Bab 6 : Hari Pertama dan Pertemuan

550 30 3
                                    

Hari pertama pembelajaran di ABTT adalah pelajaran Matematika dan dosennya bernama Ibu Tau.

Aku dan Seli sudah siap dengan seragam lengkap. Aku, Seli, Ali ternyata sekelas dengan Eci dan Ken.

Pagi ini rasanya aku sedikit mengantuk karena Ospek tadi pukul 3 pagi. Tapi untungnya Ospek kali ini tidak terjadi keributan karena para Orde angkatan senior tidak berani berbuat dengan adanya kami bertiga. Malah banyak yang meminta tanda tangan.

Si Putih sih pergi ke rumah Ilo dan dijaga Ou.
Kami tadi lebih memilih sarapan di asrama dengan memesan makanan.

"Seli! Sudah belum?" Tanyaku saat melihat Seli sedang memasukkan barang ke tas klan bintang. Di klan bulan kami menggunakan tas ransel tapi canggih.
"Sudah. Ayo, aku sudah tidak sabar ingin merasakan suasana kelasnya" ucapnya semangat.

>>Skip<<

Kami sudah berada di kelas sambil menunggu Ibu Tau masuk. Tetapi kelas rasanya riuh sekali. Aku, Seli dan Ali duduk bersebelahan dan Ken dengan Eci duduk di depan kami.

Tap-tap-tap.

Terdengar suara ketukan sepatu dan pintu kelas pun dibuka seketika suasana kelas menjadi hening.

"Selamat pagi semua!" Sapanya.
"Pagi" jawab kami serentak.

"Perkenalkan nama saya Tau, kalian bisa memanggil saya Ibu Tau atau Tau saja juga boleh. Saya disini mengajarkan Mata kuliah Matematika." Jelas Ibu Tau. Oh iya mata kuliah disini nama-namanya juga sudah disingkat.

"Buka File Matematika di kartu akses dari ku dan cermati, setelah itu akan ku tes" ucapnya.

Semua murid mendapatkan kartu akses. Kartu yang bisa mengakses banyak ruang, mencari informasi, jadwal kuliah, materi kuliah, banyak file dari dosen. Kartu akses itu juga bisa disinkronkan dengan kartu kredit milikku jadi bisa menggunakannya untuk membeli sesuatu di komplek toko akademi.

Aku pun membuka kartu akses dan membaca file nya, muncullah hologram dari kartu itu dan terpampang jelas E-book dengan jumlah halaman 1.200. ini gilaaa..

15 menit kemudian...

"Waktu habis" Ucap Ibu Tau.

Semua murid mengeluh tetapi tidak dengan Ali. Sepertinya dia sudah mempelajari ini dulu jadi terlihat tenang dan cuek.

"Apa hubungan matematika dengan teknik bertarung?" Tanya Ibu Tau.

Beberapa saat hening hingga Ali mengangkat tangan.

"Teknik berdentum membutuhkan perhitungan matematika. Posisi kuda-kuda, posisi tangan, dan lainnya. Hanya perlu menggeser kaki beberapa derajat maka pukulan berdentum akan lebih kokoh. Jika menggunakan rumus trigonometri maka pukulan berdentum akan menjadi sangat mematikan" Jelas Ali lalu melirikku. Aku paham maksudnya.

"Teknik teleportasi juga membutuhkan perhitungan matematika. Kita harus menentukan koordinat kita berpijak untuk berteleportasi. Jika kita menentukannya dengan cepat, tepat dan akurat maka teleportasi kita akan menjadi seperti membelah menjadi 3 atau lebih. Itu bisa mengecoh lawan" lanjutku lalu melirik Seli. Yang lain hanya menatap kami bengong juga Ibu Tau.

"Tameng transparan juga membutuhkan perhitungan matematika. Kita harus menghitung ketebalan, luasnya dan bentuknya agar tameng menjadi kokoh tanpa celah." Lanjut Seli. Yang lain pun bertepuk tangan juga Ibu Tau.

"Wah kalian bertiga sudah paham ya?" Tanyanya.
"Kami sudah mempelajari ini satu setengah tahun yang lalu dengan-" ucapan Ali terpotong karena aku menginjak kakinya. Dia hanya nyengir lebar.
"Lupakan itu. Sepertinya aku tau siapa kalian" Ucap Ibu Tau lalu tersenyum.

RaSeLi : ABTT Klan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang