Sesampainya disebuah hotel, Leon mandi untuk mempersiapkan dengan segera rapat hari ini. "Rena!" Panggil Leon.
Rena menyusul Leon yang sudah berada didalam sana. "Tolong siapkan baju saya untuk rapat diatas kasur, saya mau langsung mandi." Ucap Leon yang sudah bertelanjang dada.
Pria itu hendak membuka celana kerja nya, namun melihat Rena yang masih disana membuat nya mengurungkan niat. "Kalau kamu jatuh cinta dengan saya bisa gawat." Ucap Leon sembari pergi kedalam kamar mandi.
Rena hanya terdiam sebelum kembali merapihkan pakaian yang akan dikenakan Leon. Wanita itu merapihkan nya sembari meletakan nya di atas kasur sesuai dengan perintah Leon.
Dirinya juga mengambil pakaian ganti nya dan ikut meletakan nya diatas kasur. "Handuk Rena!" Teriak Leon membuat Rena segera mengambilkan handuk yang ternyata diletakan dilemari.
Sebenarnya ada handuk didalam kamar mandi, hanya saja Leon sengaja ingin mengerjai sekretarisnya. "Kamu itu harus saya perbanyak kerjaan ya, melihat dirinya yang terus menganggur." Ucap Leon sembari memasang handuk pemberian Rena di pinggang nya.
"Baju saya mana?" Tanya Leon
Rena menujukan letak baju Leon yang sudah disiapkan sesuai perintah pria itu. "Hm, pilihan mu tidak buruk." Ucap Leon sembari memakai kemeja nya tepat dihadapan Rena.
"Kamu gak ada ngomong, apalagi sakit gigi?" Tanya Leon sembari mengancingkan kemeja nya.
Dilanjut dengan membuka handuk nya untuk memakai dalaman, saat itu tiba Rena dengan cepat memalingkan pandangan nya. "Refleks yang bagus." Ucap Leon memuji Rena.
Rena mengangguk sembari tersenyum. "Gantian kamu yang mandi, sana masuk saya tungguin sekalian." Ucap Leon.
Rena dengan cepat pergi masuk kedalam kamar mandi. "Dia kembali menjadi Rena yang aneh." Gumam Leon sembari meresleting celana kerja nya.
Leon melirik baju Rena yang masih berada diatas kasur. "Ceroboh." Ucap Leon kala itu.
Leon mengambilkan baju beserta dalaman Rena. "Dasar bocah SD." Ucap Leon kembali saat melihat bra milik Rena.
Tok tok tok
Leon mengetuk pintu kamar mandi, membuat Rena membukakan dan mengintip sedikit lewat celah pintu. "Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rena dengan polos nya sampai ingin Leon cubit rasanya."Baju ketinggalan, atau sengaja ingin ganti baju di depan saya?" Goda Leon.
Rena menggeleng. "Terimakasih pak." Ucap Rena sebelum kembali menutup pintu kamar mandi.
Rena selesai mandi dan keluar dengan baju yang sudah rapih, dirinya mengikat pita kecil yang berada didada nya ketika itu. "Dasi." Ucap Leon dengan tampan nya bersender pada pintu masuk kamar hotel.
Rena melebarkan matanya karena sempat kelupaan dengan itu. "Dasi bapak saya benar-benar lupa." Ucap Rena sembari membongkar koper dan untungnya menemukan satu disana.
"Ini pak." Ucap Rena sembari mengulurkan tangan nya.
"Pakein dong Rena, masak harus saya yang pake sendiri." Ucap Leon.
Rena mengangguk, lalu memakaikan dasi tersebut ke leher Leon. "Saya suka." Ucap Leon ketika melihat mata lentik milik Rena.
Rena menatap mata Leon dengan bingung. "Suka apa pak?" Tanya Rena dengan polos nya.
Mata Leon melarikan diri, membuang pandangan nya dari arah mata Rena. "Suka warna dasi nya." Ucap Leon dengan menatap Rena cuek.
Rena mengangguki hingga wanita itu merapihkan kembali dasi Leon, dengan sentuhan akhir tangan nya. "Sudah pak." Ucap Rena.
Akan tetapi kala itu Leon berhasil membalikan tubuh sekretarisnya hingga pria itu terlihat mengukung tubuh Rena. "Mau coba berciuman?" Tanya Leon tanpa mendengar lebih dulu jawaban dari Rena, pria itu sudah mencium bibir wanita dihadapan nya secara mendadak.
Rena melebarkan matanya, sedangkan Leon masih asik mengulum lembut bibir sekretarisnya. "Hmpph." Lenguh Leon sebelum melepas bibir nya dari bibir Rena.
"Lumayan untuk cemilan sebelum rapat." Bisik Leon menggoda Rena.
"Sudah siapkan laporan nya, kita langsung ketempat." Ucap Leon sembari mengeluarkan smirknya saat itu.
Berbeda dengan Rena yang masih harus menyadarkan diri nya akan kejadian barusan. "Benarkah pak Leon yang mencium bibir nya, tapi atas dasar apa?" Kurang lebih begitulah pikiran dari Rena saat ini.
Mendengar nama nya dipanggil dua kali dari luar, Rena segera memakai sepatu hak nya tak lupa untuk membawa dokumen-dokumen penting milik Leon.
Di tempat rapat, Rena merasa kurang fokus dan membuat nya terus meminum banyak air. Hingga perut nya terasa kembung dan ingin pergi ke toilet. Melihat jam ditangan nya membuat Rena semakin tidak kuat menahan nya, karena rapat nya masih tiga puluh menit lagi selesai.
"Rena!" Panggil Leon meminta wanita itu mendekat padanya.
Rena mengangguk dan mendekati Leon. "Ada apa dengan wajah mu?" Tanya Leon melihat wajah pucat Rena.
Rena mendekat dan sedikit membungkuk. "Saya kebelet buang air kecil." Bisik Rena membuat Leon kegelian saat itu.
Bukan nya membantu tangan Leon malah masuk kedalam rok pendek yang tengah dikenakan Rena dari belakang. Padahal di depan mereka masih ada klien yang menunggu kesepakatan terakhir.
"Bapak." Gumam Rena sembari mengigit bibir nya karena merasa tangan Leon begitu mengganggu dan malah membuat wanita itu semakin ingin buang air kecil.
Leon tertawa dalam hati nya sembari melihat kembali beberapa dokumen di hadapan nya saat ini.
.....
Mohon maaf, part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook. Link pembelian ada di bio profil wattpad ini. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya kepada penulis.
Link di bio wattpad profil saya ya, klik sesuai judul yang tertera/keinginan kalian terimakasih. Jika ada yang ingin di tanyakan jangan sungkan, untuk story ini sudah tamat cukup lama disini. Karena itu saya sengaja siapkan 4 bonus bab di dalam ebook nya (hanya terdapat di ebook nya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perverted Boss ⚠️
Romance⚠️21+ Leon selaku CEO dari sebuah perusahaan kini membutuhkan sekretaris baru, tapi syarat yang ia inginkan adalah seorang wanita berdada besar dan pinggul lebar. Akan tetapi wanita berama Rena menghancurkan segala fantasi mesum nya, dan leon akan...