St4r lalu mengeluarkan sesuatu dari kantongnya dan ternyata....astagaa!
Itu adalah-!
KALUNGKU-!
Ah sebenarnya tidak seutuhnya benar itu kalungku sih.
Kalung dengan liontin bulan sabit berwarna hijau dan sedikit bercahaya. Liontin ini kutemukan di klan matahari saat aku dan yang lainnya sedang bertarung dengan Si Tanpa Mahkota dan kawannya.
Kalung ini adalah milik Si Tanpa Mahkota yang jatuh dari lehernya saat bertarung(mungkin?)
Aku menatap kalung itu kaget dan langsung menatap St4r penasaran. Seli dan Ali juga bingung karena memang aku tak pernah bicarakan ini.
"Saat kalian pergi meninggalkan restoran aku melihat sesuatu yang bercahaya di bawah meja ternyata itu kalung ini. Menurutku sepertinya ini jatuh dari kantongmu saat kau mengambil sesuatu" jelasnya lalu memberikan kalung itu padaku.
"Terimakasih kalian telah mengantarkan kalung ini. Kalung ini sangat berharga bagiku" ucapku terharu. Mereka berdua mengangguk tetapi tidak dengan Seli dan Ali yang bingung.
"Ra, kamu dapat dari mana kalung itu?" Tanya Seli.
"Yang kutahu kamu tidak pernah pakai kalung" tambah Ali.
"Nanti saja kuceritakan" Jawabku sambil tersenyum senang."Karena urusan kita sudah selesai, kita mau mencari penginapan dulu. Menginap 2 hari lah terus lanjut ke klan lain" Jelas Sp4rk.
"Sekali lagi terimakasih St4r, Sp4rk. Kalung ini sangat berharga bagiku" ucapku.
"Iya sama-sama" Jawab St4r dan Sp4rk bersamaan.
"Oh iya sebelum kalian pamit---ini ada nomor kontak kami, jika ingin menghubungi kami tinggal pakai itu. Kecuali kalau nomor kontak kita sudah ganti" Ucap Ali sambil memegang sesuatu seperti kartu."Terimakasih Ali. Kalau begitu kami pamit dulu, karena masih ada banyak pekerjaan" pamit St4r.
"Terimakasih dan maaf sudah merepotkan" ucapku.
"Tak apa, kami bahkan senang bisa bertemu dengan kalian lagi" Ucap Sp4rk tersenyum manis.••••
St4r dan Sp4rk sudah peegi dan sekarang aku sedang menghadapi dua orang yang daritadi nerocos mulu.
"Ra! Ayolah cerita sama kita." Rengek Seli.
"Pasti kalung itu bukan kalung biasa. Karena liontin nya bentuk bulan berwarna hijau dan bercahaya." Ucap Ali."Oke aku cerita." Jawabku dan Seli langsung bersemangat.
"Waktu aku melawan Si Tanpa Mahkota di klan matahari sebelum ke klan komet, aku tidak sengaja melihat sesuatu jatuh di sisi kirinya. Dan ternyata itu kalungnya. Sebelum aku mengikuti Ali masuk ke portal aku sempat mengambil kalung itu dan kusimpan baik-baik. Maaf aku lupa memberitahu kalian karena waktu itu kan kita harus bergegas" jelasku. Lalu aku menunduk merasa bersalah.
"Sudah, tak apa. Kami sudah memaafkanmu, kami tahu kok saat itu keadaan tidak mendukung" Ucap Seli sambil memegang tanganku.
"Aku harus mencari tahu informasi tentang kalung itu" Ucap Ali tiba-tiba."Kenapa?" Tanyaku dan Seli bersamaan. Ali hanya menghela napas, ia harus sabar mengahadapi ini.
"Kalung itu memiliki liontin bulan sama seperti ciri khas klan bulan juga kalung itu milik Si Tanpa Mahkota. Jika ada waktu luang kita ketemu sama dia ya untuk menanyakan. Saat kalian mengobrol, aku tadi sempat berusaha mencari informasi tetapi nihil. Tidak ada apapun" jelas Ali lalu menghembuskan napas lelah."Untuk sementara kamu simpan aja dulu Ra" Usul Seli. Dan aku hanya mengangguk.
Hening-
"Kita harus segera kembali ke akademi. Kita sudah dua setengah jam disini" ucap Ali memecah keheningan.
"Oke, ayo kita balik." Ucap Seli dan aku hanya mengangguk.Kami keluar dari tower sentral dan kembali ke akademi menggunakan ILY, jelaslah.
••••
Sesampainya di Akademi, Kapsul ILY sudah pergi ke rumah Ilo lagi. Kami langsung berteleportasi masuk ke kamar asrama karena sudah lelah.
Sekarang sudah pukul 1 siang dan kami sebenarnya belum memilih mata kuliah pilihan. Aku masih bingung antara Mata kuliah 'Bahasa Kuno' atau 'Malam dan Misterinya'.
Aku sangat suka pelajaran bahasa dan membaca buku, tetapi disisi lain dengan ikut Mata Kuliah 'Malam dan Misterinya' aku jadi bisa melatih kekuatan berbicara dengan alam milikku. Ohh, aku sangat bingung.
"Seli, kamu mau pilih mata kuliah apa?" Tanyaku.
"Entahlah. Mungkin memasak atau malah bahasa kuno sama sepertimu tak apa, itu akan bermanfaat untuk petualangan kita. Aku juga sudah mulai menyukai bahasa" Jelas seli dan aku hanya mengangguk."Tapi aku bingung. Mau pilih 'Bahasa kuno' atau 'Malam dan Misterinya" ucapku bingung.
"Kau ingin jadi pengintai?" Tanya Deli kaget.
"Tentu saja tidak. Aku tidak suka mengintai. Aku ingin ikut itu hanya untuk melatih kekuatan berbicara dengan alam dan juga siapa tahu berguna untuk petualangan. Iya kan?""Kau benar juga. Tapi coba deh cek di peraturan Akademi. Apa boleh mengambil dua mata kuliah pilihan." Usul Seli.
Dan aku langsung saja mengambil kartu akses ku dan membuka file peraturan, lalu mencari tentang mata kuliah pilihan."Sel. Kalau disini, kita boleh ambil lebih dari satu mata kuliah pilihan asalkan waktunya tidak bertabrakan" ucapku.
"Kalau begitu kau bisa ikut dua-duanya" Ucap Seli malas sambil bermain game.Tok.tok.tok..
Saat kami sedang sibuk bermain game tiba-tiba ada yang mengetuk pintu asrama kami.
Saat kubuka ternyata Eci. Aku hanya memandangnya bingung.
"Ada apa Eci?" Tanyaku.
"Boleh aku berkunjung di kamar asrama kalian?" Tanyanya dengan ragu.
"Boleh kok. Ayo masuk" ucapku lalu mempersilahkan Eci masuk."Eh Eci, ada apa?" Tanya Seli yang mengalihkan tatapannya dari game karena merasa ada seseorang.
"Tidak ada apa-apa. Hanya ingin berkunjung saja. Teman se asramaku pergi dengan temannya jadi aku sendiri" Jelasnya.Aku pergi ke arah dapur dan membuka kulkas untuk mengambil minuman serta mengambil camilan untuk Kami bertiga.
"Ini, aku ada camilan dari klan bumi. Coba deh" ucapku sambil menyodorkan camilan.
"Iya, makasih ya." Lalu dia mencicipi camilannya.
"Ini enak sekali. Tak ku sangka ada makanan seenak ini" ucapnya. Padahal camilan yang kubawa hanya keripik singkong pedas."Oh iya tadi kalian bertiga kemana? Kok pergi tiba-tiba dan lama. Kalian keluar udah izin ke staff penjaga? Terus kok sekarang udah di kamar asrama aja" tanyanya beruntun.
Seli sedikit kikuk mendengan pertanyaan Eci.
"Ta-tadi kami...pergi ke emm Tower Sentral." Jawab Seli ragu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Eci masih bingung dan penasaran, jadi ku perjelas lagi ucapan Seli.
"Tadi kami pergi ke tower sentral karena ada urusan dengan Av" jelasku singkat. Eci hanya mengangguk paham. Dia tidak bertanya lagi karena itu pasti urusan penting.
"Kalian memilih mata kuliah pilihan apa? Kalau aku sih yang gampang aja, jadi aku pilih memasak" Ucapnya disertai cengiran.
"Aku mau ikut 'Bahasa Kuno'. Awalnya mau ikut memasak tapi tidak jadi" jawab Seli sambil nyengir lebar.
"Aku mau ikut 'Bahasa kuno' dan ikut 'Malam dan misterinya'. Bagiku itu penting sih" Jawabku santai. Eci langsung melotot tidak percaya"Kamu mau jadi pengintai Ra?" Tanyanya dengan nada tidak percaya.
"Enggak, aku ga suka jadi pengintai. Cuma ada suatu keperluan jadi aku harus ikut mata kuliah itu" Ucapku.
Maaf aku tidak bermaksud tidak jujur, tapi ini demi kebaikan semua. Ucapku didalam hati.Dia hanya mengangguk-angguk kepala.
Keaadan menjadi hening, karena aku sibuk bersender di tebok dan membaca novel tetapi sejujurnya aku tidak membaca tetapi memikirkan kalung itu. Seli sibuk melanjutkan menonton drakor, katanya ada episode terbaru di klan bumi tentang drakornya. Dan Eci dia juga masih disini sedang membaca File mata kuliah besok. Karena aku yang menyuruhnya dan membacanya dengan santai jadi dia menurut.
Menurutku Eci bukan tidak pintar tapi dia hanya malas membaca dan kalau membaca selalu dengan emosi bukan dengan santai.
Aku berharap semoga ada waktu luang untuk bertemu Si Tanpa Mahkota yang sudah kuanggap keluarga untuk menanyakan perihal kalung ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc•>>Dza<<
![](https://img.wattpad.com/cover/258954852-288-k763640.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RaSeLi : ABTT Klan Bulan
ФэнтезиSebelum baca cerita ini ada baiknya kalian baca dulu novel Serial bumi. •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Kisah tiga sekawan dari tiga klan yang bersekolah di Akademi Bayangan Tingkat Tinggi terbaik di Klan bulan. setelah mengal...