Ia mengenakan simple dress selutut dan jaket jeans berwarna putih.