20

291 17 1
                                    

Naya yang baru akan keluar gerbang pun melihat Aryo betapa terkejutnya Naya. Tiba tiba Aryo langsung menghampiri dirinya dan membekap mulut Naya dengan sapu tangan .


Saat itu lah Naya kehilangan kesadarannya.  Karena obat bius yang ada di sapu tangan tersebut.


Gelap dan kabur. Ya itu lah yang bisa Naya lihat sekarang. Ia pun mengerjapkan matanya sedikit demi sedikit agar pandangannya jelas.


Naya memutarkan pandangannya betapa terkejutnya saat ia mengetahui bahwa dirinya sedang berada di ruangan yang remang-remang. Seluruh ruangan itu gelap. Hanya ada satu cahaya lampu. Yaitu lampu pijar yang tepat berada di atas kepala Naya.


Naya kepanikan takut menyilimuti diri Naya. Apalagi mulut Naya masih tersumpal dengan kain. Naya berfikir andai saja dirinya tidak pergi kesekolah sendiri pasti ia tidak di culik oleh Aryo.


Naya menggerakkan tangannya ke kanan dan kiri ternyata tangan nya diikat di belakang kursi yang ia duduki. Tak hanya tangan tetapi kaki Naya pun di ikat di kaki kursi tersebut.


"Mmm mmm mmm." Naya pun mencoba untuk berteriak tetapi tidak bisa karena mulutnya tersumpal dengan kain.



Iya pun mecoba nya berkali kali tetapi tetep sama "Mmmm mmm."


Tak lama Naya mendengar suara pintu terbuka. Dan langkah kaki yang berjalan mendekati dirinya. Naya pun panik.


"Udah sadar lo."


Naya tanda dengan suara itu tetapi ia tidak bisa melihat dari sumber mana suara itu berasal. Ruangan ini benar-benar gelap.


Langkah kaki itu semakin mendekat dan ARYO! Suara Aryo. Mata Naya pun membulat melihat Aryo


"Mmm mmmm" Naya mencoba untuk berbicara


"Lo ngomong apa manis?" senyum tersenyum miring


Aryo memajukan tubuhnya mendekati Naya. Dan menarik paksa kain yang ada di mulut Naya.


"Aww" pekik Naya.


"Ayo ngomong tadi lo teriak-teriak"


"Lepasin gue!! Gue mau pulang" Naya berteriak dengan isakannya


"LEPASIN HAAH? LO PIKIR SEGAMPANG ITU?" bentak Aryo pada Naya. Suara Aryo menggema di ruangan gelap tersebut


Aryo semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Naya, tangan kananya mengusap wajah Naya dan menyingkirkan anak rambut Naya yang menutupi wajah Naya. Naya menggelengkan kepalanya ia tak sudi disentuh oleh Aryo.


"Gue mau habisan Aldrich boleh?" ucap Aryo pada Naya dengan nada pelan sambil menatap lekat wajah Naya.


"APA SANGKUT PAUTNYA SAMA GUE!!" teriak Naya


"Karena lo pacar dia sayang" ucap Aryo seraya mengelus pipi mulus Naya


"Gue takut gue mau pulang" ucap Naya sambil menangis


Kini penampilan Naya sangat kacau. Rambut yang acak-acakan. Keringat dingin bercampur air mata membasahi pipinya. Seragam sekolah entah yang bagaimana bentuknya.


"Gue mau pulang." isaknya lagi


Aryo memundurkan tubuhnya dan membelakangi Naya


"Please lepasin gue! Gue mau pulang."


"BERISIK!!!" teriak Aryo yang mengagetkan Naya "Lo gak bakal gue bebasin sebelom aldrich tunduk di hadapan gue."


S H A N A Y ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang