Bab.1b

153K 4.8K 233
                                    

Leon kini sedang melihat beberapa laporan di atas meja nya dengan Rena yang masih setia mengawasi bos nya di samping pria itu persis. "Saya mau makan cemilan." Ujar Leon meminta pada Rena.

Rena mengangguk. "Akan saya ambilkan." Ucap Rena sebelum pergi meninggalkan kantor.

Leon menghela napas nya, sesak rasanya berada disamping wanita itu. Ingin sekali Leon membuka situs por*o saat ini, tapi wanita itu terus saja mengawasi nya. Coba saja kalau sekretarisnya seksi seperti Nita kemarin, Leon tidak mesti bersusah payah lagi cuci mata.

Pria itu mulai membuka vidio dewasa kesukaan nya, akan tetapi baru beberapa detik membuka nya suara ketukan pintu dan langkah masuk dari Rena terdengar. Melihat Rena yang berjalan kearah nya dengan santai sembari membawa cemilan, Leon pun jadi semakin panik.

Alhasil dirinya tak sengaja menjatuhkan ponsel nya kebawah dan menggelinding kedepan sepatu hak Rena. "Eh, ponsel bapak jatuh ya?" Ujar Rena yang ingin mengambil ponsel milik Leon.

Leon menggeleng menolak. "Jangan!" Teriak Leon di meja kerja nya sampai tak sengaja menggerakkan tangan kanan nya yang sedang diperban.

"Aw!" Lenguh Leon kesakitan.

Rena kembali berdiri dan berlari kecil menghampiri bos nya sehingga meninggalkan ponsel Leon tergelatak disana. "Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rena ikut panik memijat Leon kesakitan.

"Tangan kanan saya, tolong!" Ujar Leon dengan tampang cengeng khas anak bocah umur tiga tahun.

Tangan nya terasa sangat panas dan perih, Rena kebingungan dan memilih meniup-niupi daerah yang terbakar. Leon menatap kecil Rena yang sibuk membuat tangan nya kembali adem.

Untung nya tadi Leon sempat mematikan suara dari vidio panas di ponsel nya. "Seperti nya ponsel ku sudah mati." Gumam Leon.

Leon meminta Rena mengambilkan ponsel nya dan meletakan nya diatas meja. "Ini pak." Ucap Rena sembari meletakan ponsel nya persis diatas meja kerja pria itu.

Leon meminta Rena untuk menyuapi nya dengan cemilan yang wanita itu sempat ambilkan. "Kamu lihat tangan kanan saya begini kan dan jorok kalau semisal saya makan dengan tangan kiri." Ujar Leon.

Rena mengangguki nya dan menyuapi Leon cemilan satu persatu kedalam mulut pria itu. "Apa kamu pernah melihat otot seorang laki-laki?" Tanya Leo.

Rena mengangguk malu. "Pernah sih pak, tapi saya lupa kapan." Ujar Rena dengan jujur.

Leon mengangguk sembari mengunyah camilan. "Kalau dengar gosip tentang saya diluar sana, apa pernah?" Tanya Leon.

Rena mengangguk lagi. "Saya pernah dengar sedikit sih." Ujar Rena setelah menyuapi kembali Leon dengan snack.

"Ceritakan apa saja yang pernah kamu dengar?" Ucap Leon meminta Rena menceritakan tentang nya sesuai dengan berita diluar sana.

Rena menggeleng. "Seperti nya saya ga boleh bilang apapun tentang bapak." Ucap Rena takut salah bicara.

Akan tetapi Leon malah mengancam akan mencium Rena kalau wanita itu tidak mau menceritakan pendapat orang tentang nya dengan mulut wanita itu sendiri. "Oke, saya akan ceritakan." Ucap Rena ketakutan.

Padahal Leon juga belum tentu akan mencium Rena yang polos bukan main, bukan tipe Leon banget. "Diluar sana, bapak dikenal sebagai bos yang kaya raya dan tampan." Ucap Rena membuat Leon mengangguk setuju.

Rena melanjutkan nya kembali. "Hm... dan satu lagi." Ucap Rena memelan.

Rena melihat ke sekitar luar, lalu mendekati wajah Leon hingga pria itu jadi salah tingkah sendiri seakan memakan omongan nya sendiri yang bilang tidak akan ada perasaan untuk Rena karena bukan tipe nya.

"Katanya, bapak itu bos yang mesum dan gila akan dasa besar." Bisik Rena dengan percaya diri pada Leon.

Leon yang mendengar itu tersedak cemilan yang tengah di kunyah nya. "Oh minum dulu, pak." Ujar Rena sembari memberikan gelas berisi air mineral untuk Leon minum.

"Apa orang-orang juga membicarakan saya seperti itu?" Tanya Leon kembali tidak menyangka, kenapa informasi sepenting itu bisa bocor.

Rena mengangguki. "Terus kamu percaya?" Tanya Leon memastikan sendiri.

Rena mengangguk lagi. "Saya merasa aman dengan bapak karena punya saya begini." Ujar Rena sembari melirik milik nya dengan sedih.

Leon menelan salivanya, wanita dihadapan nya ini sebenarnya bodoh apa pintar sih. Dilihat dari jauh memang seakan wanita itu gak punya buah dada, tapi kalau sedekat ini Leon juga bisa melihat Rena yang masih memiliki jendolan di dada nya.

"Untuk ukuran segini lumayan sih." Gumam Leon kepada dirinya sendiri.

Lalu pria itu kembali menatap Rena. "Saya punya tawaran khusus." Ujar Leon membuat Rena menaikan satu alis nya kebingungan.

"Mau nggak belajar cara membesarkan buah dada dan pinggul?" Tanya Leon dengan polos nya menawari Rena sekretaris baru nya.

Perverted Boss ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang