CHAPTER 4 - STORY

699 91 1
                                    

Lepas dari kamar Kyungsoo, Baekhyun tak lekas kembali ke kamar. Pikirannya masih cukup kalut jadi ia memutuskan untuk berjalan berkeliling untuk menyegarkan pikiran.

Langkahnya membawanya ke sebuah kebun kecil yang penuh dengan bunga mawar. Ia juga melihat di sebelah kebun ada sebuah kolam renang yang kering tanpa setetes pun air. Baekhyun duduk di sebuah kursi panjang. Ia menatap gelapnya langit yang bertabur bintang. Pikirannya menerawang jauh.

Ia mengingat percakapannya dengan Kyungsoo barusan, sangat berbeda dengan siang tadi. Tak ada sosok Kyungsoo yang arogan, sombong dan dingin. Yang ia lihat adalah sosok pria yang terlihat lemah dan rapuh, membuat Baekhyun ingin selalu melindunginya.

Tlek

Baekhyun menoleh dan melihat minuman kopi kalengan tergelatak di sebelahnya. Disusul Kriss yang bergabung duduk dengannya di kursi yang sama.

Melihat Kriss menggenggam kaleng yang sama, dengan percaya diri Baekhyun mengambil minuman kaleng tersebut dan membukanya.

"Gomawo."

"Hm"

"Tidak bisa tidur?"

"Seperti itulah. Kau sendiri?"

"Baru saja selesai melakukan checking sekitar Mansion."

"Aneh. Kau memiliki puluhan anak buah tapi kau masih mengerjakan sendiri hal-hal seperti ini."

"Mau mendengar sebuah cerita sebelum tidur?"

Alis Baekhyun terangkat sebelah. Ia bingung dengan maksud Kriss, maka ia hanya diam sebagai jawaban. Baekhyun pikir Kriss akan mengurungkan niatnya karena tak mendapat jawaban, ternyata Kriss justru memulai ceritanya.

"Aku asli China. Kau tentu sudah bisa menebaknya 'kan? Aku berasal dari keluarga yang sangat miskin. Kedua orang tuaku bekerja serabutan untuk menghidupi ku dan ke dua adikku. Kami bertiga bahkan tidak sekolah. Karena untuk makan saja kami kesulitan. Saat usiaku genap sepuluh tahun, kedua orang tuaku mengusirku pergi. Menurut mereka, diusiaku yang sudah sepuluh tahun aku sudah bisa mencari uang untuk menghidupi diriku sendiri. Jika kau bertanya apakah aku menangis, maka jawabannya adalah ya, aku menangis. Aku hanya anak kecil yang tentu saja merasa takut dengan kehidupan di luar sana. Meski aku menderita saat hidup dengan keluargaku tapi aku merasa aman karena ada orang tuaku."

Baekhyun merasa sedikit tidak nyaman karena ini terlalu jauh untuknya tahu masa lalu Kriss karena mereka baru saja berkenalan. 

Namun ia sendiri juga tidak tega untuk menyuruh si pria yang berasal dari China itu untuk menghentikan kegiatannya. Katakanlah, Baekhyun juga ingin tahu bagaimana kisah Kriss hingga berakhir di dunia hitam mafia.

"Ternyata tangisanku tidak berhasil merubah keputusan kedua orang tuaku. Mereka tetap mengusirku pergi. Aku tidak tahu harus kemana. Aku sama sekali tidak mengenal siapa keluarga dari ayah atau ibuku. Selama sepuluh tahun aku hidup, yang ku tahu hanya ayah, ibu dan kedua adikku. Aku juga tidak pernah kemana-mana. Hanya rumah lah ruang lingkup hidupku.

"Aku berjalan tak tentu arah. Terkadang aku mengemis di pasar. Bahkan aku pernah mencari makanan di tempat sampah ketika aku sama sekali tidak memegang uang. Suatu hari aku menumpang sebuah truk yang mengangkut sayur untuk dikirim ke daerah lain. Aku berharap jika aku bisa menemukan pekerjaan di sana. Namun aku salah, di sana kehidupannya justru lebih keras. Mengemis di sana sama dengan mencari mati. Aku tidak makan selama tiga hari, hanya minum air putih mentah yang aku ambil dari toilet umum.

"Hari itu, aku berfikir mungkin ajal sudah datang padaku. Hujan turun dengan sangat deras. Aku hanya mengenakan kaos tipis yang sudah sangat kotor dan bau. Aku duduk di depan toko untuk berteduh, tapi karena hujan disertai angin baju ku tetap saja basah. Tubuhku menggigil hebat. Bahkan aku sudah tidak bisa merasakan ujung kaki dan tanganku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu menutupi punggungku. Aku menoleh dan melihat sebuah jaket dengan ukuran lebih kecil dariku dengan bahan kulit dan bulu-bulu dibagian dalamnya tersampir di punggungku. 

LOVE SHOT (TOGETHER FOREVER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang