Bab.4b

96.2K 3.6K 168
                                    

Rena menggeleng. "Saya sudah pernah pegang yang asli nya kok pak!" Ujar Rena menyombongkan dirinya, jelas ia dulu sering kali memandikan adik nya waktu kecil.

Leon melotot dan hampir tersedak mendengar penuturan Rena, tidak menyangkan Rena yang ia pikir wanita cupu ini bisa melakukan hal seperti itu. "Ah, saya baru ingat harus ke divisi keuangan sebentar. Tolong bapak jangan kemana-mana dulu karena sebentar lagi ada pertemuan penting dengan klien." Ucap Rena yang diangguki Leon.

Entah kenapa Leon mengangguk dan nurut pada Rena, pria itu juga bingung dengan dirinya. "Wanita itu, baru dia hari bekerja seperti nya sudah berani santai dengan ku." Ucap Leon sembari menyipitkan matanya menatap kepergian Rena dihadapan nya.

"Harus nya aku beri dia pelajaran dulu biar tahu yang namanya hormat kepada atasan." Gumam Leon sebelum kembali membuka laptop yang masih menayangkan vidio panas.

Leon berkeringat dingin memandangi layar laptop nya saat ini, ketika adegan ranjang yang memperlihatkan seorang wanita bermain kuda-kudaan dengan kekasih pria nya. "Astaga, pasti enak kalau dibawah." Ucap Leon yang sangat berkonsentrasi.

"Pacar gak ada, aku juga gak mau di jodohkan sama sembarang orang oleh papah dan lagi tidak mungkin aku menyewa dedek gemas." Gumam Leon.

Leon menaikan satu alisnya, tepat saat Rena kembali keruangan nya. "Rena." Panggil Leon.

Rena menoleh pada bos nya dengan senyuman seperti biasanya. "Malam ini temani saya kesuatu tempat." Ucap Leon membuat Rena menaikan satu alisnya kebingungan.

"Harus ya dengan saya?" Tanya Rena dengan wajah bodoh nya.

Leon mengangguk. "Kamu itu sekretaris saya apa bukan?" Tanya Leon dengan pandangan mengancam.

Rena mengangguk cepat. "Sekalian, kamu belum pernah saya uji kan keterampilan nya dari awal masuk jadi sekretaris saya." Ujar Leon yang diangguki Rena kembali.

Padahal Leon sudah menguji satu hal, yaitu masakan Rena yang enak nya bukan main. Hanya saja pria itu tidak mau mengakui nya dengan benar pada Rena. "Pulang langsung ikut saya, karena dari atas sampai bawah tubuh mu harus diubah dulu." Ucap Leon sembari tersenyum miring.

Rena mengangguk nurut, lalu Leon berdiri untuk memenuhi panggilan klien sesuai dengan jadwal yang sekretarisnya sampaikan pada nya. "Mau kemana pak?" Tanya Rena melihat Leon beranjak dari duduk nya.

Leon menggeleng lalu menghela napas berat. "Lihat jadwal saya Rena!" Omel Leon sebelum pergi meninggalkan Rena yang masih setengah berfikir.

Rena mengambil catatan kecil nya dan benar saja melihat ulang jadwal Leon. "Astaga, bertemu klien!" Ujar Rena dengan panik sembari berlari menyusul Leon yang sudah lebih dulu berada didepan.

Rena duduk disamping Leon sembari mencatat perbincangan sang bos dengan klien nya. Beberapa perdebatan juga dilakukan diruangan tertutup ini dengan terang-terangan. Pertemuan klien disebuah restaurant besar dan mewah dengan gaya Jepang kuno yang masih ditanamkan sejak lama.

"Keren." Gumam Rena sembari memperhatikan sekitar ruang VIP yang kini sedang ditempati mereka.

"Kalau begitu kita sudah sepakat dengan nilai akhir." Ucap Leon yang bekerja dengan serius, sangat berbeda ketika sedang bersantai di ruanga kantor nya.

Seorang mengentuk pintu setelah itu menggeser nya dan pemandangan kini menampikan sesosok pria tampan muda yang nampak sedikir lebih muda dari mereka. "Seumuran Ray seperti nya." Pikir Rena.

"Anak saya sudah datang." Ucap klien Leon.

Leon mengangguk. "Perkenalkan saya Yuda." Ucap pria yang baru saja masuk kedalam.

Rena tersenyum melihat paras Yuda yang tampan, Leon membalas uluran tangan pemuda kecil itu. "Saya harap kita bisa bertemu lagi di perjamuan bisnis tahun ini. Apa anak ini yang akan meneruskan bisnis mu?" Tanya Leon kepada klien nya itu.

Klien Leon tersenyum dan terlihat sangat membanggakan anak nya. "Saya harus pergi untuk pertemuan selanjutnya, untuk kontrak saya harap penandatangan nya bisa di dalam perusahaan saya." Ucap Leon yang diangguki klien nya itu.

Rena menatap sinis Leon, dengan orang yang lebih tua saja pria itu dapat dengan mudah nya memberikan wajah sinis tanpa ekspresi. Saat Rena melangkah hendak keluar mengikuti Leon dari belakang tak sengaja dirinya menginjak sesuatu di kaki nya.

Ternyata sebuah gelang yang tergelatak dibawah sana, saat Rena berfikir untuk mengabaikan nya ia kembali berfikir dua kali. "Yuda." Panggil Rena saat itu.

Yuda menoleh pada Rena yang memanggil nya. "Apa gelang ini milik mu?" Tanya Rena sembari menunjukan gelang nya.

Yuda dengan cepat berjalan menghampiri Rena. "Betul." Ucap Yuda yang dengan cepat merebut barang tersebut.

Rena tersenyum manis seperti biasanya dengan ramah. "Untuk selanjutnya, jaga baik-baik barang yang sekiranya sangat penting untuk mu." Ucap Rena membuat Yuda seketika terhipnotis dengan senyuman dan kalimat wanita itu.

Rena pamit dan berlari mengejar Leon yang seperti nya sudah sampai didalam mobil. "Kemana saja?" Tanya Leon dengan nada dingin.

Rena bukan nya menjawab malam meminta maaf saat itu, hingga di tengah perjalanan wanita itu mulai mendekati Leon dan menanyakan kemana dirinya akan dibawa nanti malam.

"Nanti malam?" Tanya Leon mengulangi kembali pertanyaan Rena.

Leon nampak pura-pura berfikir. "Temani saya ke club malam." Ucap Leon dengan senyuman tanpa dosa seperti biasanya.





Next bab:
"Bapak mau kemana?"
"Tergantung...saya harus mendapatkan wanita malam ini, kalau gagal terpaksa kamu yang akan saya bawa pulang kerumah...."
"Kamu suka saat saya menyentuh mu?"
Wanita itu mengangguk. "Suka."

Perverted Boss ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang