Leon mendengar panggilan dari ponsel Rena, dengan inisiatif nya sendiri pria itu mematikan nya. "Ray lagi, pacarmu itu berisik sekali." Gumam Leon sembari menubruk tubuh Rena yang berada dibawah nya.
Leon sengaja memeluk Rena dari atas dan tidur disana. "Apa saya berat?" Tanya Leon.
Belum mendengar jawaban dari Rena pria itu sudah lebih dulu mengganti posisi dengan wanita itu yang berada dipelukan nya kini. Leon memeluk Rena dari belakang dengan posisi menyamping diatas sofa. "Enak." Ucap Leon yang terlihat sangat nyaman di posisi itu.
Rena hanya diam dan bingung harus melakukan apa. "Jangan percaya diri dulu ya saya meluk kamu, malam ini saya capek dan butuh guling." Ucap Leon masih dengan memeluk wanita itu begitu kencang.
Rena semakin bingung dikala pelukan bos nya dibelakang semakin erat saja, ia bahkan kesulitan bergerak sama sekali. Sekali menggerakkan bokong nya yang terasa hanya sebuah jendolan di sana, kira-kira benda apa yang tadi menabrak diantara belahan paha nya.
"Jangan bergerak aktif Rena, kalau kamu tidak mau menjadi santapan malam saya." Ucap Leon.
Rena mengangguki, selalu menurut dengan apa yang Leon ucapkan padanya. "Jantung saya berdebar." Ucap Rena pada Leon yang berada dibelakang nya engah memejamkan matanya.
"Benarkah?" Bisik Leon pada Rena.
Rena mengangguk. "Tanda nya kamu sedang gugup didekat saya, biasanya hal itu dirasakan oleh seseorang yang sedang jatuh cinta." Ucap Leon.
Rena mengangguk setuju. "Berarti saya jatuh cinta sama bapak gitu?" Tanya Rena membuat pipi Leon memerah.
"Jangan ngasal kamu, Rena dilarang jatuh cinta dengan saya." Ucap Leon membuat Rena mengangguki lagi.
Entah kenapa Leon kesal dengan sikap Rena yang terlalu penurut pada nya, padahal inilah kemauan nya. Seorang sekretaris yang hanya mengangguk dan tidak berani menggeleng ketika diperintah oleh nya. Akan tetapi, bagaimana jika Rena menurut saja kalau dirinya suruh pergi suatu saat nanti?
Leon menghela napas nya tepat di belakang leher Rena membuat wanita itu sedikit merasa kegelian. "Geli ya?" Bisik Leon pada Rena ketika melihat wanita itu kegelian.
Rena mengangguk. "Rasanya geli saat napas bapak sangat terasa di leher saya." Ujar Rena membuat Leon tertawa kecil.
"Saya tidak pernah menemukan wanita seperti mu." Ucap Leon yang didengar betul oleh Rena.
Leon mengangguk. "Begitu ya?" Ujar Rena.
Tak sadar kini Leon yang lebih dulu tertidur, sedangkan Rena yang sedari tadi memanggil bos nya tapi tidak dijawab memilih untuk membalikan badan nya menghadap pada Leon.
Tak disangka bos nya sudah tertidur dengan wajah tampan disana. "Bos." Panggil Rena.
Sudah pasti Leon yang masih tertidur pulas tidak bisa menjawab nya. "Saya boleh pulang?" Tanya Rena berbasa-basi.
Rena menghela napas nya. "Pak Leon, jangan pecat saya. Saya masih mau belajar menjadi lebih baik lagi, tolong bimbing saya hingga dapat memuaskan bapak dalam bekerja." Ucap Rena sebelum dirinya ikut tertidur dipelukan Leon saat ini.
Baru beberapa hari mereka kenal, entah mengapa Rena sudah begitu mempercayai Leon. Seandainya Rena lepas dari Leon, mungkinkah wanita itu akan merasa sedih.
Mungkin perasaan ini belum bisa disebut cinta oleh Rena, lebih tepat nya wanita itu sekarang sungguh menanamkan kepercayaan pada lelaki bernama Leon yang menurut nya sangat baik padanya itu. Rena tidak pernah merasa Leon sering membuli bahkan menganggu nya.
Hanya sedikit menyebalkan dan tidak ada yang lebih dari kenyataan itu. "Rena bodoh." Gumam pria yang sampai saat ini masih setia memeluk tubuh Rena tanpa membuka matanya sedikitpun.
Pagi hari nya, Rena dan Leon berangkat berdua ke kantor. "Ada apa?" Tanya Leon ketika Rena terus memperhatikan nya.
"Saya tampan ya sampai gak ngedip gitu?" Tanya Leon dengan sombong nya.
Rena dengan cepat mengangguk setuju. "Bapak tampan!" Ucap Rena membuat Leon yang kini jadi malu-malu kucing.
Leon masuk ke dalam kantor nya. "Jangan masuk sebelum saya panggil!" Perintah Leon galak, sebelum menutup pintu ruangan nya pada Rena.
Rena mengangguk dengan senyuman di bibir nya. "Siap pak Leon." Ucap Rena pada Leon.
Leon yang masih dengan senyuman nya menuju ke tempat duduk nya hingga tak menyadari ada seseroang disana. "Hai, kak Leon." Sapa seorang dari sofa di dekat ruangan Leon.
"Rose?" Panggil Leon tak menyangka siapa yang ada diruangan nya saat ini.
Wanita yang bernama Rose itu tersenyum hingga Leon ikut terduduk dihadapan wanita itu. "Bagaimana bisa?" Ujar Leon yang tahu betul Rose adalah model milik luar negeri.
"Kamu punya waktu untuk kemari kenapa gak bilang aku?" Tanya Leon.
Rose tersenyum. "Bukankah hal pertama, harus nya peluk aku dulu baru kita bicara panjang lebar?" Goda Rose si wanita yang nampak cantik bak model itu.
Leon membalas senyuman wanita itu dan memeluk tubuh Rose saat itu juga yang berpantat bohai, pria itu juga tidak segan-segan meremas bokong wanita di pelukan nya. "Dada mu bertambah besar ya Rose." Bisik Leon kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perverted Boss ⚠️
Romance⚠️21+ Leon selaku CEO dari sebuah perusahaan kini membutuhkan sekretaris baru, tapi syarat yang ia inginkan adalah seorang wanita berdada besar dan pinggul lebar. Akan tetapi wanita berama Rena menghancurkan segala fantasi mesum nya, dan leon akan...