Part 11

286 71 59
                                    

Bell pulang sudah berbunyi. Tzuyu dan kedua sahabatnya kini keluar dari kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah. Winter yang berada di samping Tzuyu, menoleh, menyorot kedua sahabatnya dengan kening mengkerut.

"Eh, tumben banget nggak, sih? Si Taehyung itu akhir-akhir udah jarang gangguain anak-anak lagi, kan? Terakhir kali yang diganggu sama Dia itu si-siapa itu? Lupa namanya gue."

"Ohh, si Ara? Yang insiden sepatu Taehyung itu, kan?" Sana menyahut sambil mengangguk-angguk. "Mungkin Taehyung udah capek gangguin orang, makanya istirahat dulu," imbuhnya.

"Enggak mungkin capek! Gue yakin itu karena Tzuyu!" Winter kali ini menatap Tzuyu tajam. "Pasti ada sangkut pautnya sama Lo kan, Yu?"

Tzuyu hanya menggedik. Dia mengedarkan pandangan, mengernyit saat melihat Taehyung yang kini sedang nangkring di atas motor sambil bermain ponsel. Namun saat menyadari kedatangan Tzuyu, cowok itu mendongak dan menatapnya datar.

"Keluar juga Lo. Cepetan naik!"

Taehyung melemparkan helm ke arah Tzuyu, membuat Tzuyu langsung menangkapnya dengan sorot bingung. Dia kemudian bertanya, "Lo nungguin gue, Om?"

Taehyung mendengus. Dia membuang muka lalu menyalakan motornya. "Nggak usah pede! Gue nungguin Lo bukannya gue punya perasaan ke Elo. Ini cuma sebagai bentuk rasa bersalah gue karena udah ngerusakin sepeda Lo."

Tzuyu tersenyum geli. Dia mengangguk lalu menaiki motor Taehyung. "Kalian pulang tanpa gue nggak masalah, kan?" tanyanya sambil menatap Winter dan Sana.

Winter menyorot Taehyung penuh peringatan. "Awas aja kalau sampai Lo apa-apain sahabat gue!"

Sana mengangguk dengan sorot tajam. Dia mengimbuhkan perkataan Winter, "Gue tendang Lo sampai abis!"

Taehyung menatap keduanya sinis. "Nggak heran kalau ini anak sifatnya bar-bar, temenan sama kalian berdua soalnya." Dia berdecak, kemudian mulai melajukan motornya menjauh dari kawasan sekolah.

*****

"Om, ini kan bukan jalan menuju rumah gue. Kita mau ke mana?"

"Ke rumah Jungkook dulu. Gue mau ambil gitar gue yang kemarin dipinjem sama Dia."

Tzuyu hanya manggut-manggut. Taehyung meliriknya lewat spion, mengernyit heran saat melihat wajah suntuk Tzuyu.

Ada apa dengan cewek ini? Tidak seperti biasanya. Yang biasanya senang tampak ceria, kini terlihat murung tanpa semangat.

Taehyung membuka mulut, nyaris bertanya. Namun kemudian Dia merapatkan mulutnya kembali.

Untuk apa Dia peduli?

Bukankah yang ingin Dia lihat memang wajah Tzuyu yang seperti ini?

Taehyung mengangguk. Ya, memang seharusnya Dia senang, kan?

Sesampainya di rumah Jungkook, Taehyung dan Tzuyu turun dari motor. Mereka berjalan mendekat dan kemudian mengetuk pintu kayu yang tampak sudah rapuh tersebut.

Pintu terbuka, seorang nenek yang seluruh rambutnya sudah memutih keluar, menatap Taehyung dan Tzuyu dibantu dengan kacamata yang terpasang apik di matanya.

"Oh? Nak Tzuyu dan Nak Taehyung, ya?"

Tzuyu dan Taehyung sama-sama mengangguk. Mereka tersenyum lalu membungkuk sopan.

"Jungkook-nya ada, Nek?" tanya Taehyung.

"Belum, Nak. Tapi Jungkook titip ini ke Nenek. Bentar, ya." Nenek berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah, keluar lagi dan menyodorkan sebuah gitar kepada Taehyung. "Katanya kalau ada Kamu, disuruh ngasih."

IGNORANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang