❄ T h i r t y T h r e e ❄

37K 1.8K 109
                                    

"Saya mau yang perempuan bermain sepak bola terlebih dulu, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya mau yang perempuan bermain sepak bola terlebih dulu, ya." ujar pak Harry kepada para siswi yang sedang duduk meneduh di sisi lapangan. Mereka mengeluh dan menunjuk langit bahwa cuaca sedang panas-panasnya. Pak Harry berdecak,

"Bapak tidak akan beri kalian nilai praktek ya untuk minggu ini!" ancam Pak Harry,

"Yah, jangan dong, Pak! Biasanya juga anak laki-laki dulu yang main. Panas tau, Pak!" keluh Dona yang selalu berpenampilan menor ketika ke sekolah. Gadis itu takut kalau make up tebal yang dipakainya luntur akibat terkena sinar matahari. Bisa-bisa nanti ia jadi bahan ledekan anak laki-laki di kelasnya.

"Bapak tidak mau tau alasan kalian." tegas Pak Harry seraya menatap jam tangan hitam yang dikenakannya.

Akhirnya, daripada nanti mereka tidak mendapat nilai praktek dari Pak Harry, mereka pun menyetujui dan bangkit dari posisi duduk masing-masing. Kecuali Dona dan Zia yang tidak mau bermain sama sekali.

Setelah membentuk dua tim, permainan sepak bola pun dimulai. Bola digiring pertama oleh Zahra. Gadis itu memang terkenal tomboy sejak dulu. Selain sepak bola, olahraga yang dikuasainya yaitu : basket, volly, bulu tangkis, tenis meja, renang, dan panahan.

Zahra menendang bola ke arah Friska. Friska menerima dan menggiring kembali bola tersebut ke arah gawang. Di gawang lawan, ada Kaila yang bertugas menjadi kipper dengan tubuh tambunnya. Gadis itu merapalkan doa dalam hatinya agar bola yang ditendangnya bisa masuk ke dalam gawang.

Satu ...

Dua...

Tiga...

"GOOLLLL!!!"

Tim 1 yang diisi oleh Zahra, Alissa, Liana, Friska, Desi, dan Chelsea pun berhasil mencetak skor 1-0 di babak pertama. Permainan dimulai kembali, Alissa lah yang menggiring bola saat ini. Awalnya, gadis itu terlihat bersemangat dan berusaha untuk mengoper bola ke arah Chelsea yang terlihat berada tak jauh darinya. Tapi sayang, Alissa menendang bola tersebut terlalu jauh dan melampau tinggi melewati lapangan hingga akhirnya bola tersebut mengenai kepala seorang laki-laki yang baru saja keluar dari perpustakaan.

Murid-murid yang ada di lapangan terkejut bukan main saat melihat Alvian terkena bola di kepalanya. Alissa ketakutan luar biasa, ia ingin sekali kabur dan bersembunyi. Tapi ternyata, Alvian sudah tahu siapa pelaku yang berhasil membuat kepalanya pusing sekarang.

Alvian berjalan cepat menuju arah lapangan dengan tatapan dingin nan tajamnya. Alissa meneguk saliva nya susah payah, pasti ia akan dimarahi habis-habisan oleh cowok itu!

Berdiri dihadapan Alissa, Alvian mengeraskan rahang dan mendorong kening gadis itu menggunakan telunjuknya dengan kasar, "KALAU GAK BISA MAIN BOLA, GAK USAH SOK-SOK'AN MAIN! CEWEK KAYAK LO CUKUP DIEM! GAK USAH KEBANYAKAN TINGKAH!"

Zahra melotot tak percaya lalu menghampiri mereka berdua, "Alissa gak sengaja, Al! Lo gak boleh begitu sama cewek dong!" tegur Zahra pada cowok bertubuh tinggi didepannya.

ALVISA  [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang