Rena pusing karena tidak bisa tidur, malam ini dirinya terus saja di kirimi pesan singkat juga panggilan singkat dari Leon bos nya. Entah pria itu meminta saran bagaimana posisi tidur yang enak saat tangan nya sedang terluka lah, atau tatacara meletakan odol pada sikat gigi dengan satu tangan.
Yang pasti Rena merasa sangat lelah dibuat Leon. "Mau sampai kapan pak bos kirim pesan ke aku?" Gumam Rena sembari melihat jam di atas meja nya menujukan pukul dua malam.
"Apalagi pak?" Tanya Rena mengetik pesan untuk dikirimkan ke Leon.
"Nanti pagi kamu masakin saya apa?" Balas Leon pada pesan nya.
Rena menghela napas nya, lalu kembali membalas pesan singkat Leon. "Besok saya masak daging tumis." Balas Rena pada pesan Leon.
Di tempat Leon, pria itu tak berhenti tertawa karena sukses mengerjai sekretarisnya. "Memang nya jadi sekretaris saya semudah itu apa?" Ucap Leon dari tempat nya.
Leon memandang jam di kamar nya yang menujukan pukul setengah tiga pagi. "Gak kerasa banget ngerjain Rena sampai jam segini." Ucap Leon.
Leon mematikan ponsel nya dan segera tidur meninggalkan pesan dari Rena yang tak dibalas nya sampai jam delapan pagi datang. Leon segera mandi dan bersiap-siap, sedangkan Rena nampak tengah memasak di kediaman nya sendiri.
"Bagi uang jajan." Pinta Ray pada Rena.
Rena menaikan satu alisnya. "Kemarin udah kakak kasih lebih, memang nya masih kurang?" Tanya Rena kebingungan dengan adik nya yang sangat boros.
Ray mengangguk. "Buat ajak jalan pacar kamu ya jangan-jangan?" Tebak Rena membuat adiknya langsung menggeleng dengan wajah memerah
"Aku gak punya pacar, jangan ngasal deh." Kesal Ray.
Rena tersenyum kecil sembari memberikan uang jajan untuk adik nya. "Sekitar lima sampai enam orang wanita yang kakak temui di bawah nyariin kamu kemarin." Ucap Rena yang memang betul adanya.
Paras kedua bersaudara itu memang memiliki aura ketampanan dan kecantikan yang berbeda. "Biarkan saja, aku gak peduli ini." Ucap Ray seperti anak remaja labil lain nya.
"Mau aku anter ke kantor dulu, sebelum aku ke sekolah?" Tawar Ray.
Rena menggeleng. "Jangan sampai kamu terlambat sekolah, sudah sana cepat berangkat kesekolah." Ucap Rena yang diangguki Ray hingga pria itu betul-betul berangkat kesekolah tanpa sang kakak.
Balik lagi ke Rena, wanita itu sedang mencicipi masakan daging yang ia buat untuk bos nya. "Sudah enak semua nya, tinggal masukin ke tempat makan. Satu punya pak bos, satunya lagi untuk aku makan siang biar ngirit." Ucap Rena sebelum berangkat ke kantor.
Rena sekarang berada di depan meja pribadi Leon, dengan pemilik nya yang kini sedang tertidur disana. "Pak." Panggil Rena pada Leon yang masih memejamkan matanya dan menumpukan dagu nya diatas meja.
"Kalau bapak tidur saya pergi ya?" Ujar Rena sembari pura-pura menghentakan kaki nya.
Hasil nya ternyata berhasil membangunkan Leon dan membuka mata pria itu. "Sarapan nya saya siapkan sekarang ya?" Tanya Rena.
Leon mengangguk dengan mata yang sedikit merah. "Sudah lama saya gak lembur." Ucap Leon.
Rena yang mengetahui alasan Leon lembur hanya tersenyum kecil saja pada pria itu. "Ini pak, silahkan dimakan." Ucap Rena sembari membuka kotak makan yang berisikan daging tumis hasil dari masakan nya.
"Dari bau nya boleh juga." Ucap Leon sembari mengambil sendok yang telah disiapkan Rena.
Leon menyerok daging beserta nasi nya dengan sendok yang ia pegang menggunakan tangan kiri. "Tunggu, jangan makan pakai tangan kiri gak boleh tahu!" Ujar Rena merebut perlahan sendok di tangan putih bersih milik bos nya, Leon.
"Saya saja yang suapkan makan nya." Ucap Rena sembari membawa sendok yang sudah berisi makanan ke depan mulut Leon.
Leon terdiam sejenak, lalu mengangguk dan langsung menyambar isi sendok itu dengan mulutnya. "Bagaimana?" Tanya Rena.
Leon yang sedang mengagumi rasa masakan Rena pun menjadi terganggu. "Biasa saja, standarlah rasanya." Ucap Leon pada Rena.
Rena mengangguk sedangkan Leon yang berbohong harus menahan mati-matian dengan rasa enak yang sedang di rasakan mulut nya. "Suapin lagi." Pinta Leon pada Rena.
Rena tersenyum senang dan mulai menyuapi Leon untuk yang kedua dan seterusnya kali. Padahal awalnya ia meminta Rena memasakan sarapan karena ingin berniat mengerjai sekretaris nya saja.
"Hari ini kamu memakai pakaian yang lumayan baik dari hari kemarin, besok kalau mau lebih baik lagi cari rok yang lebih pendek dari ini." Ucap Leon sembari meraba paha Rena walau hanya sejenak dilakukan nya.
Rena mengangguk mengiyakan seakan habis mendapatkan siraman ilmu dari seseroang yang berpendidikan.
Selesai makan, Rena kembali merapihkan alat makan yang baru dipakai Leon. "Saya keluar ya pak." Ucap Rena sembari membawa satu tentengan bekal baru lagi yang bisa dilihat Leon.
"Rena!" Panggil Leon sebelum wanita itu keluar dari ruangan nya.
"Apa tempat bekal yang kamu pegang itu menyajikan lauk yang sama?" Tanya Leon meragu.
Rena mengangguk. "Bekal makan siang saya." Ucap Rena pada Leon.
Leon mengangguk. "Lima ratus ribu untuk bekal makan siang mu, apa mau ditukar dengan uang tunai milik saya?" Tawar Leon membuat Rena melebarkan matanya.
"Apa lima ratus ribu masih kurang?"
Next part:
Pria itu mencoba meraba bagian tubuh sang wanita, untuk berniat menggodanya. Akankah wanita itu merasakan kesenangan seperti apa yang pria nya rasakan."..... pak Leon, apa mesti melakukan nya dengan saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perverted Boss ⚠️
Romance⚠️21+ Leon selaku CEO dari sebuah perusahaan kini membutuhkan sekretaris baru, tapi syarat yang ia inginkan adalah seorang wanita berdada besar dan pinggul lebar. Akan tetapi wanita berama Rena menghancurkan segala fantasi mesum nya, dan leon akan...